H i k a r i - [END]

4

"Hima... Maafkan aku.."

Gojo mengusap batu nisan yang sudah dinamai Akari Hima. Dia terus memandang foto Hima yang diletakkan didekat makam Hima.

"Aku berjanji padamu, mulai sekarang sampai selamanya akan ku jadikan bayi ini sebagai anakku."

"Dan didepanmu, akan kuberi nama bayi ini Gojo Himiko."

"Bahagialah disana, Hima."

☆ ☆ ☆

"Ayah? Ayah kenapa menangis?"

Mendengar itu, Gojo langsung terlepas dari lamunan nya tadi dan menghapus tangisannya.

"Tidak apa-apa."

"Ayah, belikan aku mainan mobil-mobilan lagi!"

Gojo merasa aneh. Entah mengapa anak nya ini selalu minta dibelikan mainan mobil-mobilan, robot, dan mainan hewan.

"Himiko.. Kau kan perempuan, kenapa kau mau memainkan mainan anak laki-laki?"

"Hm~ kenapa ya? Karna aku suka!"

"Siapa yang mengajarimu memainkan mainan anak laki-laki, Himiko?"

"Kak Yuuji.."

Oalah pantas saja, ternyata Yuuji yang mengajarkan Himiko bermain permainan laki-laki.

Tampar tidak ya? Buang tidak ya?

Begitulah saat ini yang berada dipikiran Gojo.

"Sudah kuduga..."

"Kenapa memangnya ayah?"

"Nak... apa ayah perlu belikan boneka supaya menemanimu di rumah?"

"Tidak! Boneka kan seram! Aku takut melihatnya! Nanti kalau bonekanya hidup bagaimana...?"

Gojo terkekeh dengan ucapan anaknya, dia menurunkan anak nya yang berada digendongannya lalu mengelus surai hitam nya.

"Lalu.. kau mau apa?"

"Ibu!"

"Hm?"

"Aku mau ibu!"

"Ibu mu sudah berada di Surga, Himiko. Dan dia tak akan pernah kembali lagi.."

"Baiklah kalau begitu, aku mau mempunyai Ibu baru!"

Ibu baru ya.. Sepertinya Gojo sudah menemukan wanita yang pas dengannya. Tapi, memangnya dia mau dengan Gojo yang usianya 28 tahun?

Memang sih, Himiko saat ini butuh kasih sayang seorang Ibu. Apalagi umur Himiko 4 tahun.

"Begitu.. Berjanjilah pada Ayah, saat kau sudah mempunyai Ibu baru kau tak boleh nakal. Oke?"

"Oke!"

□maaf kalo sedikit, soalnya saya lagi sakit.
□makasih yg udah baca.
□nanti malem ray up lagi kok

-keizory