Chapter 24

320 40 8
                                    

"kau boleh menyesali hidup,tapi kau tidak boleh menyesali setiap hal yang membuatmu tersenyum"

- 18 again

Happy reading 🖤

Sebelum lanjut, kalian coba putar dulu deh lagu Kiss the rain -  yiruma Harus banget. gih streaming di sportify atau download dulu baru lanjut lagi. Puter puter aja dah itu instrumen sampe part ini abis

🖤

Malam kembali menghampiri, membawa angin sejuk yang membuat siapapun terpana akan kenyamanannya.

Bagi Juan,malam adalah waktu yang amat sangat pas untuk duduk menyendiri memandangi langit dari balkon kamarnya

Juan selalu bahagia ketika matahari terbenam,membawa serta sinar yang telah menyinari bumi selama 12 jam sehari

Rasa-rasanya semua beban yang Juan pikul meluap ketika melihat sinar jingga ke-ungu-an yang terlukis apik pada kanvas langit

Begitupun ketika melihat bulan dengan terangnya memancarkan cahaya menghiasi langit malam,dengan bintang-bintang yang ikut serta memperindah tampilan diatas sana

Namun rupanya tidak dengan malam ini.

Malam yang tidak akan pernah Juan kira-kira keadaannya

"Please forgive me
I know not what I do."

Dikamar adiknya Juna kini,Juan tengah menyanyikan sebuah lagu pengiring tidur yang selalu adiknya itu minta nyanyikan

"Please forgive me
I can't stop lovin' you."

Mata sang adik perlahan menutup, menampilkan wajah lelah yang seharian ini terlukis pada raganya

"Don't deny me.
This pain I'm going through.
Please forgive me I can't stop loving you"

Juna telah tertidur, tubuhnya meluruh beriringan dengan nafasnya yang teratur

Menarik selimut menutupi tubuh adiknya, Juan lantas mengelus lembut pipi sang adik yang terasa halus

Tampan;

Satu kata yang mendefinisikan seorang Juna Yudhistira, Juan tak akan bosan rasanya jika terus terusan dihadapkan dengan wajah adiknya

Bibir mungil dan pipi chubby nya selalu menjadi candu bagi Juan,

Juan melangkah keluar. menuju kamarnya yang terletak disebelah kamar Juna,namun sebelum itu,Juan hendak mencari Ruli terlebih dahulu

"Pak...?"

"Bapak?......"

Beberapa kali sautan-nya tak membuahkan hasil, tak ada seorang pun yang menyahut panggilan Juan

Keadaan rumah sangat sunyi, hingga Juan sesekali bisa mendengar dengingan yang cukup mengganggu di telinganya ketika sedang diam

Juan menyerah. ia hendak kembali ke atas namun netranya menangkap sosok yang beberapa hari belakangan ini tak kunjung pulang

Juan melangkah mendekat pada sosok laki-laki yang duduk di kursi meja pantry

"Anak saya koma karena ulah kamu"

Belum sempat Juan menyapa, kata-kata ayahnya sudah terlebih dahulu menghunus dada remaja itu

Tatapan berbinar-nya perlahan meredup. Juan berdiri beberapa meter dari posisi Mahendra yang masih membelakanginya

Guardian Angel [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang