Adibah
Nama itu terus bergeming di telinga Alyssa,ingin bertanya lebih lanjut pada sang pemilik nama,namun ia memiliki keperluan mendesak hingga mengurungkan nya dan berharap mendapatkan jawaban nya segera.
Usai pergi berlari kecil menuju parkiran mobilnya,Alyssa pun bergegas tancap gas. Tatapan nya tampak fokus ke arah jalanan,namun fikiran nya berlari ntah kemana.
Akankah wanita yang barusan ia jumpa itu Adibah, seorang yang sangat di cintai suami nya? Akankah pria yang sedari tadi di ceritakan wanita itu adalah suami nya? Semua pertanyaannya itu berputar dan mengganggu fikiran nya hingga ia tsemakin tidak fokus menyetir. Ia pun menepi sembari menenangkan diri.
"Alyssa ayolah jangan seperti ini mungkin saja itu wanita yang berbeda, hanya saja nama nya yang sama. Toh nama Adibah bukan hanya satu" ucap nya tegas pada diri nya sendiri
"Yaa Allah, Hamba mohon pada engkau semoga dia bukan orang itu" ia berdo'a dalam hati sembari kembali melajukan mobilnya perlahan.
Alysa pun bergegas menuju rumah kedua orangtua kandung nya, mereka pamit untuk pergi ke Singapura,dan sepertinya lama baru akan bisa kembali ke Indonesia karena urusan pekerjaan masing-masing sangat sibuk dan repot jika harus pulang
Balik Indonesia - Singapura. Alyssa pun sudah faham betul bagaimana sibuknya kedua orangtuanya, hingga seringkali sibuk dengan urusan masing-masing. Mereka jarang berlibur dan menghabiskan waktu bersama keluarga. Liburan pun percuma saja karena ponsel mereka tidak pernah berhenti berdering dan Rasanya tidak seperti liburan keluarga pada umum nya.Namun bagaimana pun sibuknya kedua orangtuanya,ia tetap menghormati mereka. Ia tau kedua orangtua nya bekerja keras agar kehidupan mereka selalu tercukupi, dan keluarga nya tidak di pandang sebelah mata.
"Mama sama papa pamit dulu Yaaa sayang" pamit mama Alyssa
"Jaga kesehatan ya pa, ma. Harta semua bisa di cari, namun tetap jaga kesehatan bagaimana pun sibuk nya pekerjaan. Dan cepat kembali ke mari jika semua pekerjaan papa dan mama siap yaa" pesan nya
Meski sudah dewasa, Alyssa masih tetap sosok anak kecil jika di depan orangtua nyam jarang mendapatkan perhatian membuat ia sering merasa kesepian yang mendalam ketika hendak di tinggal kedua orangtuanya bekerja.
Taxi yang membawa kedua orangtuanya ke bandara pun telah siaga untuk menancap gas. Alyssa memeluk kedua orangtua nya dengan erat. Dan berdo'a semoga mereka senantiasa baik-baik saja.
"Hati-hati ma, pa " teriaknya sambil melambaikan tangan.
Usai kepergian kedua orangtuanya, Giliran Alyssa kembali terarah pada Nama Adibah . Jika benar itu Adibah, akan kah memang Faiz yang di maksudkan wanita itu sebagai suami nya?
"Mungkin saya menunggu malam tiba hingga mas Faiz pulang ke rumah" gumam nya
Alyssa pun pulang ke rumah dan segera menyiap kan makanan untuk makan malam mereka.
Di kantor Faiz
"Malam ini saya akan mencoba menjelaskan segala nya pada Alyssa. Dia menerima atau tidak saya tidak perduli." Putusnya sendiri
Drrrrrrrt drrrrrrrrrt drrrrrrrrt
Ponsel nya berdering dengan sigap Faiz mengangkat nya
"Mas malam ini lembur kan?"
"Iya sayang, kamu jangan lupa makan Yaa. Maafkan pekerjaan mas lagi numpuk, kita pengantin baru seharusnya menghabiskan waktu bersama, nanti setelah semua urusan mas selesai, kita bulan madu . Terserah kamu mau ke mana"
"Waaaaaah, iyaaa mas semoga segala pekerjaan mas di lancarkan Allah yaaa"
"Aamiin Yaa Allah, sudah dulu yaa sayang. Mas mau lanjut kerja"
KAMU SEDANG MEMBACA
Laa Tahzan
SpiritualBagaimana rasanya, jika engkau berada di posisi seorang Alysa Azzahra? Seorang wanita yang sangat sabar, rela di poligami sang suami Faiz Al-Ghiffari dengan Adibah,wanita yang di sangka sudah meninggal di saat ingin menikah dengan faiz. Sebuah cerit...