36. sabar atau sadar?

583 49 9
                                    

Sudah hampir sore, namun Faiz sama sekali belum mengabarkan Alysa. Bahkan pasang singkat darinya pun tak ada. Sudah berjam-jam Alysa selalu melihat layar handphone nya. Berharap ada notifikasi dari suaminya tersebut. Resah di rasanya, ada sedikit cemburu juga pada dirinya, mengapa sampai hari ini Faiz belum memberi kabar. Akan kah mereka sedang menghabiskan waktu bersama?

" sudah hampir sore, mengapa mas Faiz belum menghubungi ku sama sekali? , Apa aku telpon aja? Ah tidak, jika aku menelpon Adibah akan curiga. Aku takut mereka bertengkar, apa aku tunggu beberapa jam lagi? Jika tidak ada kabar dari mas Faiz, coba akan ku susul ke rumah" Batin Alysa berdebat dengan dirinya sendiri.

Di sisi lain, faiz tampak sedikit khawatir tentang keadaan Alysa karna berada di hotel sendiri. Ia bahkan tak tau di hotel mana tepat nya Alysa menginap. Ia juga ragu apakah bisa membawa Alysa pulang malam ini. Namun apa yang harus di katakan pada Adibah? Pernikahan mereka baru hitungan jam. Ia tak ingin membuat Adibah kecewa. Namun bagaimana dengan Alyssa? Ia sangat bingung di hadapkan dengan kondisi terhimpit seperti ini .

Di tengah lamunan nya, Adibah menepuk pundak nya pelan.

" Um, iya kenapa sayang?" Tanya nya lembut

" Mas aku laper, pengen makan di luar boleh?"

" Emang kamu mau makan apa?" Tanya nya kembali

" Kemana aja asal sama mas, aku gak mau berpisah dengan mas lagi. Aku sudah melalui beberapa saat kehilangan kamu. Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi lagi. Aku tidak ingin kamu jauh dariku mas, apalagi kita berpisah seperti kemarin. Itu sangat menyiksa berjanjilah untuk selalu setia dengan ku hingga nanti kita tutup usia?"

Faiz terdiam beberapa detik mendengar pernyataan dan pertanyaan Adibah.

" Bagaimana dengan Alysa? Apakah aku harus mengatakan nya hari ini? Atau ku sembunyikan beberapa saar hingga situasi nya membaik?" Batin Faiz

"Heii, sayang, kamu kenapa diam?" Tanya Adibah membuyarkan fikiran Faiz.

" Ehh, tidaak aku hanya berfikir di mana tempat yang cocok untuk kita makan romantis malam nanti" ucapnya mengelak

" Hmmm, kalau begitu aku siap-siap dulu ya mas. Sebentar lagi Maghrib , mas siap-siap ke masjid ya. Usai Maghrib kita pergi.

****

"

Sudah malam, Mas faiz belum menelpon aku sampai saat ini. Apakah dia lupa mengabari nya atau bagaimana?" Batin Alysa

Ia pun mencoba menelfon faiz untuk yang kesekian kali nya, namun tak kunjung di angkat. Rasa risau dan cemas pun menghantui nya. Ia juga tidak bisa berlama-lama tinggal di hotel sendiri seperti ini. Apalagi sama sekali tidak ada orang yang tau di mana keberadaan nya, karena faiz melarang nya.

Lamunan Alysa terbuyar tak kala mendengar handphone nya berbunyi. Dengan cekatan ia mengangkat nya tanpa melihat siapa yang menelepon.

" Assalamu'alaikum Alyssa" Suara berat Arif menyadarkan Alysa yang menelfon bukan Faiz.

" Eh emm, Wa'alaikumussalam mas, kenapa malam-malam kamu menelfon?" Tanya nya

" Aku tadi niat silaturahmi ke rumah kamu, mau silaturahmi ke suami kamu juga, tapi aku lihat suami mu pergi dengan madu nya. Aku fikir kamu lagi tidak di rumah? " Tanya Arif

" Pergi kemana mas Faiz dengan Adibah? Apa karna mereka ada rencana makanya tidak ada kabar dari mas faiz sama sekali?" Batin nya bertanya-tanya

"Saaaa, kok diam?"

" Ehhh iya mas, sebenarnya semalam aku di suruh mas Faiz buat tinggal satu malam di hotel, karena ia belum siap memberitahukan semua nya pada Adibah. Ia bilang akan mengabariku hari ini untuk pulang ke rumah, namun sampai sekarang pun tidak ada kabar sama sekali dari dia" jelas Alysa

Laa Tahzan  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang