35. Luka

571 41 10
                                    

"saaa" panggil Arif menghentikan langkah Alyssa menuju mobil

" Kenapa mas?" Tanya nya

" Boleh minta no hp kamu? Manatau nanti saya ada kepentingan, lebih mudah menghubungi kamu? "

" Harus ya mas?" Tanya Alysa terheran

" Emm saya harap nya sih begitu, kalau kamu butuh bantuan saya juga dengan senang hati kamu tinggal telfon saya" Ucap Arif menambah Alasan

" Oh, oke mas ketik saja"

Alysa pun pamit dan langsung pulang dengan segera. Sedikit lega karena ia bisa bercerita dengan Arif tadi. Fikiran nya kembali buyar tak kala akan berjumpa dengan Faiz di rumah.

Drrrrrrrr
Ponsel Alyssa berbunyi

"Assalamu'alaikum mas? Ada apa? " Tanya Alyssa

"Wa'alaikumussalam sa, mas boleh minta tolong Sya?" Ucapnya di sebrang telfon

" Minta tolong apa mas? Kalau bisa di bantu pasti alysa bantu"

" Kamu lagi di mana? " Tanya faiz

" Lagi di jalan nih mas, mau pulang ke rumah" jawab Alyssa

" Sya, bisa gak malam ini kamu gak usah pulang ke rumah dulu? Soal nya ini kan malam pertama mas dengan Adibah, mas belum tau mau ngejelasin bagaimana ke adibah. Kamu tau sendiri kan, mas baru saja menikah dengan Adibah, orang yang sangat mas idam- idam kan. Mas pengen nikmati waktu berdua dengan dia " jelasnya panjang lebar

Rasanya ada beribu jarun yang menusuk dada Alysa, sangat sakit rasanya mendengarkan permintaan suami nya yang ingin menghabiskan malam dengan wanita lain yang bukan diri nya.

" Ternyata ikhlas tidak semudah itu ya Allah" batin nya pelan seraya menangis menitikkan air mata. Ia berusaha keras meredam amarah dan sedih nya. Isak tangis nya pun tak ingin di dengar oleh siapapun.

" Sya? Bagaimana? " Tanya Faiz tanpa rasa bersalah.

Alysa pun menarik nafas nya panjang, lalu mencoba tenang walau sakit di hati nya tak mampu ia redam.

" Ooo iya mas, tidak apa-apa, mungkin alysa nginap di rumah umi saja dulu untuk malam ini "

" Jangan sya" tegas Faiz

" Kenapa mas?" Tanya nya heran

" Mas takut nanti umi sama abah ngira mas jahat sama kamu, tega ngebiarin kamu gak pulang ke rumah malam ini, bukan nya mas tega, cuma kamu tau sendiri Adibah gak akan kuat menerima kenyataan ini jika kamu pulang ke rumah. Mas tau kok kamu itu istri yang berbakti. Terimakasih ya sayang "

Alysa hanya tersenyum miris mendengar apa yang di katakan suami nya. Bisa-bisanya Faiz lebih mementingkan perasaan Adibah daripada mengingat betapa hancurnya Alysa pada saat ini. Di tambah Faiz yang melarang nya pulang ke rumah dengan alasan yang sangat tidak adil baginya.

"Baik lah mas, Alysa akan nginap di hotel untuk malam ini, dan tidak akan memberitahukan apapun ke keluarga kita." Ia pun langsung mematikan sambungan telepon nya.

Ia terdiam selama beberapa menit, masih berusaha berfikir jernih. Bahkan Alysa berfikir bahwa semua ini hanya mimpi buruk nya. Namun Tidak, ini adalah kenyataan paling pahit di dalam hidup nya. Harus berbagi suami dengan orang lain.

" Tidak mudah sama sekali ya Allah, bisakah hamba melewati nya? Bisakah hamba mempertahankan nya? Atau jika hamba merasa lelah pernikahan ini juga akan patah? Jelas-jelas mas faiz sungguh sangat mendambakan pernikahan ini. Dan menganggap kehadirah hamba hanya sebagai benalu di hubungan mereka berdua. Yaa Allah, perkuat lagi rasa sabar hamba, luaskan lagi hati hamba menerima apapun yang menjadi kehendakmu "

Setelah merasa sedikit tenang, Alysa kembali melajukan mobil nya menuju sebuah hotel yang berada tak terlalu jauh dari kediaman nya. Sesampai nya di hotel, rasanya tubuh nya tak mampu menopang kesedihan itu lagi. Ia menangis, tak menyangka pernikahan yang ia dambakan harus berakhir seperti ini. Rasanya sangat tak mampu ia melewati semua nya, namun ia teringat bahwa Allah tidak akan menguji hambanya di luar kesanggupan nya. Ia menangis sampai tertidur lelap, matanya tampak bengkak menangis semalaman.

Di sisi lain, faiz dan Adibah menikmati malam yang panjang untuk pernikahan mereka berdua. Tak ada rasa penyesalan dalam diri faiz, hanya rasa bahagia menyelimuti hati nya karena bisa menikah dengan wanita pujaan hati nya. Sedangkan Adibah sama sekali belum mengetahui faiz yang sudah menikah dengan Alysa.

***

Seusai melaksanakan shalat subuh, Alysa pun membersihkan kasur nya. Seolah lupa betapa hancur nya ia kemaren, Alysa memulai harinya dengan senyuman. Berharap hari ini ia mendapatkan hal baik sehingga lupa kesedihan nya di malam kemarin.

"Mas faiz belum menelpon, kapan aku bisa pulang ke rumah? "

Ddrrrrr

Tiba-tiba handphone nya berbunyi. Pada room notifikasi terdapat satu pesan dari nomor yang tidak di kenal

" Selamat pagi saa, sudah makan belum?"

Alysa hanya terdiam, heran siapa yang berani-beraninya mengirimkan sms padanya sepagi ini.

"Mungkin kah ini nomor baru nya mas faiz?" Tanya nya heran

"Saaa, kenapa gabales pesan ku?" Ucap salah seorang di dalam sms itu kembali

"Maaf, ini siapa ya? Dapat nomor telepon saya dari siapa?" Tanya nya sopan

" Kamu tidak tau saya siapa"

" Tolong jangan bermain-main dengan saya, kalau tidak ingin memberitahu akan saya blokir nomor kamu" ucap nya tegas.

Lelaki di balik sms itu pun terkekeh pelan
" Ternyata Alyssa tetap bawel dan masih galak" katanya sambil tertawa pelan

" Aku adalah seorang lelaki tampan utusan istana" jawab nya

" Ah, anda terlau membuang waktu saya, pagi-pagi sudah mengerjai orang lain, tidak ada kerjaan lain? " Ucap Alysa kesal

" Bukan begitu, kamu ini sangan aneh. Semalam kamu sendiri yang memberikan nomor hp mu pada ku. Dan sekarang kamu seolah-olah tidak mengenakku? Hm?" Jelas arif

"Astaghfirullah , mas arif ya? Maaf ya mas, Alysa lagi gak fokus pagi ini. Lupa kalau semalam ngasih nomor hp ke mas"

" Huh, tidak apa. Kamu masih pelupa ya? Syukur kamu masih ingat nama mas, kalau tidak bagaimana? " Tanya arif

" Haha Alhamdulillah mas, oh ya mas Alysa lagi ada kerjaan udah dulu ya " Alysa mengakhiri percakapan itu. Karena ia merasa tidak enak membalas pesan lelaki lain tanpa sepengetahuan suami nya.

***

" Tak apa menunggu lebih lama lagi Alysa, saya tau bagaimana suami kamu, saya tau bagaimana hancur nya perasaan mu melihan suami yang engkau banggakan menikahi mantan calon istri nya dahulu. Saya berjanji, akan mengeluarkan kamu dari rintangan keterpurukan ini." Batin Arif

***

Hai hai apa kabar semua nya? Author kembali setelah beberapa lama hehe. Maafin lagi banyak tugas kuliah ya.

Gimana lanjutan ceritanya? Cukup menguras emosi kah?

Apakah arif berhasil meluluhkan hati Alysa? Atau Alysa yang akan setia mendampingi faiz walau memiliki istri selain dia?

Laa Tahzan  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang