34. Masa Lalu

774 54 18
                                    

"Mbak hujan nya sangat deras, mengapa hanya berdiam dan tidak berteduh?" Ucapnya

Alysa lalu menatap lekat pria itu, matanya seperti tak asing bagi nya. Tampak seperti seseorang yang pernah ia temui di masa lalu.

"Oh, iya mas saya gak nyadar kalau hujan sudah turun" ucap Alyssa sembari sedikit berlari ke emperan toko. Lelaki tadi mengikuti nya dari belakang.

Alysa mencoba mengingat-ingat siapa lelaki yang berada di samping nya. Lalu ia teringat pada "Arif" teman di masa SMA nya.

"Eee mas, punten boleh nanya?" Ucap Alysa gugup

"Boleh, mau tanya apa?" Jawab pria itu

"Mas ini nama nya Arif? Dulu sekolah di SMA Kartika?" Tanya nya memastikan

"Ehh iya mbak, sekolah di situ juga?" Tanya lelaki itu kembali

"Yakin gak kenal saya"

"Hmm, kurang tau mbak"

"Saya alysa Azzahra, masa gak ingat" jelasnya

Lelaki di depan nya pun tempak tercengang melihat Alyssa yang sekarang. Alyssa dengan hijab dan penampilan sopan  menyejukkan. Beda jauh dari Alysa di masa SMA yang tidak berhijab. Tampak Arif tak berkedip melihat perubahan drastis Alysa

"Serius ini Alyssa Az-Zahra? Kamu apa kabar, MasyaAllah.. saya tidak menyangka kamu bisa berubah se drastis ini sa" Ucap Arif terkagum.

"Hmm Alhamdulillah sehat rif, dan  Alhamdulillah juga aku di kasih Allah jalan buat jadi pribadi yang jauh lebih baik lagi "

"Alhamdulillah hidayah itu datang ke kamu,Aku seneng banget liat perubahan kamu se drastis ini"

"Hhh hehe iyaaa mas Alhamdulillah" Senyum manis terlintas dari wajah Alysa.

"Oh ya sa, kamu ngapain tadi masih tetap duduk di bangku taman pas hujan lagi turun?" Tanya Arif

"Aku gak tau mau ngelakui apa rif" ungkap nya

"Kamu ada masalah sa?" Tanya Arif lagi

"Hari ini suamiku menikah dengan wanita yang dahulu ia cintai. Sungguh, aku tidak berani menghadiri pernikahan itu. Melihat suamiku sendiri mengucapakan nama wanita lain pada saat ijab qobul" jelas Alyssa

"Loh? Kenapa kamu mau di poligami kalau kamu tidak ikhlas?" Tanya Arif tegas

"Aku mencoba ikhlas, sungguh. Tapi rasanya sakit, Dulu suamiku sudah ingin menikah dengan Adibah. Namun Adibah mengalami kecelakaan dan semua orang mengira nya sudah meninggal. Aku menggantikan Adibah di hari pernikahan mereka. Namun Adibah di selamatkan orang baik. Dan kembali ke sini,dan suamiku pun tampak jelas dia belum melupakan Adibah walau dia sudah menikah denganku" Jelasnya perlahan di ikuti dengan isak tangis

"Aku ingin bertemu suami mu, yang telah membuat mu menangis terisak seperti ini" ucap arif tegas

"Gak usah rif, percuma. Pernikahan nya juga pasti sudah terlaksana dengan lancar tanpa hambatan. Mas Faiz juga gak harus ngeliat aku nangis di hari bahagia nya. Untuk urusan luka,tak apa aku yang menyembuhkan nya sendiri"

Bagaimanapun seorang wanita yang di madu bisa mengatakan hal setegar itu. Yang jika kita dengar sendiri sudah membuat hati kita merasa miris.

"Sa, untuk apa tetap bertahan? Kamu yakin bakalan bahagia di madu? Kamu yakin suami mu akan adil? Kamu yakin bisa sabar melihat suami mu sendiri bermesraan dengan istri muda nya di depan mu?" Tanya arif

"Udah, aku udah mikiri baik buruk nya. Aku yakin pasti bisa sabar menghadapi mas Faiz." ucap Alyssa

****

" Ijab qobul dari tadi sudah selesai, mengapa aku tidak melihat keberadaan Alyssa di sini" ucap faiz dalam hati

"Faiz, Alyssa Di mana?" Bisik umi

"Gak tau mi, Faiz sama sekali tidak melihat Alysa datang hari ini"

"Apakah Alyssa sakit?" Tanya umi memastikan

"Tadi Alyssa telfon faiz dan bilang tidak usah menunggu kehadiran nya mi" jelas faiz

"Lalu sampai sekarang kamu tidak mencari tau keadaan nya? Bagaimana sih kamu ini nak, dia itu juga istri kamu. Telpon dia  sekarang" Kata papa handoko sedikit kesal

Faiz pun terbawa kesal, lalu menelpon Alysa.  Panggilan pun tersambung

"Halo Alysa, kamu ada di mana? Kenapa sampai sekarang tidak datang ke sini?" Tanya Faiz kesal

"Maaf mas, Alysa tidak sekuat itu harus melihat mas menikah wanita lain. Gak usah khawatir ka Alyssa, Tetap dalam acara nya sampai selesai. Kemudian kita bertemu di rumah dengan Adibah juga"

"Baik,jika itu mau kamu, maafkan saya Alsya saya tau ini semua tidak mudah untuk kamu terima. Nanti ketika di rumah tidak usah bicara apa-apa kepada adibah. Jangan sampai dia tau dulu kamu adalah istri pertama saya. Kamu hati-hati ya, pulang ke rumah segera" pesan faiz

****

"Apa kata nya sa?" Tanya arif

"Tidak ada,dia hanya menyuruh ku pulang rif. Aku pulang diluan yaa, hujan nya pun sudah semakin reda" pamitnya sambil sedikit berlari ke arah mobil

"Saa tunggu"

"Kenapa rif?" Tanya Alysa

"Kalau ada apa-apa jangan sungkan hubungi aku yaa" katanya sambil memberikan kartu nama nya.

Alysa hanya tersenyum lalu memasuki mobil nya dan pergi meninggalkan Arif.
Tampak arif sangat terkagum melihat perubahan besar pada penampilan Alysa. Tampak aura nya sangat berbeda dari zaman sma dahulu. Tutur kata nya pun jauh lebih lembut. Tapi sayang Alysa sudah menikah.

****

Laa Tahzan  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang