Epilog

343 13 0
                                    

Happy end story

Langkah demi langkah menapak.
Sedikit demi sedikit mendekat pada sebuah gundukan tanah yang sudah cukup lama menempat.

Langkahnya terkesan pelan, sambil memegangi perutnya dengan sebelah tangan dan sebelah lagi memeluk 4 ikat buket bunga.

Senyuman manis namun redup terpapar di belah bibir. Terus terlihat sampai ia berjongkok dengan susah payah ditengah-tengah 2 makam yang begitu indah

Masing-masing ia letakkan dua buket tersebut diatas nisan. Matahari dan Lily putih yang menjadi langganan.

Doa tulus ia panjatkan, Sebelum menyiram rumput diatas makam dengan air mawar.

Rasya mengelus pelan nisan hitam yang terukir nama seseorang yang sampai saat ini masih sangat ia cintai.

Juan Arka Naufal Putra
Bin
Mahendra Eka Putra
Lahir : 31 Maret 19xx
Wafat : 15 Maret 20xx

Nama itu terukir indah dengan tinta emas. Lengkap dengan tanggal lahir dan tanggal kematian yang tertata dibawahnya

Rasya menghela nafas. Lalu memandang makam yang berada tepat disamping makam Juan

Ia elus pelan perutnya yang membesar. Mulai merasa sesak kala membayang dan menghayal bahwa ia dan orang yang ia cintai agaknya bisa bersama

Isakan pelan mulai terdengar. Ia menutup mulutnya sebisa mungkin untuk tak menimbulkan suara berlebih.

"It's been a long time" gumamnya lirih sambil memandang nanar nisan itu "i miss you so hard" air mata berjatuhan, tak peduli berapa kali Rasya menyeka pipinya

"It's now the sixth years after you left" Rasya tersenyum ditengah usapan air matanya. Mengelus perut yang sedikit keram akibat posisinya yang tak nyaman "do you Miss me too?"

Rasya lagi-lagi menyeka air mata. Mengambil oksigen agar mengisi paru-parunya yang dirasa sesak

Sebuah bangau kertas berwarna kuning cerah ia keluarkan dari dalam tas selempang miliknya, meletakkan disamping kedua buket yang pertamakali ia taruh

"Titipan dari Luna"katanya. "Tapi dia cuman buat satu, origaminya hilang katanya"

Pandangan Rasya mulai memburam kembali, kala melihat makam yang sama persis di sebelah makam Juan "tolong tetap jaga kita dari sana ya?" Ucapnya sambil mengelus makam sebelah "tolong jaga Juna. Bunda"

🥀

Flashback when Juna was dying

Juna sekarat.

Satu fakta yang sangat berhasil membuat semua orang terguncang

Kondisi anak itu benar-benar di ujung tanduk. Sebab dokter mengatakan bahwa penanganan yang Juna dapatkan sudah terlambat, diperkirakan ia menelan pil pil itu sekitar 2 jam yang lalu.

Disana nampak Mahendra. Terduduk bersandar pada dinding dingin rumah sakit. Kepalanya tertunduk dalam, terisak sambil merapalkan segala doa untuk keselamatan putranya, disampingnya juga Fajhri tengah duduk sambil mengusap punggung sang kawan lama

Lalu diujung lorong terdapat Bayu, Dika, Rasya, dan beberapa remaja seperti chio, haru, raga, dan beberapa teman sekolah Juna

Tangisan keras memenuhi lorong. Disebabkan oleh doby yang masih dalam pelukan sang Mama. Sementara ruang operasi masih belum nampak tanda-tanda akan terbuka

Guardian Angel [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang