38. Cemburu?

850 50 74
                                    

Setelah kejadian kemarin malam, Alyssa lebih banyak diam. Ia tidak berbicara jika tak ada yang mengajak nya bicara. Adibah bahkan terlihat bingung, mengapa tingkah alysa tiba-tiba seperti itu. Ia bingung, namun tak berani bertanya langsung pada Alysa.

Setelah sarapan pagi faiz bergegas pergi, namun dengan sigap Adibah memberikan bekal makan siang untuk suami nya. Alysa hanya mampu terdiam dan melihat suaminya mencium kening wanita lain di hadapan nya. Tak ada yang bisa ia lakukan, hanya diam dan berusaha menahan tangis.

"Mbak kenapa?" Tanya adibah menyadari sikap Alysa yang sedari tadi diam

" Nggak papa kok mbak, hehe saya boleh izin pergi keluar ya mbak. Kemungkinan saya tidak pulang malam ini karena ingin mengunjungi sanak saudara lain di sini" pamit Alysa

" Apa mbak mau saya antar?" Tawar Adibah
"Tidak usah mbak, saya sendiri saja" tolak nya lembut. Lalu Alysa pun bergegas bersiap-siap lalu berpamitan kepada Adibah.

Sebenarnya dia tidak tau ingin kemana, namun Alysa ingin sejenak menenangkan diri dari masalah rumit yang ia hadapi. Ia tidak tau bagaimana akhir dari kisah pernikahan nya yang sangat menyedihkan.

" Alysa? Mau kemana?" Tanya seorang pria dari dalam mobil

Ia menengok kebelakang, menyadari Arif yang memanggilnya. Ia tampak tersenyum lalu berjalan menghampiri Arif

" Hehe, gak ada nih aku mau jalan-jalan aja " jawabnya

" Saa, kamu kenapa? Aku tau kamu sedang tidak baik-baik saja. Kamu boleh cerita denganku, aku akan mendengarkan dan memberikan solusi sebisaku pada masalahmu. Tidak usah bersikap seolah kau baik-baik saya. Aku kenal kamu bagaimana. Jadi tolong jangan simpan semuanya sendiri " pinta Arif

Alysa pun menghela nafas lalu berjalan menuju kursi penumpang

" Boleh antar aku ke tempat yang tenang Rif? Aku sangat ingin ketenangan saat ini. Nanti aku akan bercerita semuanya " pintanya

Arif mengangguk pelan, Alysa pun masuj ke dalam mobilnya. Namun selama di perjalanan tak ada satu patah katapun yang ia katakan. Tampak beberapa kali ia menyeka air matanya agak tidak tampak. Namun Arif menyadari desak tangis Alysa.

" Kalau mau nangis gapapaa saa, selama denganku kamu bisa menangis sepuasnya, sampai kamu merasa lebih tenang " ucapnya

Alysa pun menangis terisak, sakit di hatinya rasanya tidak mampu tertahan lagi. Ia tidak tau akan melakukan apa, akan berbuat apa, akan menyikapi masalah ini seperti apa. Ia hancur, namun harus terpaksa tetap tersenyum melihat suaminya bersama dengan orang lain.

Kebencian tersirat pada hati Arif melihat Alysa begitu sakitnya di khianati oleh Faiz. Ia geram sekaligus emosi melihat lelaki pengecut seperti Faiz. Andai saja ia bisa menyembuhkan luka di hati Alysa. Namun ia sadar Alysa begitu kekeh untuk mempertahankan rumah tangga nya yang entah bagaimana ujungnya.

Tak lama menangis, Alysa tertidur namun terdengar masih segugukan. Sepertinya ia lelah karena terlalu sering menangis, matanya sangat bengkak karena selalu menangis. Mereka pun sampai ke tujuan, Arif enggan membangunkan Alysa yang sedang tertidur lelap. Arif tak ingin melihat Alysa kembali menangis, ia pun turun sembari mencari makanan untuk mereka berdua.

15 menit kemudia Alysa terbangun dan tersadar tak menemukan Arif di mobil. Ia pun keluar lalu melihat Arif tersenyum sambil melambaikan tangan di satu kursi taman kota yang tampak sepi.

" Kamu kenapa gak membangunkan ku?" Tanya Alysa

" Kamu tampak capek sa, aku tidak tega melihatmu menangis seperti tadi. Sekarang kita makan dulu, lalu kamu bisa bercerita sebanyak apapun dengan ku, kamu juga bisa menangis sepuasmu. Ungkapin semua nya sa, biar kamu ngerasa tenang " Ungkap Arif

Alysa hanya tersenyum mendengar perkataan Arif yang sangat mengerti keadaan nya. Mereka pun makan bersama, suasana taman yang tenang dan juga asri setidaknya menenangkan fikiran Alysa.

" Rif, apa memang pernikahan ku hanya sampai di sini saja?" Tanya Alysa, suaranya terdengar bergetar

" Sa, untuk apa kamu bertahan kalau di sakiti? "

" Aku tidak tau Rif, aku hanya ingin mempertahankan pernikahan ku"

" Mau sampai kapan sa? Kalau kamu pertahanin juga sakitnya di kamu, ruginya di kamu. Yang seneng siapa? Faiz sa, tolong buka fikiran kamu, belakangkan perasaan kamu, coba berfikir secara logika. Kalau duri tertancap di tangan kamu apa mau di biarin aja? Semakin kamu biarin akan semakin menyakiti kamu sa" jelasnya panjang lebar

" Allah benci perceraian Rif" sambungnya

"Allah lebih mengutuk seorang lelaki yang tidak bisa berlaku adil kepada kedua istrinya. Apalagi ia menyakiti salah satunya" ujar Arif

" Ini baru beberapa hari pernikahan mereka, di rumahku sendiri aku di anggap sebagai saudara jauh oleh mereka. Rasanya sangat menyakitkan melihat mereka tampak mesra di depan ku Rif. Namun sakitnya aku harus selalu tampak baik-baik saja, aku tidak boleh menangis di sana. Aku tidak boleh mengeluh, aku harus mengikuti jalan cerita yang mas Faiz ciptakan "

" Ceraikan dia sa, bahkan menyebut namanya saja aku merasa jijik "

Amarah Arif tampaknya mulai tak terkendali. Bagaimana tidak, ia menyimpan perasaan sayang dengan Alysa cukup lama. Melihat wanita yang di sayanginya di sakiti lelaki tak bersyukur membuat Arif naik pitam. Ia ingin mengungkapkan perasaan nya pada Alysa, namun sepertinya itu bukan saat yang tepat.

" Pernikahan ku masih sangat muda Rif, Apa kata orang nantinya? "

" Jangan pedulikan perkataan orang Sa, ini hidup kamu, kamu yang ngendaliin. Oranglain gak ngerasain apa yang kamu rasakan, mereka hanya bisa menilai dari satu sudut pandang saja."

" OOO, jadi ini yang kamu lakuin di belakang aku?" Suara berat Faiz mengagetkan mereka berdua

" Jalan berdua dengan lelaki yang bukan mukhrim kamu, dasar perempuan tidak baik kamu. Suami mu kerja namun kamu malah bermesraan dengan lelaki lain di sini" Ucapnya tanpa merasa bersalah

" Tidak ada yang bermesraan di sini mas" ucap Alysa membela diri

" Tidak bermesraan kamu bilang? Jadi untuk apa kamu berdua dengan lelaki di sini?"

" Aku hanya bercerita mas, tidak lebih"

" Bercerita kenapa harus dengan lelaki? Teman perempuan kamu banyak, hanya alasan saja. Sekarang aku sudah tau bagaimana perilaku kamu selama ini di belakang ku "

Arif pun naik pitam memukul wajah Faiz cukup keras.

"Manipulatif banget lo jadi cowo, lo yang nyakitin Alysa, malah lo yang ngerasa tersakiti. Sehat gak? Punya otak di pake buat berfikir, Alysa juga istri lo, gak seharusnya lo nyakitin dia seperti ini" ucapnya geram

Faiz pun membalas pukulan Arif

" LO GAK SEHARUSNYA CAMPURIN URUSAN RUMAH TANGGA GUE "Faiz naik pitam, suaranya cukup keras terdengar

" Gila lo, lo manusia paling gila yang pernah gue temui" Arif berusaha tenang, ia tak ingin menimbulkan perhatian bagi orang ramai

" Alysa, kamu pulang sekarang" perintah Faiz

Alysa tampak takut mendengar faiz, ia tak berani mendekat. Saat ini ia melihat suaminya seperti monster jahat. Tampak sangat mengerikan melihat Faiz semarah ini. Namun mengapa ia harus marah? Ia sendiri yang mengatakan tidak mencintai Alysa.

" ALYSA PULANG SEKARANG" Teriakan nya lebih kencang. Alysa semakin takut, melihat Amarah Faiz yang semakin memuncak, ia pun berjalan menjauh.

" Jangan takut sa, aku ada di sini. Sekarang aku semakin yakin buat dukung kamu pisah dengan lelaki gila ini " ucap Arif.

****
Udah lama bgt gak update ternyata hihihi. Maafin Author yaaa udah buat kalian nunggu. Sehat-sehat semuaaaa

Laa Tahzan  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang