" Apa-apaan kamu ini, sudah ku bilang tidak usah datang sebelum aku memberitahu nya. Apakah kau ingin membuat ku dengan Adibah cepat bercerai karnamu? Sungguh kau sangat egois Alysa, tak sekali pun kau bisa mengerti bagaimana posisi ku. Kau hanya mementingkan diri mu sendiri, bagaimana kau agar bahagia,sedangkan aku terluka dan hancur " Amarah nya memuncak, terus menerus tanpa ampun menyudutkan Alysa
Alysa pun terdiam, menahan air matanya keluar. Sungguh sakit mendengar perkataan Faiz barusan. Ia tak menyangka mendengar pernyataan jahat itu keluar dari mulut suami nya.
****
" Kenapa kamu menilai aku serendah itu mas? Ini rumah ku, rumah kita. Aku itu istrimu, tolong hargai aku sedikit saja. " Sesal Alysa tiba-tiba memuncak
" Ini rumah ku, rumah yang ku beli. Kamu memang istriku, tapi aku tidak pernah mencintai mu, aku hanya menikahi mu dengan terpaksa, kau tau? Sebenarnya aku ingin sekali menceraikan kamu usai aku menikah dengan Adibah. Namun aku kasihan padamu, jadi tolong pahami posisi kamu di rumah ini"
Tatapan kecewa Alysa tidak dapat di sembunyikan. Seolah di tikam berbagai benda tajam. Kata-kata faiz sungguh menusuk, sangat menyakiti hatinya. Bagaimana bisa seorang lelaki bisa mengatakan itu? Muncul sedikit di benak nya untuk segera berpisah dengan Faiz, karna hanya kepedihan yang kelak ia dapatkan jika masih bertahan dengan lelaki jahat seperti itu.
Ia pun langsung pergi, namun faiz segera menghalangi nya
" Tidak usah pergi, kau hanya menyusahkan ku saja. Aku yakin kau akan pulang ke rumah umi dan menceritakan semua nya pada beliau. Apakah kau senang reputasi ku hancur di keluarga kita? Aku tidak menyangka kamu se egois ini Alysa"
Alyssa terkekeh pelan, bagaimana bisa fikiran faiz bisa se picik ini padanya. Mata nya memerah, ingin sekali meluapkan semua emosi yang di rasakan nya pada lelaki di hadapan nya saat ini.
Adibah pun datang, Alysa cepat-cepat menyeka air mata nya, lalu mengubah mimik wajah nya kembali. Ia yakin Adibah tidak bersalah, sebab Adibah tidak mengetahui apapun atas semua kejadian ini.
"Mbak, masakan nya sudah siap. Ayo kita makan dulu?" ajak adibah
" Oo iya mbak saya akan segera ke sana. mata saya kelilipan, izin ke toilet sebentar mbak" ucap Alysa
" Mari saya antar mbak" tawar Adibah
Alysa pun membasuh wajah nya yang lembab. Ia tidak boleh lemah seperti ini. Apalagi karena perkataan suami nya yang sebetulnya sangat menyakitkan. Dia harus berpura-pura sebagai kerabat faiz, bukan istri nya. Ada rasa menyerah di rasakan nya dalam memperjuangkan rumah tangga mereka yang masih seumur jagung. Padahal Selama adibah tidak ada, faiz bisa pelan-pelan menerima diri nya sebagai istri. Namun sekarang situasi nya berbeda, Adibah yang memang selalu Faiz cintai sudah kembali. Mungkin faiz menunjukkan kembali sifat asli nya setelah mungkin berpura-pura mencintai Alysa selama ini.
Alysa pun kembali ke dapur, tampat Adibah sedang menyiapkan makanan di meja makan. Senyum manis nya menyambut Alysa.
" Silahkan duduk mbak, saya ambilin ya" tawar Adibah
" Oh, tidak usah mbak, tak apa biar saya sendiri." Tolak nya halus
" Sebenarnya kami sudah makan tadi mbak, tapi karena ada tamu tidak mungkin kami meninggalkan mbak makan di sini sendiri an"
Adibah lalu duduk dan ikut menikmati makan malam yang ia sajikan.
" Oo iya mbak, kenapa gak ngehubungi kami kalau mbak mau datang ke rumah?" Tanya Adibah membuka percakapan
" Ehh, iya nih mbak hp saya lowbat di jalan. Jadi tidak sempat memberi kabar kepada mas faiz"
" Kamu anak bibi mas faiz yang mana?" Tanya Adibah kembali
" Sayang, dia itu anak bibi jauh aku, Kerabat jauh. Tapi papa sama mama berhubungan baik dengan orangtua nya. Jadi minta tolong nya ke aku buat di ajari bisnis" jawab Faiz cekatan.
Adibah hanya mengangguk dan tersenyum. Tak ada lagi percakapan setelah itu.
" Mbak saya cucikan piring nya ya, mbak langsung istirahat saja. Pasti capek ya mbak apalagi baru siap masak untuk saya " Tawar Alysa
" Jangan mbak, sejak kapan tamu yang baru saja sampai itu cuci piring? Mbak langsung ke kamar aja ya. Saya aja yang amankan semua nya."
Alysa pun hanya mengangguk dan pamit masuk ke kamar yang telah di sediakan Alysa. Tentunya bukan kamar yang ia tempati dengan Faiz sebelum Adibah datang ke rumah mereka.
Tok tok tok
Suara ketukan pintu menghentikan Lamunan Alysa, ia pun membuka pintu nya. Tampak faiz berdiri di depan nya dengan tatapan penuh amarah
" Aku tau kamu mau membongkar semua nya di depan Adibah. Aku tau apa yang ada di fikiran mu" tuduh Faiz
" Mas, kurang apalagi kamu nyakiti aku? Aku udah diam, aku udah sabar. Kenapa kamu terus terusan menghujam aku dengan perkataan-perkataan dan tuduhan kamu yang jelas-jelas bukti nya tidak ada?" Jawab Alysa tegas
Faiz pun terdiam sesaat, lalu emosi nya kembali memuncak
" Alah gak usah ngelak kamu, aku tau apa yang ada di perkataan mu. Selama di sini cukup diam dan tak usah banyak tingkah. Apalagi sok-soan nangis. Kamu tidak usah terlalu dramatis. Saya sama sekali tidak merasa bersalah atas apa yang saya lakukan padamu. Karena saya tau itu benar, saya mencintai Adibah dan saya ingin hidup bahagia bersama dia. Kamu hanya penghalang dalam hubungan kami"
" Mas, aku kurang sabar apa lagi sama kamu? Aku udah izinin kamu poligami dengan wanita yang selama ini kamu cintai. Aku ini juga punya hati mas, kenapa dalam waktu 2 malam saja sifat kamu langsung berubah padaku? Padahal sebelum menikah kembali kamu sungguh sangat menghargai bagaimana perasaan ku? Sungguh ini bukan kamu yang aku kenal" sesal nya
" Ini aku yang sebenarnya, kalau kamu memang tidak tahan dengan semua ini silahkan luncurkan surat gugatan cerai, aku bakalan langsung talak kamu " Ucap Faiz kembali
" Sungguh aku tidak ingin adanya perpisahan mas, selama aku bisa menjaga rumah tangga dan kita walau di kondisi menyakitkan seperti ini, aku akan bertahan. Aku akan buktikan bagaimana kesabaran ku meluluhkan hati kamu, aku berjanji mas" isak tangis Alysa kembali terdengar. Setelah selama makan ia sebisa mungkin menahan rasa sesak di dalam hati nya
" Aku sudah memberi kamu pilihan, jika memang kamu memilih itu. Jangan salahkan aku jika kamu sakit hati akan tingkah ku" ucapnya lalu pergi tanpa merasa bersalah
Alysa pun langsung mengunci pintu kamar nya. Sedih tak bisa ia tutupi kembali. Ia hanya bisa menangis dalam diam, tak ingin membuat Adibah tau. Sesakit ini mencintai pria yang lebih mencintai orang lain. Bukan, faiz nyata nya tidak pernah mencintai diri nya. Namun di tengah keperihan yang ia rasakan, Alysa bertekad untuk mempertahankan pernikahan nya. Walau banyak sekali halauan yang akan ia lalui di hari mendatang. Ia tak perduli, baginya mempertahankan pernikahan adalah caranya berbakti pada Faiz yang bahkan tidak mencintai diri nya
****
Halo semua nya, Laa tahzan kembali. Tunjukkan dukunganmu untuk cerita ini dengan cara vote dan comment yaa. Bantu agar cerita ini bisa cepat selesai dan akan ada kisah-kisah menarik berikutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Laa Tahzan
SpiritualBagaimana rasanya, jika engkau berada di posisi seorang Alysa Azzahra? Seorang wanita yang sangat sabar, rela di poligami sang suami Faiz Al-Ghiffari dengan Adibah,wanita yang di sangka sudah meninggal di saat ingin menikah dengan faiz. Sebuah cerit...