Akhirnya mereka mendarat dengan selamat di Bandar Udara Ngurah Rai Bali, tepat pukul sembilan pagi. Villa Reva terletak di daerah seminyak, sehingga mereka langsung menuju ke sana setelah sampai di bandara.
Dan di sinilah mereka sekarang, tengah melihat-lihat tiap spot villa yang memang sangat bagus. April bahkan sampai berdecak takjub beberapa kali setiap ia melintasi ruangan-ruangan yang ada.
"Kamar mandinya model begini, nggak takut ada ulat bulu, yang?"
Andra meringis melihat model kamar mandi yang sangat menyatu dengan alam. Mengingat Andra yang sangat phobia dengan ulat bulu, kamar mandi dengan model begitu sangat tidak cocok untuk dirinya.
Reva tertawa mendengar komentar pacarnya, "tenang aja. Ini aman kok, nggak ada ulat bulunya," ujarnya berusaha meyakinkan.
"Ini pohon pisang beneran apa cuma pajangan doang yang?"
"Beneran lah tolol, masa pajangan," kali ini Rayan yang menjawab namun hanya di tanggapi Andra dengan menjulurkan lidahnya.
"Nggak ada kamar mandi yang lain yang? Aku nggak mau mandi di situ," komentar Andra lagi masih membahas masalah kamar mandi.
"Dibilangin nggak ada ulat bulunya sayang, astaga percaya deh sama aku," Reva kesal sendiri melihat pacarnya yang banyak tingkah.
"Tapi kan--"
"Udah sssttt. Kalo kamu mandinya sama aku, pasti kamu udah ngelupain ulat bulunya," putus Reva akhirnya, yang sukses membuat Andra mesem-mesem sendiri.
"Najis banget kampret. Masih ada orang disini woi." Rayan bergidik ngeri melihat tingkah Andra yang sangat jablai.
"Kalau nggak mau mandi di situ, noh di depan ada comberan. Lo mandi di situ," sahut April yang di setujui lainnya.
Kini mereka sudah duduk lesehan di lantai, karena cuacanya yang memang panas. Sambil menunggu makanan mereka datang, mereka mulai mengobrol dari beberapa hal yang tidak penting, sampai yang tidak penting lainnya.
"Assalamualaikum, lihat gue bawa apa,"
Irdi datang sembari membawa beberapa es krim yang langsung membuat April dan lainnya meneteskan air liur. Irdi sudah berada di Bali semenjak beberapa hari lalu, karena sedang ada acara keluarga. Mengingat semua keluarga besarnya berada di Bali, sedangkan ia di jakarta hanya sendiri. Irdi mulai mengeluarkan berbagai macam es krim dan membaginya satu-persatu.
"Gilak, panas banget," Rayan sudah merebahkan dirinya di lantai yang diikuti Bela di sebelahnya.
"Eh, Gama juga lagi di Bali?" ujar Andra yang matanya sudah fokus di ponsel.
April melirik ke Andra sekilas.
Gama juga di Bali? Ngapain?
"Serius, lo?" tanya Rayan.
Andra mengangguk, "ini gue lagi chattan, bentar."
"Dia di ubud. Lagi ada kerjaan katanya udah di sini dari pagi,"
Rayan mengangguk-ngangguk, "coba lo tanyain, kalo kerjaanya udah beres suruh mampir ke sini aja."
Andra kembali mengetikan sesuatu di ponselnya, "Dia sama temen. Nggak apa-apa?"
"Ya nggak apa-apa lah. Emang kenapa kalau bawa temen?" balas Reva, membuat Andra menyengir.
Setelahnya, Andra kembali meletakan ponselnya dan mendusel ke Reva, "Gama sama temennya mau mampir katanya, lagi di jalan menuju ke sini."
*
"Minum, bro." Gama menangkap kaleng minuman dingin yang di lempar Rehan barusan. Ia membuka tutupnya, dan mulai meneguk beberapa tegukan hingga tersisa setengah.
Sesaat setelah ia selesai memantau pembangunan Cabang Harizesa Hotel yang berlokasi di ubud, di temani dengan sepupunya Rehan. Mereka kembali memasuki mobil yang Gama sewa beberapa saat lalu setelah mereka menginjakkan kaki di Bali.
"Ke teman gue dulu, ya. Mampir bentar. Atau lo mau duluan ke penginapan aja?" tanya Gama saat mulai menyalakan mesin mobil.
Rehan menggeleng, "gue ikut aja, laper banget. Siapa tau di sana ada makanan,"
Gama mengangguk dan mulai menjalankan mobilnya mengikuti maps yang baru dikirim oleh Andra. Karena tadi, ia sempat memposting foto di insta story, yang langsung di replay oleh Andra yang ternyata sedang berada di Bali juga.
Dan bukan hanya Andra, melainkan ada Rayan dan yang lainnya juga yang tengah berada di villa Reva. Jadi ia akan mampir sebentar, sebelum balik lagi ke penginapannya yang berlokasi di seminyak yang ternyata tidak jauh dari lokasi villa milik Reva.
Satu jam kemudian ia sampai di depan villa. Ia memarkirkan mobilnya, dan mulai turun dari mobil di ikuti oleh Rehan di belakangnya. Mereka langsung di sambut oleh Reva dan Andra di depan.
"Langsung masuk aja, yang lain pada berenang," kata Reva mempersilahkan Gama masuk.
Gama mengangguk dan berjalan memasuki villa diikuti oleh Rehan. Mereka berhenti di kolam renang, dan melihat Bela dan Aya sedang berenang.
Melihat kedatangan Gama, Rayan pun berjalan mendekat dan mengajak Gama dan Rehan untuk duduk bersama dengan yang lainnya.
"Lo nggak renang?" tanya Gama sesaat ia menjatuhkan bokongnya di kursi rotan.
"Lo nggak lihat, kolam renangnya udah di booking cewek-cewek?" jawab Rayan membuat Gama terkekeh.
Andra kembali datang bergabung sambil membawa camilan, sementara Reva sudah menceburkan diri di kolam renang, bergabung dengan Bela dan Aya.
Ngomong-ngomong Gama belum melihat adanya April di sini.
"Gimana, Han. Kerjaan Gama setelah ditinggalin beberapa tahun?" tanya Rayan membuat Rehan tertawa pelan.
"Tetap bagus kerjaan dia walau di tinggalin beberapa tahun. Gue juga heren,"
Gama hanya berdecak saja dan setelahnya, Ia sudah tidak menghiraukan obrolan Rayan dan yang lainnya, karena matanya masih fokus ke sana-sini mencari keberadaan seseorang.
"Nyari siapa, Gam?"
"Hah?"
"Lo celingak-celinguk begitu nyari siapa, sih?" tanya Andra menyipitkan matanya kepo, persis seperti Feni Ros di acara Rumpi-rumpian.
"Si-siapa yang celingak-celinguk."
"Oh gue tau!" sahut Andra lagi yang sukses membuat Gama gelagapan namun berusaha terlihat santai.
"Apa?" tanyanya.
"Lo pasti laper kan? Bentar, gue ambilin makanan dulu," kini Andra sudah berdiri dan menghilang entah kemana, Gama menarik napasnya pelan.
Untung saja.
Andra kembali datang sembari membawa makanan untuk Gama dan Rehan yang pasti sedang kelaparan.
"Wah, makasih ya, Mas. Tahu aja gue lagi laper hehehe," Rehan mulai menyantap makanan yang terhidang di depannya.
"Iya dong. Gue kan orangnya peka terhadap makhluk sesama," balas Andra membuat Rehan tertawa sambil menganggukkan kepalanya.
"Gam. Nyari siapa, sih?"
Gama kembali menengok ke Andra yang kini menatapnya. Tidak hanya Andra. Kali ini Rehan, Irdi dan Rayan juga tengah menatapnya membuat Gama menggaruk lehernya yang tidak gatal.
"Nggak nyari apa-apa," jawabnya lalu mulai mengambil hidangan yang di sediakan Andra. Gama pun, mulai menyatap makanannya sementara yang lainnya mulai lanjut mengobrol.
April tidak ikut ke Bali?
*
To be continued~April mana April? Hahahah
Makasih yang udah baca apalagi yang meninggalkan jejak berupa vote atau komen. Loff banget pokoknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amazing April
Romance"Nggak semua orang punya pacar. Tapi semua orang, pasti punya jodoh." * Sudah baper, sudah dekat, tinggal menunggu jadian. Eh, dia malah jadian dengan sahabat sendiri. April pernah mengalaminya. Dan sialnya, itu bukan hanya kejadian sekali saja. Ta...