Chapter 29

9.6K 542 39
                                    

Happy Reading.

________________________

"Gue bilang juga apa Lan! Jangan cari masalah sama Audie!"

Kini Wulan, Vita dan Tika sedang berada di UKS.

UKS sepi, bahkan tidak ada satupun orang yang berniat membantu Wulan tadi kecuali kedua temannya ini.

"Lo hampir mati tadi sama sekali ga ada yang bantuan lo, dan lo sekarang malah pengen nyelakain Audie? Punya nyawa dua lo?"

Wulan menatap Vita dan Tika kesal. "Lo berdua bisa ga sih jangan bikin gue emosi? Turutin aja kemauan gue, gausah banyak protes!"

"Budek lo? Andre tadi udah bilang jangan berurusan sama Audie, mukanya sama sekali gaada ekspresi becanda. Gue gamau ngerelain nyawa gue cuma buat nurutin rencana konyol lo ini!" Vita menatap tajam Wulan.

"Ohh jadi lo berdua ngelawan? Oke. Gue bakal bilang ke papa dan tagih utang orang tua lo detik ini juga!"

Vita dan Tika melotot kaget, tak lama kemudian notif terdengar dari ponsel mereka berdua.

+62*********

Gaperlu nurutin apa kemauan dia, hutang ortu lo udah gue lunasin. Gaperlu ganti uangnya ke gue, cukup berhenti jadi babunya Wulan dan dateng ke kafe deket sekolah jam 3 nanti.

Vita dan Tika saling tatap, wajah mereka terlihat tak yakin. Namun saat ayah mereka mengirim pesan bahwa hutang mereka telah lunas. Keduanya mengangguk dan tersenyum.

"Silahkan lo aduin papa lo, gue ga takut. Yang jelas, mulai detik ini gue bukan babu lo lagi!"

Wulan menatap Vita Tika tak percaya, wajahnya memerah.

"Gue bakal bilang ke papa!"

"Silahkan!" Vita dan Tika keluar dari UKS, keduanya tersenyum lega.

Setidaknya mereka telah lepas dari kekangan nenek lampir bernama Wulan itu, namun pertanyaannya. Siapa yang mengirim pesan itu kemereka?

"Pa! Tagih hutang papanya Vita sama Tika. Wulan gamau tau! Sekarang juga minta uangnya!"

"Hutang apa nak?"

"Hutang papanya Vita sama Tika! Tagih sekarang juga!"

"Hutang mereka sudah lunas, apa lagi yang perlu ditagih?"

"HAH?! YANG BENER PA?! KAPAN MEREKA NGELUNASINNYA!?"

"5 menit yang lalu, kenapa?"

Wulan berdecak kesal. Mampos gada temen kan lo, kesian kesian.

"Gak."

"Gue bisa ngelakuin ini sendiri. Kalo gue gak bisa ngelukain Audie, setidaknya gue pasti bisa ngelukain Andre."

**********

'Huftt'

Kini, Audie sedang menyendiri dirooftop sekolah. Mengingat kejadian tadi membuatnya muak, kenapa disekolah se elit ini masih ada cabenya? Membuyarkan pemandangan saja.

'Baru aja kemaren masalah selesai, sekarang nambah lagi si cabe ijo. Hidup gue gini amat, setiap dikasi masalah berurusannya sama orang yang gajauh dari kata jalang. Nasibb nasibb, emang udah takdir. Mungkin ini kode dari Tuhan yang nyuruh gue bantu malaikat buat ngehempasin cewek murahan dari muka bumi ini,' batin Audie sambil merebahkan dirinya disofa.

Kakinya diatas kepalanya dibawah, paham gak? Gini nih posisinya Audie sekarang.

Kakinya diatas kepalanya dibawah, paham gak? Gini nih posisinya Audie sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Audie is the QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang