Keysar 13

290 44 13
                                    

Happy reading 🖤

******

Saat Rani keluar dari kamar Kesya, dia kaget setelah melihat anak perempuan sedang berdiri di depan pintu. Apa dia mendengar semua ucapannya dengan Kesya anaknya? kalau memang dia mendengarnya semuanya betapa malunya dia karena gagal menjadi seorang ibu yang baik.

"Ledy kamu udah lama disini?"
Rani berusaha bersikap seperti biasa, dan berharap orang di depannya tidak mendengar ucapannya.

"Baru aja sampai tan hehe, Kesya nya ada di dalam kan?"
Ledy juga berusaha bersikap tenang, dia berbohong dengan mamanya Kesya padahal Ledy mendengar semuanya.

"Oh ya udah sini masuk sayang."
Rani membukakan pintu kamar anaknya dan menyuruh Ledy masuk.

"Iya tan."

"Ledy tante minta bantuan kamu ya, bujuk Kesya biar mau makan soalnya bujukan tante gak ngaruh."
Kata Rani yang penuh harap dengan Ledy, karena tau Ledy teman dekatnya.

"Ya ampun tan, Kesya belum makan?"
Ledy sedikit kaget setelah mendengar ucapan dari Rani, bagaimana perutnya dia, jika gak makan dari pagi.

"Iya, belum Ledy.  Makannya tante khawatir dengan kondisi dia," terlihat jelas raut wajah Rani begitu khawatir dengan putrinya, sesibuk itukah dirinya sampai Kesya begitu benci kepada dirinya.

"Ya udah tante tenang aja, nanti Ledy bujuk Kesya bagaimana pun caranya biar tuh anak mau makan."
Lady menjadi geram dengan temannya sendiri, selalu saja egonya tumbuh berlebihan.

Iya bantuin tante ya Ledy, tante kebawah dulu."
Rani meninggalkan Ledy, dan Ledy juga beranjak dari pintu dan menemui sahabatnya itu.

"KESYA!!"
Suara keras Ledy membuat Kesya terbangun, dan bukannya Kesya kesal atau marah, melainkan Kesya tersenyum di balik muka pucatnya.

"Ledy?!"
Sapa Kesya berusaha tersenyum dibalik wajah pucatnya.

"Ckk, kenapa gak bilang sama gue kalo lo sakit? Bikin gue khawatir aja, gue sahabat lo sya, lo pikir gue siapa hah?! "
Celoteh Ledy mengeluarkan kekesalannya, Kesya hanya bisa tersenyum melihat tingkah sahabatnya.

"Iya maafin gue dyy, gue gak papa kok."

"Gak papa, gak papa. Pala lo peak, sekarang lo kek gini masih bilang gak kenapa-kenapa? Lo pasti belum makan kan buburnya masih utuh gitu."

"Gue gak laper dy," Kesya berusaha membuat Ledy tenang, tapi dengan ucapannya malah membuat Ledy semakin sewot.

"Pokoknya lo harus makan titik, ga ada bantahan."
Ledy langsung mengambil bubur di meja dan menyuapi Kesya, Kesya hanya menurut melihat sahabatnya sudah keras kepala.

Baru empat suapan Kesya minta berhenti makan, padahal buburnya masih banyak apalagi tubuhnya yang sangat membutuhkan tenaga.

"Udah dy gue udah kenyang."
Rengek Kesya, mulutnya tidak bisa mencerna buburnya dengan baik, walaupun buburnya itu enak tapi yang di rasakan Kesya hanya rasa hambar dan pahit.

"Gimana sih sya, belum juga setengah lo habisin udah minta berhenti aja, ini mah namanya bukan makan."
Celoteh Ledy kesal melihat tingkah sahabatnya.

"Ya gimana dy gue emang udah kenyang, lo mau gue muntah di depan lo?!"

"Yaa gak lah. Ya udah terserah lo deh pusing gue ngadapin nya."
Ledy menaruh bubur itu di meja lagi, sungguh sangat kesal dirinya dengan Kesya untung saja dia sahabatnya.

"Eh, btw gue mau lihat luka yang di kaki lo dong. "

"Ha-ha kepo banget, gak pernah liat orang luka apa ya."

KEYSAR (END√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang