Happy reading
Vote dulu yuk, sebelum baca<3
.
.
.
Pagutan itu sudah terlepas beberapa saat yang lalu, namun keduanya seolah enggan untuk beranjak. April masih terduduk di atas meja, dengan tangannya yang masih memeluk leher Gama. Kepalanya ia jatuhkan ke dada pria itu seraya menghirup dalam-dalam aromanya. Terhitung hampir 10 menit mereka hanya saling mendekap, sebelum April kembali menegakkan posisinya. Kini ia sudah melompat turun dari meja lalu membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan."Jam berapa?" April bertanya untuk sekedar menghilangkan canggung yang tiba-tiba muncul. Tanpa menunggu jawaban Gama, ia sudah beranjak keluar dari ruangan itu untuk kembali memakai sepatunya.
Gama buru-buru menyusul, namun sebelum itu ia menyempatkan diri ke kamarnya, untuk mengambil dompet dan kunci mobilnya. Ia kembali lagi di ruang tengah, dan menemukan April sudah selesai memasang sepatunya.
"Aku antar," ujar Gama pelan.
April mengangguk dan mengikuti dari belakang sampai ia memasuki mobil Gama. Jangan mengira sepanjang perjalanan di mobil mereka hanya saling diam-diam. Karena justru, April lebih banyak bercerita dan untung saja, Gama tidak pusing menanggapinya. Pria itu merespon dengan baik tiap cerita yang di lontarkan April. Sesekali mereka tertawa pelan saat sedang bercerita.
Sampai Gama menghentikan mobilnya di kompleks rumah April. Sengaja April tidak menyuruhnya untuk berhenti tepat di depan pintu gerbang. Entahlah, ia malas jika di tanya-tanya oleh orang-orang di rumahnya.
Seperti saat ini, rupanya ibu April tidak sengaja melihat ia turun dari mobil berwarna hitam. "Pulang sama siapa itu, Dek? Kok Mama perhatiin kamu selalu turun dari mobil yang beda-beda begitu?"
"Sama temen Ma," jawab April seraya menyalimi ibunya.
"Loh, sepeda kamu mana? Itu lututnya kenapa?" tanya Mama saat melihat anaknya tidak pulang dengan sepedanya. Lalu wanita paruh baya itu melarikan pandangannya pada lutut April yang diperban kecil. "Kamu jatuh?"
"Oh ini," April menatap lukanya sekilas sebelum kembali menatap Ibunya. "Iya, tadi nggak sengaja kegores aspal. Karena tadinya tuh mau ngambil kucing di jalanan yang hampir aja ketabrak. Karena buru-buru April ngggak sadar lututnya luka," jelas April membuat Ibunya meringis.
"Lain kali hati-hati lho, Dek."
April hanya mengangguk saja dan segera berpamitan untuk ke kamarnya. Ia segera membersihkan diri saat merasakan badannya gerah. Setelah selesai April menyambar ponselnya dan melihat ada notifikasi pesan dari Gama. Ini kali pertama pria itu mengirim chat saat pulang dari Bali.
Gama: mau jemput jam berapa?
April mengurutkan dahi menatap sebaris chat di ponselnya. Jemput? Maksudnya jemput apa?
Jangan bilang...
Gama: kita perlu mengambil kucing di vet tadi. Kamu lupa?
April langsung tertawa dalam hati. Ia pikir maksud 'jemput' itu adalah mengajaknya kencan atau apa. Ia mulai mengetikan balasan chatnya.
April: sekarang aja gmn? Soalnya nanti aku ada kencan
Gama membalas chatnya tidak sampai sepuluh detik.
Gama: kencan?
April: iya, sama Bela, Reva, Aya. Mau ngumpul, jadi bakalan lama, bisa sampe malam.
Gama: astaga, aku pikir kencan apa
Gama: aku jemput sekarang ya
April: oke
![](https://img.wattpad.com/cover/270989311-288-k19065.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Amazing April
Romance"Nggak semua orang punya pacar. Tapi semua orang, pasti punya jodoh." * Sudah baper, sudah dekat, tinggal menunggu jadian. Eh, dia malah jadian dengan sahabat sendiri. April pernah mengalaminya. Dan sialnya, itu bukan hanya kejadian sekali saja. Ta...