Chapter 21

9.6K 548 72
                                    

"Aku benci dihianati."
.
.
.
.
.

Happy Reading.

------------------------------------------------------

"Gak sekolah Au?" tanya Sisi saat melihat Audie keluar kamar hanya menggunakan kaos dan celana panjang.

"Nanti siang."

"Emang lo mau kemana?" sahut Andre.

"Ada urusan bentar," balas Audie sambil berjalan turun tangga.

"Kalo gitu gue juga gak sekolah deh," ucap Andre membuat Audie menoleh.

"Kenapa?"

"Karena males, lagipula guru ntar rapat jadi jamkos. Mending ga sekolah sekalian." Audie mengangguk setelah mendengar penjelasan Andre yang cukup panjang.

********

"Gue dimana?" lirih seseorang yang tak lain adalah Kristalie.

"BANGSAT! LEPASIN GUE!!" teriaknya diruangan yang sangat gelap.

Klik

Lampu menyala membuat ruangan yang tadinya gelap menjadi lebih terang.

"N-nona?" Tubuh Kristalie bergetar hebat saat melihat Audie berdiri didepannya.

"Terkejut?"

Dengan bodohnya Kristalie mengangguk.

"Apa kesalahanmu?" Kristalie bungkam.

"Apa dendam mu kepadaku?"

"Salahmu adalah kau telah membuat perusahaan ayahku bangkrut!!"

Audie menatap Kristalie didepannya, yang
semula wajahnya takut berubah menjadi merah padam menahan emosi.

"Semua murni kesalahan keluargamu," balas Audie tenang.

"Gue gak percaya!" bantahnya.

"Perusahaan orang tua mu terlilit hutang, ayahmu juga memiliki hutang dengan perusahaan Audie sebanyak 1 Triliun. 1 tahun yang lalu, ayahmu juga pernah memiliki rencana untuk membunuh Audie, jadi kebangkrutan perusahaan keluargamu murni karena kesalahan ayahmu sendiri."

Satya menjelaskan cukup panjang, membuat Kristalie menggeleng tak percaya.

Tubuhnya menggila, dia mencoba melepaskan rantai yang melilit tangannya namun sayang karena usahanya sia sia.

"Lepasin gue," rintihnya.

"Aku benci dihianati."

Audie mengambil pisau lipat disakunya, dan mengarahkannya ke wajah Kristalie.

"Jangan..." lirihnya saat ujung pisau hampir mengenai wajahnya.

"Nikmati ini."

Akh!

Darah segar mengucur deras, pipi mulus Kristalie terluka karena tusukan dari pisau Audie.

Tangannya kini terarah menuju lengan Kristalie, pelan namun pasti. Audie menekan pisau itu dalam, membuat darah selalu keluar deras.

Audie mengambil pisau buahnya, mengarahkannya ke dagu Kristalie, menekan pisau itu dari dagu hingga leher, rasa sakit membuat Kristalie tersiksa. Benar benar tersiksa.

"Akh!!" jeritnya saat belati tajam Audie menusuk betisnya.

"Ce-cepat bunuh ak-uu," ucapnya terjeda jeda.

"Hm.. Dengan senang hati."

Audie menembak perut, kaki dan jantung Kristalie.

Dalam hitungan detik, Kristalie merenggang nyawa dengan mata yang melotot sempurna.

Audie is the QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang