Hina tertawa pelan saat mendengar perkataan Gojo.
"Jangan terburu-buru Satoru-kun, aku belum apa-apakan keponakanku loh."
Gojo hanya bermuka datar. Dia mengepalkan tangannya dan berusaha ingin menampar Hina.
Tapi Gojo tau bahwa orang yang ada dihadapannya ini adalah seorang wanita.
Jika dia menampar Hina, berarti sama saja dia menampar istrinya.
"Berhenti mengoceh dan serahkan Himiko."
"Tidak semudah itu. Kau masih ingat kan apa yang ku katakan waktu itu?"
Ya. Gojo mengingatnya. Tapi, apa dia harus melakukan itu hanya demi Himiko? Dia tidak bisa menyakiti siapapun.
Apalagi Name.
"Ya. Aku masih mengingatnya."
"Apa kau mau aku menjadi istrimu?"
"Tidak."
"Eh? Kenapa? Apa Name lebih baik daripada aku?"
"Benar."
"Jadi, karna Name hamil kau tidak mau menjadikanku istri ya?"
"Bukan itu. Aku mencintainya."
"Lalu? Apa hubungannya denganku?" Hina mengeluarkan handphone nya lalu menunjukan foto Himiko yang disekap oleh Hina sendiri.
Gojo mengepalkan tangannya sampai berbunyi dan memerah. Sepertinya dia sudah sangat marah. Dia menghela nafasnya dengan kasar dan sedikit mengeluarkan suara hentakan untuk meredakan emosinya.
"Baiklah Akari Hina. Jadi apa mau mu?"
"Mau ku ya? Kau kan sudah bisa menebak. Aku hanya mau dirimu."
"Begitu?"
"Ya. Aku mau kau menjadi suamiku."
"Kalau aku tidak mau bagaimana?"
"Anakmu yang menjadi korbannya"
"Diakan keponakanmu"
"Tapi dia bukan darah dagingku Satoru. Jadi aku bebas melakukan apapun."
"Bodoh. Dia itu darah dagingmu. Kau dan Hima adalah saudara kandung."
"Hima sudah tiada, jadi apa aku masih menjadi saudaranya"
"Ya. Ku lihat, kau berbeda dengan Hima ya."
"Tentu."
"Kau ini licik. Tapi Hima baik hati. Sungguh berbeda sekali."
"Tidak perlu banyak omongkosong. Jadi apa kau mau jadi suamiku Satoru?"
Gojo menundukkan kepalanya. Dia menggigit bibirnya sampai memerah. Dia mengepalkan tangannya. Lalu dia menghela nafas kasar.
(Maafkan aku Name.)
"Ya. Aku mau. Tapi sekarang, lepaskan Himiko."
"Gitu dong, jangan buat aku harus menculik seseorang agar kau bisa menjadi milikku. Sekarang tunggu sebentar disini ya. Akan ku bawa anak itu."
2 menit kemudian
Hina menggendong Himiko seperti anak kecil biasanya. Dia menyerahkan Himiko pada Gojo. Lalu Gojo mengucapkan terimakasih dan meninggalkan Hina sendiri.
Sesampainya dirumah, dia meletakkan Himiko di sofa untuk sementara. Gojo memijat pelipisnya untuk menenangkan pikirannya. Saat ini dia memang sudah pusing.
KAMU SEDANG MEMBACA
H i k a r i - [END]
Fanfiction『do we realize we are too broken?』 Bagaimana kelanjutannya? Silahkan dibaca. Warning⚠ -Ide Ini Berasal Dari Pikiran Saya Sendiri. -Saya Tidak Meniru Cerita Yang Lain. -Karakter Bukan Buatan Saya. -Para Karakter Ini Buatan Gege Akutami. -Kalau Mau Ba...