Chapter 51

235 21 4
                                    

Happy reading 🖤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading 🖤

Pagi yang cerah mengiringi suasana hati dari putra sekeluarga. Kini meja makan telah terisi penuh dengan berbagai olahan yang menggairahkan

Nasi goreng, roti bakar, sosis, telur, rolade, buah Potong, tumis jagung, bahkan tempe dan tahu goreng tersedia lengkap mengiringi acara sarapan mereka sekeluarga

Ah, tadi pagi Juan menepati janji untuk mengajak Juna pergi berolahraga. Keduanya berjoging keliling kompleks perumahan hingga jam 6 lebih beberapa menit tadi, diakhiri dengan Juan yang membantu sang mama membuat sarapan

"Ma, bangku tinggi milik doby dulu dimana?"tanya Juan

"Bangku tinggi seperti apa nak?"tanya sarah yang tengah mengupas mangga

"Bangku coklat untuk makan itu ma. Juan ingin pinjam untuk Luna, supaya bisa makan sendiri"katanya

"Ahh..ada di samping kamar mandi sayang, tertutup kain putih mungkin? mama lupa"Juan mengangguk, lalu segera melangkah kearah kamar mandi untuk mencari benda yang ia bicarakan

Tak lama kemudian, ia kembali dengan sebuah bangku tinggi bermeja. Ia pun menaruh bangku tersebut diantara kursi meja makan yang menjadi tempatnya duduk seperti biasa; ditengah-tengah antara Juan dan Juna

"Pagi mama, Aa"Sarah dan Juan menoleh, melihat doby yang menuruni anak tangga dengan piyama yang masih melekat ditubuhnya

"Pagi by. Aa Juna mana?"tanya Sarah. Doby mengerdikan bahu

"Nggak tau. Aku langsung turun"katanya "ma, aku mau teh hijau boleh?"pintanya setelah duduk di kursi meja makan. Sarah mengangguk lalu segera membuatkan teh yang putranya minta

"KAKAK!! selamat pagi!!"Juan terkikik, melihat Luna yang turun dengan riang dengan Juna dibelakangnya. "Kakak kelinci! Pagi juga! Mama Sarah selamat pagi!" Doby yang disapa yang mengangguk dan tersenyum kecil. Sementara Sarah terkekeh sambil menatap Juan

"Luna mau mama Sarah buatkan apa? Susu? Atau susu coklat?"tanya Sarah

"Pagi ma, Aa, by"sapa Juna. Ketiganya mengangguk sambil tersenyum

"Tidak usah mama. Ayah bilang kalau Luna tidak boleh merepotkan mama Sarah dan ayah Endra"jawabnya polos. Sarah terkekeh untuk kesekian kalinya, wanita itu dengan gemas mencolek hidung mancung mungil milik si bocah

"Tidak sayang. Luna tidak merepotkan mama Sarah. Malah, mama Sarah senang kalau Luna dengan berani meminta sesuatu, Luna tau apa istilahnya?"

Guardian Angel [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang