Minal Aidzin wal faizin
Duh telat wkwk
Maaf nunggu lamaDISARANKAN BACA BEBERAPA PART SEBELUM PART INI, KARENA 85% KALIAN PASTI LUPA ALURNYA. KAN? KAN KAN?
Happy reading🖤
"Jadi pergi?" Audie mengangguk dengan mata yang terfokus pada benda didepannya.
"Mau kemana kalian?" Andre duduk disebelah Audie sambil melihat apa yang sedang adiknya lakukan.
Bermain game...
Bukan ML ataupun FF atau semacamnya. Gamenya Audie ini anti mainstream, terasa aneh jika dimainkan oleh remaja.
'Make up wedding Salon'"Kek bocil, masa mainnya kaya gituan!" Audie menjulurkan lidahnya tak peduli.
"Diem napa bang, penganten gue lagi milih baju!" sembur Audie murka. Andre ngakak.
"Mau berangkat jam berapa, Au?"
"Abis dzuhur aja, nanti pulang mampir makan mie ayam."
Refan mengangguk setuju dan merebahkan dirinya di karpet tebal.
"Mau kemana si?"
"Psikolog," jawab Audie singkat, padat, dan jelas.
Andre mengangguk paham, dan menarik kedua pipi Audie.
"Pulang jangan lupa bawain abangmu yang rupawan ini bakso, oke? Oke siap. Makasi." Setelah membuat pipi Audie memerah, kembarannya yang nyaris tak memiliki urat malu itu berlari kencang menuju kamar.
Tiba tiba Audie tertawa keras, membuat Refan yang sudah diambang alam mimpi kembali terbangun. Menatap titik fokus Audie, yang ternyata seorang manusia terjungkal dengan begitu estetik di ujung tangga.
"Durhaka banget lo dek, demi apa. Bukannya bantuin!" Andre memberengut kesal, dan berjalan menuju dapur dengan jalan yang tak seimbang.
"Tumben banget lo ketawa sampe nangis gitu." Refan duduk disebelah Audie sambil menyenderkan punggungnya di sofa.
"Gue liat step by stepnya, pas bang Andre jatuh. Jelas gue ngakak."
********
"Audie mana?"
"Keluar sama Refan," balas Andre sambil memakan apel.
Ely mengangguk paham, tangannya mengambil 2 mangkok, susu, dan juga sereal.
"Lo mau bikinin sereal juga buat gue??" Ely menggeleng.
"Terus?"
"Buat gue," balas Ely singkat.
"Satunya?"
"Satya."
"ACIEEEEE!" Suara Andre yang begitu keras mengundang perhatian Elang yang sedang berjalan menuju dapur.
"Gue dipaksa anjir, gosah cie cie. Tak sleding nyaho kau!"
*****
"Lu ngeraguin gue?"
"Bukan ragu, cuma kek gamungkin aja gitu. Orang kek gue waras." Audie mengetuk ketuknya jarinya di dagu.
"Yaudah gila aja sono, dibilang waras kok malah gamau," sewot orang didepan Audie.
"Santai sih bang, ngono we nesu!"
"Sakkarepku!"
"Emang selama ini, lo ngira lo gawaras gara gara apa?"
"Gue susah buat sedih ataupun marah. Tapi akhir akhir ini sering ngakak gara gara hal sepele, sih."
"Itu doang?"
"Kek mana ya, tapi kayanya gue kebawa cerita yang gue baca deh. Masa setelah gue pikir pikir, gue ini psikopat. Aneh, kan?"
"Jangan ketawa Joko!"
"Nama gue Jay bukan Joko!" Jay merengut kesal.
"Ada ada aja lo, intinya disini. Lo waras, oke? Cuman, lo beda dari manusia yang lain. Bisa dibilang, lo itu keja-"
"Emang sih, gue kejam. Gue akui kehebatan gue itu!" Audie berucap bangga. Sedetik kemudian, pukulan kecil mendarat di lengannya.
"Ngadi ngadi lo emang, kaya gitu bukan kelebihan, anjir!"
"Santai dong, becanda doang!"
Audie keluar setelah memberikan beberapa lembar uang ke Jay. Mereka kenal sudah cukup lawa, Jay sering jedal jedul di markasnya Audie untuk latihan membidik. Dia cukup terkenal dengan parasnya yang rupawan dan otaknya yang mengkilap.
"Gimana gimana hasilnya?"
Audie berhenti, dan menunjukkan sebuah kertas. "Males baca. Intinya, gue waras. YEEE!"
"Lagian ngapain juga periksa kejiwaan kalo waras."
"Gue gabut, selain itu Jay lagi sepi pasien. Jadi gue iseng dateng, kasian dia lagi krisis uang."
"DUIT GUE MASIH AMAN ANJIR, JANGAN NGATAIN GUE KERE!!" Audie melongo sambil menatap pintu yang belum tertutup itu.
"MASIH MENDING LO GUE KASI DUIT, JOKO! MAKASIH KEK!"
***
"Dari mana Fan?"
"Nganterin Audie. Betewe kalo apel jangan didepan tv dong, kaya orang susah aja!"
Bayu mencebik kesal. "Apel mbahmu!"
"Ngeri gue, itu lehernya Alice ga patah apa?!"
Refan bergidik saat melihat posisi Alice yang jauh dari kata normal.
"Ni anak emang kelakuannya ga normal. Biarin aja, gausah dibangunin."
"Cie, gamau cewenya diganggu. Soswit banget si lo." Bayu melotot ke arah Audie, sedangkan Audie semakin memperhatikan Alice yang sedang tidur di sofa.
"Kepalanya kek sengklek njir, ga sakit tuh? Kok iso ngono to?"
Tbc
Hilu, makasih yg masih mau nunggu.
![](https://img.wattpad.com/cover/226650206-288-k726857.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Audie is the Queen
Novela JuvenilHIATUS Cerita ini bukan untuk diplagiat. [FOLLOW SEBELUM MEMBACA, JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN] Tentang kehidupan seorang gadis bernama Audie. Hargai jika ingin dihargai. Start: 26 Mei 2020