40

236 29 0
                                    

"Jadi begitu Name.."

"....."

"Name?"

"....."

"Name maafkan ay--"

"Huwaaa ayah!! Hiks..."

"Eh?"

Name memeluk Nanamin dengan erat seakan tak mau kehilangan nya lagi. Menangis di bahu nya, dan kepala nya dielus lembut oleh sang ayah.

"A-ayah.. Hiks.."

"Sudah ya sayang, jangan menangis lagi"

"Nanamin. Bawa Name ke rumah sakit. Aku akan mengurus pria jahitan ini."

"Baik ayah."

"Siapa yang kau maksud pria jahit hah!?"

"Tentu saja kau."

Dan... Kakek Name dan Suguru mulai bergelud. Yang satu memegang senjata, dan yang satu nya lagi tangan kosong.

Jangan remehkan ayah angkat Nanamin. Tua-tua begini, dia masih punya kekuatan dan tenaga untuk menghabisi para musuh.

Nanamin dan Name segera ke rumah Sakit.

Di sana sudah ada perawat yang datang dan sudah menyiapkan semua peralatan.

Dan ya. Saat ini Name sedang diperiksa.

Nanamin terlebih dahulu membayar biaya pengobatan.

Saat dia ingin mengambil daftar nama, dia melihat nama Name dan juga Satoru

(Name? Satoru? Tunggu.. Satoru.. Dia guru di sekolah jujutsu kan? Ah entahlah. Aku lupa.)

Kemudian, Nanamin kembali lagi ke ruangan itu.

Nanamin resah dan mondar-mandir di depan ruangan Name.

Percayalah, dia tak mau kejadian yang dulu terulang kembali.

Dia terhenti lalu berfikir sejenak.

(Tunggu dulu... Name sedang hamil, jadi siapa suami nya? Apa mungkin---tidak-tidak. Name tidak mungkin melakukan itu.)

Ceklek...

"Ah dokter! Bagaimana keadaan anak saya!?"

"Bapak beruntung. Sangat beruntung. Ini adalah kejadian langka."

"K-kenapa dok!?"

"Anak bapak sedang hamil, dan dia mengalami pendarahan. Tapi dia tidak keguguran."

"S-syukur lah..."

"Kalau saya boleh tau, ayah mertua suami pasien atau ayah dari pasien?"

"Ayah angkat."

"Oh, jadi begitu."

"Dokter, saya... Boleh bertanya..?"

"Tentu saja"

"Apakah anak saya sering atau pernah datang kesini..?"

"Iya, dia sering kesini"

"Kalau boleh tau, dengan siapa?"

"Suami nya. Aku tak tau nama nya siapa, tapi dia bermarga Gojo."

"Dia memakai sesuatu yang hitam di sekitar matanya? Rambut nya putih bukan?"

"Iya! Benar. Itu suami nya!"

(Gojo... Gojo Satoru. Akan ku hubungi dia.)

"Baiklah. Terimakasih dokter."

"Sama-sama. Kalau begitu, saya permisi dulu."

Nanamin mengeluarkan handphone disaku nya lalu mencari nama yang ingin dia hubungi.

(Mana nomor nya... ayo cepat..)

"Nah ini dia."

.Gojo Satoru.
[Berdering...]

Di posisi Satoru.

Drrrtt Drrrtt

"Aduh ini siap---"

(H-hah!!?? NANAMIN!!?? S-SERIUS!? tidak. Itu tidak mungkin. Atau ini adalah halusinasiku saja? Atau ada orang yang menemukan handphone Nanamin dan berniat untuk mengembalikannya!?)

Satoru mencoba berfikir positif lalu segera mengangkat telefon yang ia dapat.

.Nanamin Kento.
[0.00]

"Konnichiwa."

"Moshi-moshi? Ini siapa? Apa kau adalah orang yang ingin mengembalikan handphone Nanamin!? Kalau begitu segera katakan dimana alamatmu!"

"*** ** *** ** *** nomor 27. Datanglah segera kesini. Kalau tidak aku akan menghabisi istrimu."

"Baiklah. Aku akan segera kesana. Tunggu ya."

.Nanamin Kento.
[Panggilan Berakhir]
[1.05]

"Siapa dia!? Kenapa dia memakai nomor Nanamin hah!? AKKKHGGG!!! Name.. Bertahanlah. Aku akan segera datang. Bertahan sebentar.."




□monmaaf ye kalo pendek.
□gw lagi gaada ide.
□biasalah. baru bangun. hehehehe. oke bye.

-keizory

H i k a r i - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang