13.Persiapan pernikahan

1.5K 78 2
                                    

Budayan vote sebelum membaca teman-teman. Biar Author semakin semangat nulisnya ❤

"Jangan terus mengingat nya di hadapanku. Aku terluka"
Alysa Azzahra

"Hmmm, mas kita bagaimana konsep pernikahan kita nanti?" Tanya Alysa berani kepada Faiz yang tampak melamun menatap kosong Handphone nya.

"Mass???? " Panggil Alysa Lagi, namun masih belum ada jawaban sama sekali dari Faiz. Ia masih betah dengan lamunan nya,Raga nya ada bersama Alysa namun fikiran nya jauh melayang entah kemana.

Alysa pun mencoba memberanikan diri melihat handphone Yang di genggam Faiz. Ia langsung terdiam melihat foto seorang wanita yang sangat cantik, bahkan sempurna yang  Dia terka itu mungkin Adibah.Alysa merasa Faiz masih belum bisa melupakan segala kenangan nya bersama Adibah.

"Hmmm Mas?! " Tanya Alysa kembali menghentikan lamunan faiz. Ada sedikit getaran di nada bicara nya. Meski belum menikah, namun entah mengapa Alysa merasa sakit melihat hak itu.

"ohh, hmm iya Alysa? Ada apa? " Faiz tersadar dari lamunan nya dan langsung mematikan handphone nya,Dan beranjak dari tampat duduk nya.

Alysa terdiam dan merasakan sesak lebih dalam di hati nya.Ia sering berfikir, Apakah faiz betul-betul ingin menikahi nya karena cinta atau hal lain. Namun segala fikiran buruk itu ia tepis dan bweusaha Husnudzan kepada Calon suami nya itu.

"Konsep pernikahan bagaimana yang kamu inginkan? " Tanya Faiz tiba-tiba menghampiri nya.

"Terserah mas saja, Saya akan menerima nya dengan senang hati" Kata Alysa berusaha menahan luka.

"Alysa,Kamu tau tidak? Dulu, Saya Dan Adibah satu pendapat dalam menentikan konsep pernikahan kami.Namun,setelah dia tidak ada saya jadi tidak menginginkan menggunakan konsep itu dalam pernikahan kita" Kata Faiz jujur,ia tau itu akan menyakiti Alysa. Namun jika saja Alysa menginginkan Konsep itu, Kemungkinan Faiz lah yang terkuka karena kembali mengingat memori kenangan bersama dengan Adibah nya yang telah tiada dari bumi.

Alysa hanya dapat menunduk, entah perasaan apa yang di rasakan nya saat ini. Semua terasa begitu lelah, hatinya, fikiran nya. Entah mengapa Alysa fikir dia akan berbahagia bersama Faiz dalam mempersipkan pernikahan mereka yang tinggal hitungan hari. Namun Faiz selalu saja mengingat tentang Adibah. Katanya, Alysa banyak memiliki kesamaan dalam memilih konsep pernikahannya seperti apa yang di inginkan Adibah.

Hati wanita mana yang tidak sakit di perlakukan seperti itu. Namun Alysa Hanya dapat diam menyembunyikan Air matanya. Hingga sampai ia di titik lelah nya, Alysa sudah tidak kuat lagi. Bendungan air mata siap terjun ke pipi nya. Ia pun langsung berlari menuju toilet dan menghapus Air mata nya. Namun bukan nya terhenti, ia malah semakin menangis.

"Hiks hiks hiks Kenapa semua nya terasa perih Yaa Allah " Sambil menangis dia melihat diri nya ke kaca, sambil berdialong bersama pantulan dirinya di depan cermin.

"Hei Alysa, mengapa kau lemah seperti ini? Mengapa kau menangis? Mengapaaaaa?  Hiks hiks"

Sampai ia teringat satu kata yang membuat dirinya tersenyum menahan pedih luka

"Laa Tahzan Alysa, Innallaha ma'ana" seketika senyum indah nya mulai terlihat di wajah cantik nya. Ia tahu ini semua terasa perih. Ia tau, Faiz belum sepenuhnya dapat melupakan semua kisah nya bersama dengan Adibah. Faiz juga pasti merasakan sakit yang sama, Bahkan lebih sakit. Namun mengapa ia malah menorehkan luka kepada Alysa? 

Ia pun membasuh muka nya yang Sudah sangat pucat terlihat. Bukan pucat karena sehabis menangis, namun Alysa mungkin lelah dalam perjalanan hari ini. Alysa dan faiz hari ini banyak mepersiapkan perlengkapan pernikahan mereka. Mungkin Alysa sangat kelelahan.

Ia pun berjalan menghampiri faiz, namun seketika pandangan nya kabur
Dan Sudah tidak bisa memopang berat tubuh nya,Alysa pingsan.

Faiz yang melihat hal itu pun sontak kaget, Muka Alysa tampak sangat pucat, tangan  nya juga Sangat dingin. Faiz terpaksa menggendong Alysa karena sudah dalam keadaan yang sangat darurat hingga sampai ke mobilnya.

Faiz menyetir dengan kecepatan yang lumayan tinggi, namun tetap berhati- hati. Entah mengapa dia merasa sangat bersalah kepada Alysa. Selain wajah Alysa pucat, makanya juga sembab karena habis menangis. Faiz merasa bersalah karena selalu mengungkit tentang dirinya dan Adibah kepada Alysa. Ia tau pasti, Alysa kecewa akan hal itu. Namun entah mengapa mulut dan hati nya tak ingin menolak kenangan bersama Adibah.

Rasa bersalah bercampur Khawatir tengah di rasakan faiz saat ini melihat Alysa masuk ke dalam ruang IGD.

"Maafkan saya Alysa " lirih nya pelan

Ia pun menelpon Radit dengan suara sangat cemas. Beberapa menit kemudia radit datang sembari membawakan sebuket bunga dan buah-buahan.

"Kenapa lo bawa bunga segala? " Tanya Faiz sinis

"Tunggu-tunggu,sebelum gue jawab gue mau nanya ke lo. Kenapa Alysa bisa sampai pingsan begini. Lo buat dia ngurusin semua pernikahan kalian? Tanya Radit intens

"Alysa mungkin kecapean saja, gue juga ngebantu dia buat siapin semua nya. Gue gak akan tega ngebiarin dia kerja sendiri. Tapi gue salah Dit, gue selalu mengungkit tentang Adibah di depan Alysa. Gue gak tega Dit, matanya sembab mungkin karena itu" lirih Faiz

"Lo juga kenapa setega itu sih? Hati perempuan itu lemah men, bisa aja tuh nangis semaleman mereka kalau lagi patah hati atau lagi galau. Semoga Alysa baik-baik saja,Lo tenang aja" Ucap Radit menenangkan Faiz

Dokter yang memeriksa Alysa pun datang dan menghampiri Faiz dan Radit.

"Bagaimana keadaan nya dok? Apakah baik-baik saja? " Tanya Faiz

"Ibu Alysa tidak kenapa-kenapa, Hanya terlalu banyak kerja Dan stress karena memikirkan sesuatu yang membuat badan nya lemah. Dan pasien untuk sementara jangan di bawa pulang dahulu. Biarkan ia istirahat di rumah sakit dahulu"

"oh, iya dokter terimakasih banyak dok" ucap Faiz tulus

"saya boleh masuk kan dok? "tanya faiz kembali

"Silahkan saja, saya permisi dulu"Dokter itu pun segera meninggalkan Faiz dan Radit.

"Gue mau lihat Alysa dit"

Faiz dan Radit pun masuk ke dalam ruang inap Alysa. Tampak Alysa dengan wajah yang pucat terbaring lebah di ranjang rumah sakit.

"Dit, wajah nya sangat pucat, gue gak tega. Ini semua karna gue" Sesal Faiz

"Udah, lo tungguin dia sampai siuman . Ini buah dan bunga nya, pas dia bangun nanti, lo bisa ngasih bunga ke dia agar luka di hatinya sedikit terobati" Radit memberikan buah dan bunga yang di genggam nya kepada Faiz.

🥀🥀🥀🥀

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh teman-teman 🤗🤗🤗

Maaf sekali,Author baru bisa update. Soanya Author banyak tugas dari sekolah 😢 Maaf sekalii membuat kalian lama menunggu update nya 😢 Ini juga Author nyempatin seusai mengerjakan tugas, itu karna Author sayang kalian ❤❤❤

Jangan lupa di Vomen yaa teman-teman 🤗 Author harap ada yang komen buat masukan. Chapter berikutnya Author bakalan Ngenalin visual tokoh tokoh utama nya. Semoga Tugas Author jangan banyak-banyak lagi yaa. Biar Author bisa update setiap hari 🤗🤗🤗

Terimakasih buat teman-teman sekalian ❤❤❤

Laa Tahzan  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang