Happy reading<3
Enjoy!
Disaat sahabat-sahabatnya langgeng dengan pacar-pacar mereka semenjak kuliah, justru hanya April lah yang masih sendiri. Namun, bukannya ia tidak laku atau bagaimana. Sebaliknya, April menghabisi waktu senggangnya untuk berkencan dengan pria-pria yang entah ia temui di mana dan tidak ada satupun dari mereka yang menjadi pacarnya. Bukan karena April 'di PHP-in' saat seperti kuliah dulu. Justru ia sendiri yang meninggalkan mereka. Entah kenapa, April menganggap mereka itu tidak benar-benar tulus menyukainya dan merasa bahwa mereka hanya 'penasaran' padanya.Karena dulu semasa kuliah, April pernah dekat dengan tiga orang cowok. Dan tentunya, dari mereka semua, berbeda-beda tempat dan waktu saat PDKT. Dan... Ya. Entah bagaimana ceritanya, atau di mana letak salahnya, para gebetannya itu malah kedapatan jadian dengan para sahabat-sahabatnya. Mungkin dari situ April sudah malas memikirkan cinta-cintaan lagi.
Sehingga jika ada yang bertanya bahwa kenapa ia tidak memiliki pacar, April memilih menjawab. "Nggak semua orang punya pacar. Tapi, semua orang pasti punya jodoh." Jawaban yang paling aman. Karena di umur yang sebentar lagi akan menginjak usia 25 tahun, April kerap sekali ditanyakan kenapa masih sendiri. Dan itu sangat amat membuatnya tak nyaman.
Semesta memang sering bercanda dengannya. Saat lulus kuliah, sahabat-sahabatnya langsung mendapatkan pekerjaan sesuai profesi mereka. Sedangkan April? Perlu waktu satu tahun menganggur karena tidak kunjung di terima perusahaan hingga pada akhirnya, April berada di puncak pasrah. Sehingga Ibunya yang baik hati itu datang padanya. Menawarkan untuk bekerja di Butik saja. Dengan hati yang putus asa, akhirnya April menyetujui tawaran Ibunya itu.
Padahal sewaktu kuliah, April mengambil jurusan Hukum. Beruntung semenjak kecil ia sudah bisa menggambar dan mau belajar menjahit. Lalu beranjak remaja, April diajarkan oleh Ibunya untuk mendesain baju. Jadi, tidak susah-susah amatlah bekerja di Butik ibunya. Hanya perlu mengasah kemampuannya sedikit lagi, lalu April sudah bisa mendesain baju-baju pesanan orang-orang kelas atas seperti sekarang. Thank god.
Terkadang, April juga ingin hidup di dunia Harry Potter yang bisa menyihir. Maka April akan mengubah bentuk wajahnya menjadi yang paling cantik seperti Ariel Tatum. Punya bodi bagus, paras yang rupawan, digemari banyak orang. Pasti akan terasa menyenangkan. Namun, meski begitu ia perlu bersyukur karena masih diberikan napas dan paras yang walau tidak cantik, tapi tidak jelek-jelek amat kok. Ingat kata Ibunya, bahwa April itu cantik.
"Kamu bawa apa itu?"
Seolah ditampar realita, April lantas mengerjapkan matanya. Padahal April sudah berkhayal menjadi Ariel tatum. Namun, saat menatap Gama yang menatapnya penasaran berhasil membuatnya sadar. Ia masih menjadi Aprilia Deepshika yang manis. "Makan siang yang udah nggak siang lagi," April mengangkat paper bag di tangannya.
"Nggak tau deh ini masih enak apa engga, buang aja." Sebenarnya masih layak dikonsumsi. Bahkan kotak makanan itu masih terasa hangat. Namun mood April mendadak jelek, entah karena apa. Dan juga, tidak biasanya ia berubah menjadi insecure begini saat melihat Tasya tadi. Padahal wajah Tasya tidak sedang mengenakan make up. Sialnya, tetap cantik.
"Itu buat aku kan? Kok di buang. Sini-sini. Kebetulan aku belum makan siang. Yuk masuk."
Namun, saat April memasuki ruangan Gama, matanya menangkap beberapa makanan cepat saji di atas meja yang sudah tersentuh. Belum makan? Lalu itu di atas meja apaan kalau bukan makanan!? Duh, mendadak April jadi sensi sendiri.
"Aku nggak makan. Itu tadi, punya Tasya. Kamu tahu, kan, aku menghindari makanan junk food seperti itu akhir-akhir ini." Gama segera menjelaskan.
Menarik napas pelan, April lantas menghentikan langkahnya. "Gama. Aku buru-buru, nih. Kamu nggak apa-apa, kan, makan sendiri? Aku perlu balik ke butik." Sebenarnya tidak. Namun, April hanya ingin kembali ke rumah secepatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amazing April
Romance"Nggak semua orang punya pacar. Tapi semua orang, pasti punya jodoh." * Sudah baper, sudah dekat, tinggal menunggu jadian. Eh, dia malah jadian dengan sahabat sendiri. April pernah mengalaminya. Dan sialnya, itu bukan hanya kejadian sekali saja. Ta...