Chapter 57

464 30 9
                                    

Happy reading 🖤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading 🖤

Song Recomendation (1)
One day more - big mama

Song Recomendation (2)
No longger - Nct 127

(PS: Dua lagu diatas bisa didengerin gantian)

Tenda biru telah terpasang di halaman. Bangku-bangku kini telah mulai disusun dan dirapikan.

Kerabat, keluarga, sahabat, kenalan, semua mulai berdatangan.

Juan akhirnya memilih untuk pergi. Ia menghembuskan nafas terakhirnya tepat saat adzan subuh berkumandang.

Lelaki yang dicintai oleh semua orang itu memilih pergi meninggalkan kenang. Menutup mata dengan tenang bak tertidur dalam kenyenyakan

Disampingnya terdapat Sarah yang duduk sambil memandang nanar dengan air mata yang tak kian surut. Sementara itu, Irene jatuh pingsan dan tengah berbaring di sofa, terhitung, sudah dua kali wanita itu jatuh lemas tak berdaya pagi ini.

Semua orang merasa terpukul. Rasya bahkan berkali-kali jatuh pingsan, dan gadis itu kini sedang bersandar lemas pada tembok yang tak jauh dari jasad Juan diletakkan. Bersama Lilly dan istri Jinan yang mencoba menemani.

"Kenapa perginya cepat sekali wan?"ucap Farhan yang barusaja datang. Ia elus pelan Surai Juan yang sudah tak bernafas, meniti setiap jengkal kulit wajah yang dihiasi banyaknya luka menyakitkan "kamu belum pamit sama Abang, sama Al, Dean, sama Agam."katanya, Dean yang duduk disebelahnya sudah tak dapat mengeluarkan kata-kata, sementara Afdhal dan Agam hanya bisa memandang kosong.

Lelaki tinggi itu kemudian melirik Juna yang barusaja turun dari tangga, sembari dipapah oleh chio, haru, dan Dika. Air matanya turun, melihat betapa hancur berantakannya Juna di matanya.

"Liat wan? Juna hancur lagi"katanya, Sarah dan Bayu yang mendengar itu terisak-isak, dengan pandangan kosong yang tak lepas dari wajah putranya

Farhan lalu mengelus punggung Bayu yang duduk bersila tepat disebelahnya. Tak lama datanglah Nino, lalu mengambil tempat bersisihan dengan Bayu juga

"Bay, yang tabah ya? Adik kita berhak bahagia, bebannya mungkin sudah terlalu berat bay, makannya Juan memilih menyerah"kata Nino memeluk Bayu

Bayu tak kuasa, kalimat-kalimat penenang berkata ikhlaskan dan tabahkan itu malah mangkin membuatnya tak kuat "bang, Bayu kehilangan dia lagi."katanya didalam dekap Nino

Nino yang mendengar isakan itu tak kuat juga, perlahan-lahan air matanya menetes "kemarin ketemu di kantor Juan masih sehat, masih cengangas-cengenges. Harusnya hari ini dia temani Bayu ketemu kolega bang"adunya. Dean yang sudah tak kuat memilih beranjak, meninggalkan tempat itu dengan perasaan hancur diikuti oleh Afdhal

Guardian Angel [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang