Happy reading
Jangan lupa tap⭐ ya
.
.
.Sore itu cuaca begitu bagus. Sangat bagus, hingga rasa-rasanya semesta merestui pasangan yang tengah berbahagia ini. Dengan mengusung tema outdoor yang benar-benar menyuguhkan keindahan alam. Lalu alunan musik yang mengiringi pun yang di bawakan langsung oleh penyanyi yang tengah naik daun benar-benar menambah suasana berbahagia sore itu. Terpancar jelas dari aura bahagia kedua mempelai pengantian di depan sana.
April menyesap minuman di tangannya sambil matanya masih menyorot pada mempelai wanita di depan sana. Itu merupakan saudara jauhnya, yang April tidak tahu asal-usul mereka sehingga menjadi saudara. Namanya Rena, si mempelai wanita yang tampak sekali memancarkan aura bahagia sore ini, dengan gaun pengantin yang sangat cantik dan benar-benar pas untuknya. April yang merancangnya, ia berusaha sebisa mungkin agar Rena tampak puas dengan rancangannya. Dan usahanya tidak sia-sia, karena itu berhasil. Tentu saja, April pun puas karena rancangannya memenuhi keinginan pelanggan.
Namun kesenangannya itu hanya sebentar saja, sebelum ia memalingkan wajah dan melihat langsung sosok wanita yang memang dari dulu sudah menjadi musuh bagi April. Kejengkelan April semakin bertambah saat ia melihat si 'musuh' melangkahkan kakinya tampak berjalan ke arah... Shit! Mau apa dia?
"Hai, Pril. Gue liat-liat lo nggak datang sama pasangan. Masih sendiri aja? Cowok-cowok yang sering jalan sama lo mana?"
Nah, 'kan?
Sungguh, April sedang malas menanggapi.
Namun tampaknya wanita di depannya ini belum puas dengan kalimatnya barusan.
"Maksud gue, selain banyak cowok-cowok di sekitar lo, ehm maaf aja, nih. Gue pernah liat lo keluar dari mobil om-om gitu emang—"
"Maksud pertanyaan lo apa?"
April langsung memotongnya. Dan ia bisa melihat jelas perempuan di depannya menyunggingkan senyum tipis, dan langsung pura-pura memasang wajah lugu.
"Eh? Sori. Maksud gue, waktu itu gue nggak sengaja liat lo keluar dari mobil om-om."
April mengangguk. "Terus?"
"Ya.. Seperti yang gue tanyakan sedari awal. Lo ke sini sendirian? Kenapa nggak ajak emm... Om itu maybe? Ya setidaknya biar ada pasangannya."
April tertawa kecil. "Lo sendiri? Dateng sama siapa?" kepalanya celingak-celinguk seakan tengah mencari seseorang.
Laura—si perempuan di depannya langsung tertawa remeh lalu menengok ke kiri. April mengikuti arah pandangnya dan ia bisa langsung mengenali pada sosok laki-laki yang tengah berjalan ke arahnya.
"Hai, April."
April kembali menatap Laura yang dari wajahnya, terlihat jelas seperti sedang mengejek April.
"Loh udah jadian aja? Ya ampun, selamat ya. Dan hai Andre. Apa kabar?" April sengaja mengeluarkan senyum termanis yang ia punya sambil menatap pada pria di depannya.
Melihatnya tentu saja membuat Laura kesal. "Nggak usah kegatelan jadi cewek! Urusin tuh om-om lo," ujarnya sambil menarik lengan Andre.
April tidak menggubris perkataan Laura, karena netranya masih menyorot Andre yang tengah menatapnya. April masih mempertahankan senyumnya.
"Kalau udah putus sama Laura, lo bisa calling gue lagi, kok." April mengedipkan sebelah matanya, dan ia bisa melihat wajah Andre yang langsung memerah.
Laura sudah maju dan tangannya sudah terangkat seperti ingin menerjang April, namun buru-buru Andre menahannya. April semakin tersenyum lebar melihat wajah Laura yang memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amazing April
Romance"Nggak semua orang punya pacar. Tapi semua orang, pasti punya jodoh." * Sudah baper, sudah dekat, tinggal menunggu jadian. Eh, dia malah jadian dengan sahabat sendiri. April pernah mengalaminya. Dan sialnya, itu bukan hanya kejadian sekali saja. Ta...