Happy reading<3
Vote dulu ya sebelum baca hehe
.
.
."Ke apartemen Gama lagi?"
"Mampir doang, kok."
Bela memutar bola matanya lalu beralih melirik si Kucing yang belum juga memiliki nama itu, sedang berada di pangkuannya. "Cing, majikan lo, nih, pura-pura bego apa gimana?" tanyanya pada si hewan berbulu yang malah mengeong tidak peduli. Melihatnya, membuat April tergelak. Apa yang bisa diharapkan oleh hewan malas itu?
"Nggak usah ketawa-ketiwi. Jadi setelah lo melihat Gama sama Tasya di restoran itu, lo malah menyetujui ajakannya ke apartemen? Gosh! Gue nggak ngerti lagi." Bela meniup poninya sebelum menggelengkan kepalanya, tidak habis pikir dengan tingkah sahabatnya yang satu ini.
April memajukan bibirnya. "Gue penasaran," jawabnya yang malah membuat Bela semakin gemas.
"Penasaran apanya Aprilia Deepshika? Bagian mana dari cerita gue yang belum lo paham?"
April berdecak. "Lo tenang aja. Persetan kalau Gama jadiin gue pelarian atau apalah itu seperti yang lo bilang, gue nggak peduli. Yang pasti, sekarang ada suatu hal yang bikin gue penasaran."
"What?"
April memajukan badannya. "Bel. Gue penasaran banget sama—"
Bela melotot. "April, plis deh."
"Ck! Dengerin dulu! Tahu nggak, apa yang di lakuin Tasya pada Gama akhir-akhir ini?"
Bela menggeleng. "Ya mana gue tahu. Penting amat?"
"Dia mulai ngedeketin Gama lagi, dan parahnya, si selingkuhan Tasya yang sekarang jadi pacarnya. Eh gue lupa siapa namanya?" April tetap melanjutkan ceritanya meskipun ditanggapi malas-malasan oleh sahabatnya itu.
"Dani."
April mengangguk antusias. "Iya! Si Dani. Akhir-akhir ini katanya Tasya sering berantem sama Dani. Dan puncaknya, malam itu mereka terlibat perkelahian gitu. Gue nggak tahu pasti ceritanya gimana, malam itu si Tasya langsung nelepon Gama untuk ke tempatnya saat itu juga."
Bela berdecak. "Nggak ngerti lagi gue sama si Tasya. Maunya apa, coba?"
"Nah, makanya itu." April ikut-ikut berdecak seperti Bela, apalagi saat ia mendengar ceritanya langsung dari Gama waktu itu semakin membuatnya gondok saja. "Coba tebak. Malam itu, Gama nyamperin si Tasya, apa enggak?"
"Ya jelas dia nyamperin lah, seperti yang gue bilang, Gama tuh bucin banget sama mantan pacarnya itu. Apa lagi—"
"No beb. Dia nggak ke tempat Tasya," potong April cepat. "Dia malah ke tempat gue coba? Gue kira siapa malam-malam ngetok pintu, taunya dia." April terkikik sendiri membuat Bela memutar bola matanya.
"Si Gama suka beneran kali, ya, sama lo?" celetuk Bela yang ditanggapi April dengan mengangkat kedua bahunya.
"Nggak ngerti juga."
Bela hanya diam saja sementara April sudah sibuk memainkan ponselnya. Terlebih lagi ada sebuah chat masuk yang merupakan pesan dari Rehan membuat April spontan mengumpat. "Shit! Gue lupa."
Bela yang tengah mengelus si Kucing, sedikit kaget saat tiba-tiba April mengumpat. Lalu bertanya, "Kenapa?"
"Gue ada janji sama Rehan mau nemenin nyari kado buat Maminya. Astaga, gue lupa banget!"
Bela mengangkat alisnya. "Rehan?"
April tidak menjawab pertanyaan Bela karena kini jarinya sudah sibuk mengetikkan sebuah chat untuk Rehan, meminta maaf karena ia benar-benar lupa, lalu menawar kalau bagaimana diganti besok saja, dan Rehan dengan cepat membalas OK. Setelahnya April meletakkan ponselnya di meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amazing April
Romance"Nggak semua orang punya pacar. Tapi semua orang, pasti punya jodoh." * Sudah baper, sudah dekat, tinggal menunggu jadian. Eh, dia malah jadian dengan sahabat sendiri. April pernah mengalaminya. Dan sialnya, itu bukan hanya kejadian sekali saja. Ta...