Jangan menunggu kehilangan dulu, baru belajar menghargai
Haii haiii
Ada yang seneng ga aku up?
Maaf banget baru bisa up sekarang, huhu😭Kangen aku apa kangen Aska?
Happy reading✨
***
Seorang remaja senantiasa memandang kosong sebuah nisan yang ada dihadapannya. Bersimpuh tanpa ada niatan untuk mengeluarkan sepatah kata. Sesuatu di dalam dadanya terlalu sakit mungkin sampai bersuara saja tidak bisa.
Aska pikir dengan menghilang sebentar saja, menyibukkan diri dengan pagi buta berangkat bekerja dan pulang larut malamnya, tidak masuk sekolah demi menghindari kenyataan baru yang mungkin dia terima lagi, dia akan bisa menenangkan diri. Bisa berdamai dengan diri sendiri. Ternyata itu semua sama sekali tidak membantu. Pikirannya malah tambah kacau dan bayang bayang akan hadirnya selalu terus melayang layang di benaknya.
Penolakan sana sini yang selalu Aska terima membuat Aska kebas dengan rasa sakit yang selalu dia dapatkan tanpa henti. Tidak adakah tempat untuk Aska bagi mereka? Apakah Aska sehina itu di mata mereka?
Aska tidak mengerti dengan apa yang tengah dia lakukan di masa lalu sampai berdampak kepadanya seperti ini.
Dan sampai saat ini, Aska merasa bahwa dunia juga seakan tengah menjauhinya. Tidak ada yang memperhatikannya. Tidak ada yang peduli padanya kalau sekali pun dia lenyap dari muka bumi ini.
Setiap saat di keheningan malam, Aska selalu berharap dengan pandangan sendu ke arah pintu kamarnya. Aska selalu menantikan ketukan pintu dari seseorang dan menghampirinya dengan pandangan khawatir lalu bertanya apakah dia baik baik saja selama ini. Namun, harapan itu selalu dipatahkan saat merasakan kenyataan bahwa itu tidak akan pernah terjadi.
Ya Tuhan, Apakah permintaan Aska terlalu berlebihan? Dia hanya ingin dianggap, itu saja.
Perlahan tangan kurus itu menggenggam erat gundukan tanah yang ada dihadapannya. Pandangannya jatuh tertunduk. Perasaan bersalah memenuhi rongga dada Aska sekarang. Mengunjungi sang ayah hanya untuk mengadu. Padahal kasih sayang yang dia dapatkan dari sang ayah sangat tulus. Kebahagiaan keluarga pada umumnya. Walaupun ayahnya pasti tahu kalau dia bukan darah dagingnya. Tapi dia diperlakukan seakan memang bagian dari keluarga. Aska sangat sangat bersyukur dan berterima kasih akan itu.
Aska menghentikan kegiatannya saat mendengar dering pesan pada ponselnya. Tangannya beralih membuka aplikasi pesan yang dia terima dari seseorang.
Setelah melihat kalimat yang tertera di pesan tersebut, Aska tersenyum miris. Menertawakan diri sendiri. Ada apa lagi ini? Apa yang akan dia terima lagi saat ini. Sebelum memilih bangkit Aska menyempatkan diri terlebih dahulu berdoa untuk sang ayah.
***
Keadaan sekolah saat ini masih sama ramainya dari pagi. Terbukti sekali seluruh siswa sangat menikmati acara yang berlangsung saat ini. Iya, sekolah tengah mengadakan acara pentas seni. Acara yang paling dinantikan oleh setiap siswa siswi sekolah. Tidak hanya siswa dari sekolah ini yang hadir. Beberapa sekolah lain juga tengah ikut merayakan acara ini.
Zidan dan teman temannya, minus Aska tentunya, tengah sibuk di ruang tunggu untuk menunggu giliran untuk tampil. Mereka akan menampilkan sebuah pertunjukan musik yang berasal dari barang barang bekas. Tentunya ide ini muncul dari si jenius Zidan. Saat ini dia tengah sibuk melakukan persiapan. Heboh sekali sampai dia tidak sadar akan ketidakhadiran seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASKA
Teen FictionSemua orang punya batas kesabaran masing-masing bukan? *** Hai hai selamat datang di cerita pertamaku Masih belajar😊 Jangan lupa follow dulu yaa Vomentnya jangan lupa Don't copy paste my story!! Ini murni dari imajinasiku ya😉😊 Happy reading✨