□Mohon bacanya saat malam hari. Biar lebih nikmat.
□Kalau mau baca sekarang sih tidak masalah.
□Nikmati adegannya wahai para readers meresahkan
□⚠Warn! Bocil dibawah umur dilarang membaca. Ingat dosa nak.
□Janlup vote, kalau gamau yasudah🗿▪
▪
▪
"Ugh...." [Name] mulai sadar dari pingsannya. Entah mengapa saat ini dia begitu pusing karna sempat bersentuhan dengan wanita itu.
"Ah [Name]! Akhirnya kau sadar!" Satoru yang sedaritadi menunggu [Name] merasa khawatir dengan keadaan istrinya. Sudah 30 menit dia menunggu, tapi saat itu istri nya tak kunjung sadar.
Untung saja sekarang [Name] sudah sadar, kalau tidak dia akan di bawa ke rumah sakit.
Satoru tau kalau [Name] ini tidak suka aroma rumah sakit. Merasakan nya saja tidak suka, apa lagi datang langsung.
Kecuali yaaa, ada masalah yang buruk.
"Eh?" (Apa yang terjadi?) Batin [Name].
"Kau kenapa? Apa kau baik-baik saja?" Satoru mulai mengecek kening [Name].
"Tidak panas.." Gumam Satoru. "Kau kenapa [Name]? Kenapa kau tadi pingsan di dapur? Kau kelelahan?" Sambung Satoru.
"Eh, tidak kok. Aku baik-baik saja. Hanya saja yaa, ada hama yang datang. Jadi aku merasa sedikit pusing." Ucap [Name] sembari mengeluarkan kekehan nya.
Satoru bingung, hama apa yang dia maksud? Lalu dia hanya menggelengkan kepalanya sebagai tanda 'Ada-ada saja kelakuanmu'.
[Name] mulai mencari anaknya. Biasanya saat dia pingsan, pasti anaknya duluan yang berada disampingnya. Ini kenapa hanya Satoru yang datang?
Lalu? Dimana Himiko?
"Satoru, Himiko dimana?" Tanya [Name].
"Oohh, Himiko. Dia lagi tidur sayang, katanya dia ngantuk nungguin kamu bangun." Balas Satoru.
"Kenapa dia tidak tidur disebelahku?" Tanya [Name] lagi.
"Himiko tidak mau mengganggu mu istirahat. Kau tau kan kalau Himiko tidur itu kaki nya kemana-mana?" Balas Satoru.
"Kalau dia kenapa-kenapa gimana?! Terus kalau dia jatuh gimana?! Kau tau sendiri kan kalau Himiko itu takut dengan kegelapan? Apa lagi sekarang huj---"
"Sssttt. Jangan panjang-panjang sayang. Kalau dia dibiasakan bersama orang tua nya terus, dia akan manja. Jadi biarkan Himiko tidur sendiri." Jelas Satoru.
"Tap--"
"Gaada tapi-tapi. Nurut atau ku cium selama 10 menit?" Bisik Satoru.
[Name] langsung menelan saliva nya dan sedikit menunduk.
"Hehehehehee, bercanda sayang" Ucap Satoru sambil mengelus surai [Name].
[Name] hanya mengeluarkan wajah datar andalannya, lalu mencubit pinggang Satoru.
"Ittai"
"Makanya jangan macem-macem"
"Iya-iya."
Keheningan mulai melarut. Tak ada satupun yang bicara. Dari pada keheningan ini mulai merambat, lebih baik Satoru memberitau sesuatu kepada [Name].
"[Name]. Kau mau tau sesuatu?"
"Hm? Apa itu?"
"Kejadian 2 bulan yang lalu, saat kita tidak saling kenal. Lalu aku dan kau berkenalan di taman."
"Ya. Aku tau, memangnya kenapa?"
"Saat itu, kau di rampok dan diculik. Iya kan?"
"Iya, aku masih ingat"
KAMU SEDANG MEMBACA
H i k a r i - [END]
Fanfiction『do we realize we are too broken?』 Bagaimana kelanjutannya? Silahkan dibaca. Warning⚠ -Ide Ini Berasal Dari Pikiran Saya Sendiri. -Saya Tidak Meniru Cerita Yang Lain. -Karakter Bukan Buatan Saya. -Para Karakter Ini Buatan Gege Akutami. -Kalau Mau Ba...