Happy reading
Jangan lupa tap⭐yaa
Yuk, gratis kok hehe
.
.
."April, kenapa?"
April buru-buru tersadar dari lamunannya saat Reva menjatuhkan bokongnya di kursi. Ia menatap sekitar mencari-cari sosok Rehan, namun ia tidak menemukannya. Refleks April menghembuskan napas pelan membuat Reva menatapnya aneh.
April memperbaiki posisi duduknya, "mendadak perut gue sakit. Kayaknya mau dateng bulan, deh."
"Yaudah, istirahat aja. Udah mau jam sebelas." Reva menatap jam di ponselnya.
"Yang lain masih pada di luar. Gue nyariin lo karena nggak muncul-muncul lagi, taunya lagi ngadem di sini."
April hanya meringis saja. Karena sesungguhnya, ia berusaha menghindari Rehan yang dari gerak-geriknya, tampak ingin mengajak April berbicara. April sudah bisa membacanya. Makanya untuk menghindari itu, ia memilih menghindar dengan alasan izin ke toilet. Entah kenapa, ia tidak siap berbicara lagi dengan Rehan, semenjak beberapa tahun lalu mereka tidak lagi berkomunikasi.
"Oke deh. Gue masuk duluan, ya? Kalau misal anak-anak pada nanyain, bilang gue lagi kelonan sama bule." April kembali memusatkan perhatiannya pada Reva.
"Si kampret." Reva tergelak sendiri.
April hanya mengangkat bahu saja, dan meninggalkan Reva sendirian. Setelah kepergian April, Reva mulai beranjak dari duduknya menuju ke belakang, tempat yang lainnya sedang berkumpul. Ia celingak-celinguk mencari Andra dan saat menemukannya, refleks ia mengumpat pelan. Andra sudah teler di sudut meja.
"Hih, kenapa minum banyak-banyak sih?" Reva memapah Andra yang tampak meracau tidak jelas.
"Reva."
Terdengar suara seseorang memanggilnya dan saat Reva menoleh, ia melihat sosok Gama yang tampak berjalan kearahnya. Refleks ia menjatuhkan tangan Andra dari lehernya, membuat Pria itu tersungkur kembali di tempat duduknya.
"Aduh sakit sayang." Andra tampak mengusap-ngusap bokongnya namun Reva hanya mendengus saja. Ia kembali menatap Gama yang sudah berdiri di hadapannya.
"Kenapa, Gam?"
Gama menggaruk keningnya. "Lo lihat April, nggak?" tanyanya.
Reva menatap Gama dengan pandangan menyipit. Dan baru saja Reva akan meledek Gama, namun saat tangan Andra sudah melingkar di pinggangnya, membuat ia urung melakukan niatnya. Buru-buru Reva kembali mamapah Andra dan beranjak membawanya masuk, ia sampai lupa bahwa Gama masih menunggu jawaban darinya.
"Eh astaga gue lupa. Tadi April katanya lagi kelonan sama bule. Udah ah, gue bawa masuk Andra dulu."
Gama menatap kepergian Reva yang memapah Andra karena pria itu sudah mabuk. Mengingat tadi, Andra di kerjai habis-habisan oleh Rayan yang menyuruhnya untuk minum alkohol banyak-banyak. Alhasil, pria itu sudah teler di mejanya. Gama tidak minum. Ah, tidak terlalu banyak minum maksudnya.
Setelah perkenalan Rehan dan April tadi, April mendadak izin ke toilet dan tidak kunjung kembali sampai sekarang. Gama baru akan mencarinya, namun urung saat Rayan sudah menariknya untuk bergabung dengan yang lainnya. Termasuk Rehan tentunya.
Dan Gama pun, menghabiskan waktunya dengan mereka sampai hampir tengah malam. Setelahnya, ia baru bisa mencari April. Gama baru akan melangkah masuk, saat Rehan tampak memanggilnya dari belakang. Ia berbalik menatap sepupunya itu.
"Kenapa, Han?"
"Lo udah mau balik? Bentar lagi dong. Gue mau ngomong dulu sama April. Lo lihat dia nggak? Dari tadi nggak kelihatan lagi," ucap Rehan sesaat, sebelum kembali memusatkan perhatian ke ponselnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/270989311-288-k19065.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Amazing April
Romance"Nggak semua orang punya pacar. Tapi semua orang, pasti punya jodoh." * Sudah baper, sudah dekat, tinggal menunggu jadian. Eh, dia malah jadian dengan sahabat sendiri. April pernah mengalaminya. Dan sialnya, itu bukan hanya kejadian sekali saja. Ta...