Part Dua Puluh Sembilan

7.8K 676 18
                                    

Yang lupa ceritanya, boleh baca ulang ke part-part sebelumnya hahahaha

Happy reading
enjoy

Gama menatap April yang hanya diam sedari tadi. Tidak banyak mengeluarkan suara, perempuan itu hanya menjawab seadanya jika Gama bertanya. Atau hanya mengedikkan bahu sebagai respon dari pertanyaan Gama. Padahal beberapa menit yang lalu, April terlihat sama seperti biasanya. Maksudnya, perempuan itu masih ceria seperti sebelum-sebelumnya, dan banyak tingkah seperti yang memang seharusnya.

Kembali Gama melirik April yang sibuk mengunyah keripik dengan pandangan fokus ke sisi jendela mobil di sebelahnya. April bahkan tidak menatap Gama sedari tadi membuat pria itu bingung harus berbuat apa. Masalahnya, Gama sama sekali tidak tahu apa yang membuat April mendadak bad mood begini. Namun, jika Gama bertanya apa sebenarnya yang terjadi, yang ada April malah akan semakin merajuk.

Seraya menggaruk pelipisnya, Gama lantas menarik selembar tisu lalu mengelap dahinya yang berkeringat. Aneh, padahal AC mobil sudah dinyalakan tapi tetap saja ia merasa kegerahan.

"Mau pulang aja?" tanya Gama sembari melirik April.

April langsung menoleh membuat Gama sedikit kaget. Karena Gama pikir, April tidak akan menggubris pertanyaannya secepat itu.

"Kok pulang? Kan acaranya belum selesai, kamu mau aku di gosipin sama keluarga kamu?"

Gama meringis. Sebenarnya ia sudah bisa menebak apa yang membuat April bad mood. Pasti April tidak sengaja berhadapan dengan keluarga besarnya saat di dalam gedung tadi. Mengingat keluarganya apalagi Tante-Tantenya yang memiliki sifat keingintahuan yang tinggi, pasti April tidak nyaman jika ditanyakan pertanyaan yang menurut April tidak perlu dijawab.

"Jadi benar karena itu? Mereka nanya apa aja sama kamu? atau mereka ada bilang sesuatu yang nggak kamu suka?"

Kembali, April langsung menoleh ke sisi jendela mobil. Sementara tangannya kembali mengambil keripik lalu mulai mengunyahnya. Melihatnya, membuat Gama menerbitkan senyum geli. April yang seperti ini terlihat dua kali lipat lebih menggemaskan. Aneh pikirnya.

"Mau dong." Gama menunjuk menggunakan dagunya. Jelas sekali maksudnya adalah keripik yang berada di tangan April.

April menyodorkan kaleng keripik itu pada Gama. padahal April tahu betul Gama meminta disuapi karena terlihat jelas saat pria itu membuka mulutnya lebar-lebar. Tapi, kan, sekarang April sedang berada di mode bad mood. Walaupun Gama terlihat menggemaskan dengan ekspresi itu, April harus menahan dirinya.

Tidak boleh terpengaruh. Ingat! sekarang adalah mode bad mood.

Gama mulai memakan keripik itu dengan sorot mata yang tetap fokus pada April. Mengambil satu buah keripik, Gama menyuapkan pada April yang langsung diterima oleh perempuan itu. Tapi sedetik setelahnya, April langsung terpaku, seolah baru tersadar. Melihat itu membuat Gama terkekeh seraya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kamu tahu nggak, keripik pringles ini didesain dengan rumus Matematika." Gama mulai memancing dengan membuka obrolan santai seraya mengunyah keripik. Berusaha agar terlihat santai. Lalu kembali menyuapi April yang tetap menerima keripik itu walau ogah-ogahan.

"Nggak tahu," balas April sekenanya.

Gama meringis mendengar jawaban April yang singkat namun ia memilih tetap melanjutkan kalimatnya.

"Hyperbolic Paraboloid. Fungsinya untuk menjaga bentuknya tetap utuh dan nggak patah saat ditumpuk dalam kaleng kayak gini." Gama tersenyum melihat April yang mulai tertarik dengan ceritanya.

"Loh, iya juga, ya? Jadi tiap bentuk keripiknya ini sama semua?" April bertanya dengan raut wajah antusias membuat Gama mengangguk dengan senyum masih terlintas di bibirnya. Kembali Gama menyuapkan keripik itu pada April.

Amazing AprilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang