55

182 29 7
                                    

"Satoru~"

"....."

"Satoru~~"

"....."

"Ish, Satoru!!"

"Apa?"

"Aku mau punya anak"

"Sudah malam, aku lelah."

"Ayolah~"

"Aku tidak akan mengatakan hal yang sama untuk kedua kalinya."

"Ck. Yasudah, aku tidur dulu."

"Hm."

(Aku akan membuatmu teransang Satoru. Lihat saja nanti.)

Pagi nya

"Hnhh, hoaaamm."

"Ohayou, Satoru-kun"

"........hm"

"Ayo bangun, kita sarapan!"

"Ya"

"Nanti turun ke bawah ya!!"

"Ya"

Gojo bangun lalu melihat jam disampingnya.

(Oh, jam 10. Mandi dulu ah)

Gojo memang suka bangun dijam begitu. Karna katanya biar menghemat energi dan menghemat tenaga. Setelah Gojo mandi, ia segera turun kebawah dan memakan sarapan yang dibuat Hina. Dalam hati ia bertanya-tanya.

(Kenapa dia masak makanan kesukaan ku? Biasanya dia hanya masak sup saja)

Tapi Gojo tidak peduli, apapun itu pasti ada maksud dari Hina. Apa dia menginginkan uang? Tidak. Gojo baru memberinya 3 hari yang lalu. Itupun belum habis, kalau sudah habis pasti Hina bakal minta lagi.

Uang arisan? Tidak juga, Hina tidak pernah mengikuti acara arisan.

Belanja? Untuk apa? Hina belanja dihari Sabtu. Sedangkan sekarang hari Kamis.

(Ada apa dengannya? Biarlah, aku tidak peduli.)

Saat sudah selesai makan, Hina memberikan bekal onigiri yang sudah ditaruh dengan rapih.

Hina juga merapihkan kemeja Gojo dan membenarkan dasinya.

(Lah? Nii anak kenapa? Kok tumben?)

Gojo mengangkat bahu nya seolah-olah tidak peduli. Gojo pun segera pergi ketempat kerjanya.

Bukan sebagai guru lagi.

Tapi sebagai pengusaha.

"Jaa!! Hati-hati dijalan!!!"

Diperjalanan, Gojo menyetirkan mobilnya sembari menghisap rokok yang sudah ada dimobil itu. Dia menghembuskan asap rokok itu tepat kearah depan.

Hahh, hari ini Gojo benar-benar bingung harus bagaimana.

Dia pusing.

Sebelumnya ia tak pernah pusing begini.

Saat sudah sampai, banyak pekerja yang menyambutnya. Padahal hal itu tidak perlu dilakukan.

Tepat di depan ruangannya. Emm, engga. Tepat didalam ruangannya, Gojo memijat pelipisnya karna hari ini dia benar-benar tidak bisa berfikir ataupun melakukan apapun.

Yang bisa Gojo lakukan hanya duduk sembari bersender disofa itu.

Salah satu pekerjanya datang dengan membawa file yang ingin ditanda tangani.

"Permisi"

"Masuk."

"Tuan Gojo, ini file yang harus anda tanda tangani."

"Hm.. Yaaa, letakkan dimeja sana. Nanti akan ku tanda tangani."

"Maaf Tuan, file ini harus diserahkan hari ini juga kepada pemilik Produk *-***** nomor 7"

"Baiklah. Kemarikan file dan pulpennya."

"Ini tuan."

Dengan terpaksa, Gojo mentanda tangani file itu karna ini menyangkut perusahaannya juga. Saat sudah ditanda tangani, ia kembali merebahkan tubuhnya di sofa yang tadi.

"Tuan?"

"Hm?"

"Apa ada yang harus ku kerjakan lagi?"

"Tidak ada."

"Tuan yakin? Hari ini wajah tuan sangat pucat dan juga memerah.  Apa tuan pusing? Mau saya buatkan sesuatu?"

"Yaaa. Teh, buatkan aku teh."

"Baik tuan. Kalau begitu saya permisi dulu."

Tak lama kemudian, OB yang berada dikantor Gojo mengantarkan teh yang dipesan oleh Gojo. Sangat cepat sekali.

Belum sempat meminum teh nya, Gojo sudah pingsan duluan karna sudah sangat pusing.

(Apa yang terjadi padaku? Sebenarnya ada apa ini???)

Gojo kesulitan bernafas, OB yang dikantor Gojo itu segera memanggil satpam dan pekerja lainnya untuk mengantar Gojo pulang.

Dirumah, tepatnya kediaman Gojo dan Hina.

Gojo diletakkan di kamarnya, lalu para pekerja lainnya pergi. Hina berterimakasih pada mereka lalu segera menutup semua pintu, jendela, dan apapun itu dengan rapat.

(Ternyata berhasil. Aku tidak menyangka akan selancar ini.)

Hina menuju kamarnya dengan Gojo, dia melihat tubuh Gojo sangat terangsang.

Hina masuk kedalam kamar dan mengkuncinya. Hina pun menutup jendela dikamarnya dengan gorden yang panjang itu. Dan dia segera mematikan lampunya.


(You will be completely mine, Satoru.)


-keizory

H i k a r i - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang