Happy reading
Jangan lupa vote yaaa
.
.
.Biasanya di minggu pagi begini, April masih berada di atas kasur kesayangannya masih sedang memeluk guling lalu terus menyelami alam mimpinya, dan akan terbangun saat jarum jam menunjukan pukul sembilan pagi. Tak ayal Ibunya selalu memarahinya karena sangat tidak baik, jika anak perempuan bangun tidur terlalu siang.
Namun tidak untuk kali ini. Pagi-pagi sekali, April sudah siap dengan celana training dan kaos lengan pendeknya, tidak lupa dengan topi warna putih yang melindungi kepalanya dari sinar matahari. Lalu sneakers yang juga berwarna senada dengan topinya. Ya, untuk meningkatkan energi sekaligus untuk menjaga kesehatannya, April memilih untuk bersepeda di pagi hari.
"Loh, katanya mau lari pagi, Dek?" Mama yang baru saja keluar dari kamar, masih sambil mengenakan mukena mengernyitkan dahi menatap anak bungsunya.
"Iya, ini mau berangkat." April kembali menutup pintu gerbang setelah mengeluarkan sepedanya.
"Kok pake sepeda? Ya bukan lari dong namanya." Mama geleng-geleng kepala melihat April yang tersenyum lebar.
"Oh iya, ya? Maksudnya tuh sepeda pagi ma. Bukan lari pagi hehe," April mengulurkan tangannya untuk menyalimi Ibunya.
"Berangkat, ya Ma."
"Hati-hati Dek, jangan ngebut-ngebut lho."
April hanya mengangkat jempolnya dan mulai menaiki sepedanya lalu keluar dari area perumahan. Langit sudah terang, namun belum memunculkan matahari karena ini masih terbilang hampir pagi. April mendapati lumayam banyak orang yang berolah raga pagi, entah itu anak muda atau lansia.
Ada juga ibu-ibu yang sedang zumba, juga para lelaki dan perempuan seumurannya yang juga sedang menaiki sepeda dan lainnya memilih lari pagi. April sengaja memilih bersepeda pagi-pagi begini karena udara pagi lebih segar dan pamparan sinar matahari tidak seintens sore hari.
Tidak terasa sudah lumayan lama April bersepeda. Selain itu matahari juga sudah sepenuhnya timbul menghasilkan keringat yang bercucuran di kening dan leher April. Memilih untuk beristirahat sebentar, April mengambil handuk di lehernya dan mulai menyeka keringat di pelipis.
"Bubur Ayam, neng?"
April melirik pada penjual bubur yang menawarinya. Ternyata ia beristirahat di dekat warung Bubur Ayam. Dan saat April melihat ke dalam warung, ada banyak juga pelanggan yang sedang makan yang April tebak, mereka habis berolah raga juga sama seperti dirinya. Ada beberapa sepeda juga yang terparkir di depan.
"Boleh, Mbak. Nggak pake kacang ya? Terus Kerupuknya banyakin."
"Beres, Neng. Nunggu di dalam aja, masih ada meja kosong kok. Dari pada selonjoran di situ, nanti kesemutan lho. Soalnya neng manis."
April tertawa geli mendengarnya. "Mbak bisa, aja. Ya udah, saya masuk ya, Mbak."
Mendengar kata 'kesemutan' dari si penjual Bubur Ayam, April kembali teringat kejadian di Bali saat kakinya di gigit semut, lalu Gama yang mencarikannya minyak. Pun mengolesi minyak itu ke kakinya.
April mendengus karena malah memikirkan kejadian itu. Sesaat Bubur Ayamnya datang, ia mulai mengaduk buburnya, lalu mulai memakannya sampai habis. Bubur Ayam di sini sangat enak, namun ini kali pertama April makan di sini. Karena sebelumnya, ia hanya membeli di dekat rumahnya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amazing April
Romance"Nggak semua orang punya pacar. Tapi semua orang, pasti punya jodoh." * Sudah baper, sudah dekat, tinggal menunggu jadian. Eh, dia malah jadian dengan sahabat sendiri. April pernah mengalaminya. Dan sialnya, itu bukan hanya kejadian sekali saja. Ta...