Jihan kini sedang duduk di atas kasur sambil nonton Youtube. Biasalah, dia nonton SKZ All Night karena kebetulan hari ini hari selasa--hari dimana biasanya All Night diupload.
"Hoekk.."
Si manis itu langsung menoleh ke arah kamar mandi. Tadi dia denger suara orang muntah. Tapi siapa? Gak mungkin kalau itu Bulan.
"Hoekk.."
Suara yang sama terdengar lagi. Kali ini membuat Jihan penasaran setengah mati.
Daripada terus terusan penasaran, Jihan memilih untuk mendekat ke kamar mandi. Mencari tahu apakah itu Bulan atau nggak.
Pintu kamar mandi yang gak tertutup rapat itu Jihan buka lebih lebar. Menampilkan Bulan yang terduduk di depan kloset sambil memuntahkan seisi perutnya.
"Kakak!" Jihan berseru sambil berlari mendekat ke arah Bulan, dan memijat pelan tengkuk yang lebih tua.
"Kakak kenapa? Sakit?" tanya Jihan sambil memapah Bulan menuju kasur.
Bulan mengangguk lemah. Tubuhnya terlalu lemas untuk mengucapkan sepatah katapun.
Begitu yang lebih tua sudah berbaring di atas kasur, Jihan langsung berlari ke dapur untuk menyeduh teh dan membuat sup hangat untuk Bulan.
Dengan cekatan, Jihan berbolak balik ke sana kemari sambil multitasking. Menyeduh teh sambil memotong sayuran bukanlah hal yang sulit bagi si manis itu.
Setahun menikah membuat skill masaknya semakin mahir. Gak salah kalau Bulan memilih si manis untuk menjadi istrinya.
Dengan nampan berisi teh kamomil dan juga sup ayam hangat, Jihan berjalan menuju ke arah kamar.
"Hoekk..."
Samar samar, Jihan bisa dengar suara orang muntah. Sepertinya Bulan muntah untuk kesekian kalinya.
Dengan sedikit terburu buru, Jihan membuka pintu kamar tersebut dengan kasar.
Cklek...
Dan kemudian, tersenyum tabah.
Bulan bukan muntah di kamar mandi, tapi dikamar. Muntahannya menyebar di atas sprei dan juga di lantai.
Kalau udah kayak gini, kayaknya Jihan udah gak bisa ngapa ngapain lagi, selain ngurusin bayi gede yang lagi sakit itu.
"Maaf, dek.." Bulan yang sadar kalau Jihan kelihatan capek, langsung meminta maaf. Padahal itu, kan bukan salah dia.
Jihan tersenyum dan menggeleng pelan. "Gak apa apa kok, Kak. Jihan yang harusnya minta maaf... Jadi istri kok gak becus jagain suaminya," bantahnya sambil mendekat ke arah Bulan.
Dan ya, dari sekian banyak kesialan yang ia hadapi hari ini. Satu satunya hal yang melegakan adalah... Mengetahui bahwa baju Bulan gak kena muntahan sama sekali. Jadi gak perlu dicuci.
"Makan dulu ya, Kak. Ini Jihan udah masakin sup," titah Jihan sambil mendudukan Bulan di atas sofa, depan kamar mereka berdua.
Bulan menurut, lalu memakan makanan tersebut dengan lahap. Walaupun perut sedang tidak bisa diajak kompromi, Bulan harus tetep makan makanan itu, demi Jihan yang udah capek capek masakin dia.
Bisa Bulan lihat, Jihan mondar mandir kayak sentrikaan, jalan keluar masuk kamarnya gak terhitung. Ngambil kain pel sama ember, bawa keluar sprei yang kotor dan kemudian dicuci, dan lain lain.
Jujur aja, yang lebih tua merasa nyusahin. Kalau aja, dia gak sakit, tentu Jihan gak bakalan repot kayak gini.
"Kak, gak dihabisin makannya?" Suara Jihan yang kelewat lembut itu, membuat Bulan tersadar dari lamunan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucid Dream [Minsung]✔
ФанфикGerhana Jihandra Rafandra hanyalah seorang remaja yang lelah dengan hidupnya sendiri. Hidupnya itu kayak gak tenang aja gitu, setiap hari ada aja masalah yang datang silih berganti, seperti tak membiarkannya untuk tenang barang sesaat pun. Jihan le...