Chapter 37

280 36 4
                                    

Orang-orang up karena waktunya,
Aku up karena gabut

Yaudahlah
Hepi riding ajalah ye🖤


Musim kemarau sebentar lagi tiba, namun hal itu tak membuat hujan kian mereda. Rintikan deras selalu jatuh dalam jadwal yang tak menentu

Membuat semua orang was-was, khawatir tentang pakaian mereka yang bisa saja Basah di saat yang tak diinginkan.

Aroma petrichor mengudara sepanjang waktu. Selalu tak pernah terlewatkan, seakan-akan aroma itu menendang aroma-aroma lain yang ada

Diwaktu seperti itu, biasanya kebanyakan dari mereka akan berdiam diri didalam kenyamanan rumah. Menikmati acara televisi sembari meminum minuman hangat atau memakan semangkuk mie

Begitu pula layaknya seorang pemuda bernama Bayu. Pemuda pemalas banyak tingkah yang kadang tingkahnya membuat orang beristighfar berkali-kali hanya untuk meredam amarah atas sikap tengil remaja itu

Bayu layaknya orang-orang kebanyakan. Ketika hujan,ia lebih memilih mengurung diri di rumah sambil bermalas-malasan ria

Tak memperdulikan Omelan sang ibunda agar putranya itu mau bergerak entah itu hanya berjoging pagi seperti yang biasa teman-teman Bayu lakukan

Tapi sayangnya.

Hal itu terjadi dulu,

Sebelum semuanya terjadi

Sebelum Juan menghilang

Kini, Bayu menjadi si tsundere ketika hujan. Terkadang pemuda bergigi kelinci itu akan memandangi hujan lekat, atau kadang ia akan diam saja didalam kamar ketika hujan, ataupun yang paling mengherankan adalah ketika Bayu berdiri ditengah hujan sembari menengadahkan wajahnya melihat langit

Tak ada yang tahu kenapa Bayu melakukan itu, tak ada juga yang mau bertanya. Orang-orang hanya diam dan tak ingin banyak bicara lagi

"Hujan-hujanan lagi Bayu" Bayu hanya tersenyum sangat samar mendengar sang mama yang menghampirinya sembari membawa sebuah handuk

Tangan wanita itu dengan cekatan mengeringkan rambut sang putra yang Basah kuyup. tak lupa juga leher, wajah, serta pakaiannya pun Sarah seka dengan handuk yang ada di tangannya

"Juna mana ma?" Tanya si remaja, Sarah sejenak menoleh, lalu kembali melanjutkan kegiatannya

"Ada di dapur, disuapi makan om kamu" Bayu menganggukkan kepala sebelum menyambar handuk dari tangan Sarah dan mengeringkan rambutnya sendiri sembari berjalan

"Bayu, ganti baju dulu"panggil Sarah

"Nanti dulu ma"

Sarah hanya mendengus sambil menggelengkan kepalanya menatap punggung sang putra yang telah hilang dibalik sekat, ia pun kemudian mengambil sebuah alat pel untuk mengeringkan lantai yang basah karena ulah si Badung Bayu itu

"Aa" saat akan berbelok menuju dapur, sosok adik bungsunya muncul sambil membawa gelas tinggi berisi susu coklat

"Iya by?"

"Aa hujan-hujanan lagi ya?" Bayu berjongkok, menyamakan tingginya dengan si adik lalu menggeleng pelan

"Itu basah bajunya" ucap doby kembali

"Tadi disebor sama mama" doby tersenyum cerah, anak itu kemudian menarik tangan sang kakak untuk mengikutinya

"Aa mau ke a Juna kan?"

"Kok tempe?" Doby tak menjawab, tangan kecilnya hanya terus menarik tangan Bayu menuju dapur

"Lho?, Ayah kamu mana by?" Tanya Bayu saat keduanya telah ada di dapur. Yang ia lihat hanya Juna yang duduk diatas kursi pantry sambil memasukkan sedikit-demi-sedikit gula kedalam toples menggunakan sendok

Guardian Angel [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang