Part Dua Puluh

6.4K 571 16
                                    

Happy reading<3
Jangan lupa vote dulu, sebelum baca hehe
.
.
.

Entah kesialan apa yang April rasakan hari ini. Sepulangnya ia dari butik tadi, April menyempatkan singgah di sebuah restoran yang letaknya masih di dalam sebuah pusat perbelanjaan. Dan saat makanannya datang, ia langsung menyantap menu makanan favoritnya itu.

Namun siapa sangka, netranya tanpa sengaja tertuju pada dua orang yang baru datang, tampak mengambil duduk pada meja di bagian depan yang agak jauh dari tempat ia duduk saat ini. Mati-matian April tidak melirik ke depan agar gerak-geriknya tidak terlihat seperti orang yang tampak ingin tahu, walau nyatanya itu benar.

Kalau ia tidak salah mengingat, perempuan yang duduk agak menyamping itu adalah Tasya. Ya, perempuan yang sempat berjumpa dengannya saat di minimarket waktu itu. Dan laki-laki yang duduk itu... April lupa namanya. Kalau tidak salah namanya Gama? Ah, mendadak April lupa ingatan. Buru-buru ia menghabiskan makanannya agar segera pergi dari tempat itu. Walau sebenarnya, bukan dirinya sekali jika cepat-cepat menghabiskan makanan enak ini.

April adalah tipe yang jika sedang makan, ia akan benar-benar menikmati hingga makanan itu habis. Tak ayal teman-temannya sering melontarkan April bahwa makannya sangat lambat sekali. Padahal tidak tahu saja mereka, saat sedang makan apalagi makanan itu sangat enak, maka wajib dinikmati, dan tidak perlu terburu-buru.

Saat April berdiri, ingin segera pergi dari sini karena perutnya sudah kenyang juga, walau masih banyak makanan di piringnya yang masih utuh. April menatap miris pada makanan-makanan itu. Apa lagi saat melihat sushi-nya yang masih ada.

Alih-alih pergi, April menyempatkan untuk mengambil satu sushi dan cepat-cepat ia mengunyahnya. Namun tindakannya malah membuat Gama tanpa sengaja menatapnya. April yang sedang mengunyah sambil berdiri, mendadak menghentikan kegiatannya mengunyahnya.

Menyambar minuman dengan cepat, April menyempatkan memberi senyuman tipis pada Gama yang tampak terkejut namun ia mengabaikannya. Karena kini, ia sudah keluar dari restoran itu sambil menggerutu pelan.

"Jangan terlalu dekat sama Gama. Dia, kan, baru aja putus sama Tasya."

Mendadak April teringat kalimat yang dilontarkan Bela tempo hari.

Apa benar begitu? Bukannya semalam mereka baru saja bertemu...

***

"Ini motornya kenapa nggak bisa nyala, sih?" April menggerutu seraya menatap motor matic kesayangannya itu. Moodnya yang sedang buruk, tambah buruk lagi saat mendapati mesin motornya tidak bisa bekerja. Entah sudah berapa kali April mengumpat sampai seorang satpam mendatanginya.

"Motornya nggak bisa jalan, Neng?"

April mengangguk. "Nggak bisa, Pak. Saya juga nggak ngerti karena biasanya nggak gini," jawab April cepat.

"Waduh, coba saya lihat dulu ya, Neng."

Mendengarnya tentu membuat April mengangguk senang. "Bapak ngerti lihatnya? Kira-kira kenapa ya, Pak, mesin motor saya nggak bisa nyala?"

Satpam itu menatap motor April sesaat lalu menggeleng. "Nggak ngerti juga saya, Neng. Saya cuman mau lihat aja soalnya motornya kayak punya saya hehe. Warnanya sama-sama warna biru."

Ya Ampun.

Mangumpat kencang boleh tidak sih?

Shit!

Berdecak pelan, April mengeluarkan ponselnya untuk memesan ojek online. Sedangkan motornya, ia serahkan pada satpam yang berbaik hati untuk membantu membawa motornya ke bengkel.

Amazing AprilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang