Chapter 48

257 28 0
                                    


↑↑↑
Juna Yudhistira.
Ganteng ya?

Happy reading 🖤

Sore hari menampakkan awan-awan berpancar ungu dengan background jingga yang kentara

Sudah Beribu kali jingga dilewati. Bertahun-tahun beberapanya dilewati dengan ketersiksaan

Dikala jingga kali ini. Juan tak ingin merasakan ketersiksaan, hanya ada bahagia, menciptakan obat bagi kerinduan yang sudah menapak diatas kepala. Artinya sudah menampakkan sekali

Dadanya bergemuruh menerka-nerka apa yang akan terjadi kedepannya.

Ia berkali-kali meremat jari-jarinya gugup. Seperti seorang remaja yang akan tampil solo dalam teater yang ditonton Beratus orang

Juna yang tengah menyetir hanya mampu mengulum bibir menahan Bahakan yang mungkin saja keluar.

Bukan apa. pasalnya, Dimata Juna penampakan sang kakak sungguh menarik tawa untuk segera keluar. Keringat dingin sebesar biji jagung terlihat membasahi anak rambutnya. Serta detak jantung yang samar-samar bisa Juna dengan didalam mobil yang sunyi itu

"Bukannya Aa sewaktu ketemu Juna nggak sepeti ini ya?"kaya Juna memecah keheningan, sekaligus mencoba menetralisir kegugupan sang kakak

"Eii... Juna bukannya tahu. Jauh lebih gugup  sewaktu ketemu kamu."Juan menjawab sementara matanya tak lepas menatap jalanan gusar

"Ya tapi nervous nya nggak keliatan sewaktu ketemu aku pertama kali"

"Juna kan sarkastik waktu itu, kalau Aa tunjukan gugupnya Aa, nanti Aa habis kamu hajar"

"Yeee"

Keduanya tertawa. Walau tawa Juan terdengar sumbang tak berselera. Jika saja Juna durhaka seperti Chio, mungkin dirinya sudah terbahak-bahak melihat ekspresi kakaknya

Yang Juna lakukan justru mengusap bahu snag kakak ditengah kegiatannya yang menyetir. Remaja itu menggenggam tangan kanan Juan yang terbebas "it's oke. Kak Aca sudah tunggu lama sekali. Mana mungkin akan tolak. paling, hanya marah dan pukul-pukul dada sedikit"katanya

"Kak Aca, sekarang bagaimana na?"

"Kak Aca?"Juna menoleh sejenak, memandang sang kakak dengan mengulangi pertanyaannya yang kakaknya tadi lontarkan

"Iya"

"Kak Aca semester akhir strata dua. Tapi punya butik dan jadi designer. Sewaktu mas Yohan nikahan aja, baju pengantinnya kak Aca yang rancang"

Juna terkekeh dan mengangguk "orang-orang bilang, kak Aca didekati laki-laki yang ingin dia jadi pendamping ya na?"tanya Juan. Dalam fokusnya Juna menganguk tanpa menjawab lagi

"Orangnya seperti  apa?"

"Uih, bak pangeran a, kulitnya putih bersih betul. Punya lesung pipi dan, sedikit pendek dibandingkan Aa. Namanya mas Jeffry, tapi Juna lebih sering panggil mas Jeff"

"Profesinya?"

"Kalau nggak salah. Dokter anak. Satu rumah sakit dengan mas Hanis"Juan menganggukkan kepalanya mengerti. Ia pun kembali bertanya soal gadis yang sebentar lagi akan ia temui

"Kalau seandainya Aa ditolak dan diusir bagaimana na?"

"Yasudah pulang"

"Junaaaa"Juna tertawa, mendengar teguran dari kakaknya yang sedang gundah rasanya menyenangkan sekali

"Nggak mungkin kalau Aa diusir. Terlalu mustahil"

"Mustahil apanya. Semua kemungkin bisa saja terjadi na"

Guardian Angel [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang