Setelah melalui masa kehamilan yang panjang, akhirnya sudah 9 bulan Jihan mengandung.
Dan ya, selama 9 bulan belakangan, ada aja tingkah laku Jihan yang terlalu random. Ngidamnya pun juga sama randomnya. Mulai dari ngidam biji ek, makan bubur ayam dicampur sama es krim mint chocolate, ataupun tidur di dalam kamar mandi.
Sungguh random.
Bahkan kedua keluarga jadi mikir, kalau Jihan sampai ngidam sebegitu randomnya, lah, terus si calon anak randomnya seperti apa?
Bulan pun ikut pusing. Bahkan dia sering ambil cuti kerja, dan nyerahin seluruh tugasnya sebagai dokter ke Surya ataupun ke teman teman lainnya, demi jagain Jihan yang rewel.
Kayak sekarang ini, Bulan mau gak mau harus cuti lagi. Selain karena Jihan yang gak bisa diatur, Bulan juga takut kalau tiba tiba Jihan mau lahiran pas dia lagi gak ada di rumah.
"Kakak!"
Bulan yang lagi ngambil buku mewarnai, langsung menghela napas pelan. Belum selesai satu kerjaan, udah dipanggil lagi suruh ngerjain kerjaan yang lain. Capek dia tuh.
Dengan buku mewarnai gambar princess disney di tangannya--sesuai dengan permintaan Jihan tadi--Bulan langsung beranjak ke kamar mereka berdua.
"Kenapa, dek?" tanya Bulan sambil menutup pintu kamar tersebut.
Jihan gak langsung menjawab, mukanya kelihatan murung. Membuat Bulan bertanya tanya, apa dia tadi bikin kesalahan, sampai Jihan jadi murung begini?
Yang lebih tua duduk di samping Jihan, lalu mengelus pelan pipi gembil--yang 9 bulan belakangan makin chubby.
"Kenapa, hm? Ada yang sakit?" tanyanya lembut.
Namun Jihan tak juga menjawab. Si mungil itu tampak memainkan jari jarinya sambil mengerucutkan bibir.
Sungguh menggemaskan. Bulan jadi kena uwu attack.
Merasa si manis gak kunjung menjawab, Bulan mulai merengkuh sosok tersebut. Berharap Jihan bisa tenang karenanya.
Bukannya semakin tenang, kelakuan Jihan setelahnya malah membuat Bulan kelabakan sendiri.
"Huwaaaa..." Jihan nangis sambil meluk Bulan dengan erat. Bahkan perut buncitnya sampai kegenjet di sana. Berdoalah si bayi gak lahir dengan bentuk gepeng.
"Kenapa? Kenapa? Kenapa nangis?" tanya Bulan sambil mengusak surai blonde tersebut dengan lembut.
"Hiks... Maafin Jihan ya, Kak. Hiks.. Jihan nyusahin Kakak selama ini. Hiks... Jihan gak tahu, hiks, kenapa baby keinginannya banyak banget. Hiks."
Bulan tersenyum teduh. Udah gak terhitung berapa kali Jihan nangis karena alasan yang sama. Padahal Bulan gak pernah ngerasa direpotin.
Emang sih, si tampan itu kadangan ngerasa capek sama permintaan gak masuk akal dari Jihan, tapi dia gak masalah kok. Yang penting baby dan Jihan gak apa apa, itu udah lebih dari cukup buat dirinya.
"Shht... Jangan minta maaf mulu. Kakak gak masalah kok. Yang penting baby sehat sehat di sini," ucap Bulan sambil mengecup pelan perut buncit tersebut.
Jihan tersenyum, masih dengan mata berkaca kacanya. Dia pun kembali memeluk suaminya tersebut dengan erat.
Bulan pun membalas pelukan hangat tersebut. Bahkan kelewat erat.
Sampai suatu suara membuatnya panik...
"K-kakak... P-perut Jihan sakit..." Suara lirih tersebut sukses membuat Bulan panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucid Dream [Minsung]✔
FanfictionGerhana Jihandra Rafandra hanyalah seorang remaja yang lelah dengan hidupnya sendiri. Hidupnya itu kayak gak tenang aja gitu, setiap hari ada aja masalah yang datang silih berganti, seperti tak membiarkannya untuk tenang barang sesaat pun. Jihan le...