1.Alysa Az-zahra

3.5K 147 6
                                    

Banyak wanita yang ingin di rindukan Syurga, tetapi banyak dari wanita itu yang bahkan tidak untuk di rindukan syurga, mencium wangi syurga saja ia tak mampu.

Di bawah langit senja Alysa menangis, Hendra lelaki yang sudah 4 tahun berpacaran dengan nya memutuskan dirinya dengan sepihak. Alysa tidak terima dia di putuskan  karena Hendra mengatakan dia sudah di jodohkan dengan Anak teman orangtua nya.

Sesampainya di rumah, Alysa mengurung diri di kamarnya. Di rumah hanya ada bi ijah, sedangkan kedua orangtua Alysa pergi ke luar kota karena sibuk dengan pekerjaan  mereka masing-masing. Ia memiliki keluarga yang utuh, namun Ia merasa tidak memiliki siapapun yang menyanyanginya di dunia ini.

"non Alysa, makan dulu ya.. Bibi udah buat makanan kesukaan non" dari tadi bi ijah berusaha membujuk Alysa untuk makan, tetapi Alysa tetap tidak mau membuka pintu kamarnya...

"Non, Bibi letakkan makanan nya di sini ya, kalau non mau makan non bisa ambil di meja ini" Sepertinya bi ijah kehiangan cara membujuk Alysa untuk makan.

"Hidup ini gak adil, kenapa aku harus di lahirkan di muka bumi ini ? Percuma aku ada, tidak ada seorang pun yang sayang kepadaku!" Alysa menangis sejadi-jadi nya di kamar. Ia melempar semua barang yang ada di dekatnya. Dia terus menyalahkan takdir atas apa yang terjadi padanya.

Dengan fikiran nya yang hancur, Alysa mengambil secarik kertas dari laci lemari nya dan menulis sebuah surat yang ia letakkan di atas kasurnya. Bi ijah, satu-satunya orang yang masih peduli pada kesehatan nya. Sebenarnya, ia tidak tega meninggalkan rumah nya, karena ia sudah di titipkan pada bi ijah. Alysa yakin orangtuanya akan marah besar kepada Bi ijah karena Alysa yang pergi dari rumah.

"Maafin Alysa bi, Alysa pamit" Alysa lalu pergi dan meninggalkan surat di atas tempat tidurnya.

23:00 Alysa berjalan sendiri di jalanan yang gelap, karena minim cahaya.  Dengan Tatapan kosong ia menelusuri setiap jalanan yang sepi itu. Ia teringat belum makan sedari pagi, Masakan yang di taruh bi ijah di atas meja pun tak ia sentuh. Alysa kelaparan, Dia juga baru tersadar lupa membawa dompet dan hanya membawa beberapa  pakaian nya.

Air matanya pun mengalir deras, ia benar-benar merasa tidak ada satu orang pun yang peduli padanya. Rambut yang Acak-Acakan, dan penampilannya yang mungkin sudah seperti gelandangan. Hingga dia melewati sebuah warung nasi goreng, perutnya kembali berbunyi akibat kelaparan.

"Aku lapar " katanya dalam hati dengan isak tangis nya yang masih jelas terdengar.

Tiba-tiba ada seorang wanita  bercadar menghampirinya. Wanita itu pun duduk di dekat Alysa.

" Ini sudah larut malam nak, kamu kenapa keluar? Rumah kamu di mana? Ibu antar ya? " dengan lembut, Wanita itu mengajaknya berbicara.

Tangisan Alysa kembali pecah, Ia tidak tahu ingin berkata apa pada wanita itu. Wanita itu pun panik Melihat Alysa menangis dengan terisak. Ia kemudian lebih mendekati posisi duduk nya dengan Alysa dan mendekap Alysa dalam pelukan nya.

"Kamu kenapa nak? Kamu bisa cerita ke ibu yaa. Kamu jangan menangis tuh lihat cantiknya berkurang" Dengan manis ibu itu memperlakukan nya,padahal mereka baru pertama kali bertemu. Tatapan sendu wanita itu membuat Alysa merasa nyaman di pelukan nya. Tiba-tiba suara bergemuruh berasal dari perut Alysa.

"Kamu belum makan nak? Kita makan sama-sama yaaa... Mari ikut ibu" Alysa pun menyetujui nya dengan berjalan di belakang wanita itu

Laa Tahzan  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang