12.Lamaran 2

1.3K 71 4
                                    

Jangan lupa vote dan coment nya yaaaaaaaa itu berharga buat Author ❤❤❤

Keesokan harinya

"Gue udah gak tau lagi gimana dit, bokap gue udah maksa terus harus ngelanjutin pernikahan itu, apapun yang terjadi"

"So Apalagi, lo tinggal nikah kelar kan urusan nya. Buat apa ambil pusing coba? Lo itu cuma ngucap ijab kabul, selesai lo telantarin aja tu bini lo, atau gugat cerai aja langsung, simple kan. Yang penting urusan lo dan bokap udah kelar, Beres kan? " Radit, sahabar Faiz coba memberikan sebuah solusi kepada sahabat nya itu.

Tapi solusi nya sangat menyakitkan. Apa tega ia menghancurkan perasaan Alysa? Faiz pun sebenarnya tidak ingin menjalani hidup bersama orang yang sama sekali tidak di cintai nya. Namun ia juga tidak bisa meninggalkan Alysa di saat mereka sudah menikah dan terlepas dari tuntutan sang Ayah.

"Arrrrgggggghhhhh, bodoh!!!! Gue memang bodohhhh!!!!! " Dengan penuh emosi,Faiz melemparkan vas bunga yang ada di depan nya. Suara nyaring pecahan kaca pun terdengar sempurna

"Hei, lo jangan emosi dong, Ngadapi hidup itu santai dong,Kaya gue 😎"

"Gimana gue nggak stress mikirin nya, lo bilangin nya mudah, lo nggak tau ini sama aja gue ngehancurin masa depan nya Alysa. Gue nggak tega dit, Tapi... "

Faiz mengambil foto adibah yang ia letakkan rapi tak berdebu di depan meja kerjanya

"Tapi kenapa Adibah pergi ninggalin gue, seharusnya gue bahagia di hari pernikahan nanti, seharusnya itu bakalan jadi hari terbaik Buat gue dan Adibah. Tapi Malah sebaliknya, gue malah bingung gue nggak tau, gue nggak bisa jalani pernikahan ini dengan orang lain, bukan Adibah" Suara sayu Faiz menggema di telinga sahabat nya itu. Faiz memang sangat mengharapkan Menikah dengan Adibah. Semua Hal sudah mereka siapkan. Tinggal menunggu hari sakral itu tiba. Namun maut merenggut semua nya, kebahagiaan,senyum,dan juga harapan faiz.

Hari pernikahan tinggal hitungan hari lagi. Mampukah faiz menjalani hidupnya bersama Alysa? Atau mungkin faiz akan meninggalkan Alysa bersama banyak harapan kebahagiaan yang semu.

"Alysa, sabarkan hatimu menghadapi sikap ku yang mungkin melukai hatimu" Gumam faiz dalam hati

🥀🥀🥀🥀

"Umi, Alysa senang sekaliiii" teriak Alysa sambil memeluk umi khadijah.

*Flashback on

Tiiiiin...tiiiin... Tiiiiinnn

Berulang kali telephone Alysa tidak di Angkat kedua orang tua nya.

"Mungkin Pekerjaan mereka jauh lebih penting" Ucap Alysa pasrah.

Tingting tingting Tingting (Anggap aja ini suara dering telpon wkwkwk)

Tertera penelpon
Mama

Assalamu'alaikum ma, mama apa kabar?

Wa'alaikumussalam Alysa Sayang, Alhamdulillah mama baik-baik saja, kabar kamu bagaimana sayang?

Alhamdulillah baik juga ma
Hmmmm, mama punya waktu? Alysa mau bicara sama mama. Ini penting ma, tolong luangin waktu mama sama Akysa sebentar saja

Aduh sayang, Maafin mama

Tidak masalah ma, mungkin mama banyak kerjaan yaa, Maaf Alysa mengganggu mama yaa

Aduh... Anak mama, tidak sayang mama sedang tidak ada kerjaan. kamu mau bilang apa?

Ma, Ada seorang pria yang berniat melamar Alysa . Mama bisa datang ke sini? Atau Alysa beserta Umi dan abi yang datang ke rumah?

Benarkah Sayang?

Iyaaa ma, mama bisa datang kan?

Ini hari bahagia untuk putri mama, mama akan datang bersama papamu nanti ke sana nak. Tunggu mama yaaa.

Mama serius?

Iyaaa nak, mama janjii

Terimakasih ma

Sama-sama  sayang. Sudah dulu yaa nak, mama mau mengerjakan kerjaan mama dulu, biar nanti mama bisa datang ke lamaran kamu. Tunggu mama yaa nak. Assalamu'alaikum

Wa'alaikumussalam ma

*Flashback off

"Aduuuh, Alysa cerita dong ke umi Senang kenapa? " Tanya Umi penasaran

Alysa pun menceritakan kepada umi tentang perbincangan nya dengan mama nya di telephone tadi. Suatu hal yang simple mungkin. Tapi sungguh sangat berharga bagi Alysa.

Di ruangan sederhana,  keluarga Alysa maupun Faiz sudah berada di ruangan yang sama. Suasana yang hangat dengan perbincangan yang hangat pula. Namun dua orang tampak beradu tanya dengan hati mereka masing-masing.

"Alysa, Saya berniat untuk melamar mu, menjadikan mu sebagai istri saya, yang menemani saya hingga tua nanti. Mau kah kau menjadi ibu dari anak-anak ku kelak? "

Alysa tampak berdikir sejenak dan

"InsyaAllah saya ingin menjadi istrimu" Ucap Alysa gemetar di ikuti dengan senyuman manisnya.

Seisi ruangan itu pun berbahagian menikmati proses lamaran dengan sangat bahagia. Namun di kebahagiaan itu jelas sekali nampak kecemasan faiz.

"Jadi, pernikahan nya akan di adakan di minggu depan,semua konsep pernikahan nya bisa di putuskan oleh kedua anak kita" Ucap pak suryo, papa Faiz.

🥀🥀🥀🥀

Author nggak bisa bayangin gimana jadinya kalau author di posisi Alysa. Sakit, sungguh sakittt....

Jangan lupa tunggu Update nya laa tahzan lagiii yaaa teman-teman 😊😊😊

Untuk yang sudah memvote cerita ini saya mengucapkan terimakasih sekalii. Dan yang belum vote, Tolongin Author biar makin cepat Up nyaa.. Jangan lupa komen nya yaa....

Salam manis
Pengagumjingga ❤❤❤







Laa Tahzan  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang