Happy reading!!
******
"Turunin gue disini!"
"Lo gila?" kata Arga mulai ketus, tapi dia tetap menuruni tangga.
"Emang lo gak capek? tangga nya masih banyak."
"Gak."
Satu kata yang keluar dari mulut Arga, dan aku langsung terdiam.
"Arga."
Kataku pelan di telinganya.
"Satu kata lagi keluar dari mulut lo. Gue beneran tinggalin lo disini."
"Gue cuma mau bilang, kalo sepatu gue ketinggalan."
Kataku dengan suara yang masih sangat pelan.
Arga memberhentikan langkahnya dia melihat ke atas tangga, kalo kembali lagi ke atas itu sangat melelahkan karena sudah cukup jauh.
"Lo bisa beli lagi."
Kata Arga, lalu dia berjalan lagi menuruni anak tangga.
Sepatu itu adalah hadiah ulang tahun dari papa, sesuatu yang sangat berharga dan aku gak mau kehilangan itu. Tapi untuk sekarang aku harus ikhlas karena tidak bisa mengambilnya.
Akupun mengangguk sebagai jawaban.
*****
Arga menurunkanku setelah lift terbuka, "jalan sendiri, bisa kan."
Setelah kata itu yang keluar, Arga berjalan meninggalkanku sendiri, kalau pria sejati gak mungkin ninggalin wanita yang sedang sakit. Berbeda dengan Arga dia bukan pria sejati.
Aku duduk di samping lift karena gak kuat berdiri, sekarang aku bingung gimana caranya berjalan pulang.
"Mba ngapain disini?"
Kata salah seorang dengan sweater hitam dan topi hitam di kepalanya.
Lamunanku buyar, aku melirik sebentar ke arah cowok itu, lalu aku mengalihkan pandanganku.
"Duduk." Sautku seadanya.
"Kakinya kenapa kok di perban gitu?"
Kata cowok itu penasaran.
"Tadi, jatuh."
"Masih bisa jalan? Kalo gak bisa biar gue bantu."
Kata cowok itu lagi, kali ini nadannya serius tapi tetap lembut.
Tapi aku gak jawab karena gak kenal, bisa aja dia jahat kan.
Karena aku tidak merespon, cowok itu lalu masuk lift dan meninggalkanku.
Setelah tiga menit cowok itu keluar membawa dua buku, dia berdiri dan menatapku.
"Kenapa masih disini?"
Katanya masih dengan nada lembut.
Karena tidak ku respon dia bicara lagi. "Lo gak bisa jalan kan, mau gue bantu?"
"Lo gak usah takut gue gak jahat."
Katanya lembut sangat berbeda dengan Arga.
Aku masih belum yakin cowok ini baik, jadi tetap tidak merespon.
"Bisa jalan ya. Ya udah gue duluan."
Cowok itu lalu berjalan menjauh.
"Emm.... Gue.... Gue gak bisa jalan."
Setelah di pikir pikir tidak ada orang lain selain dia disini, jika aku tetap tolak aku gak bisa pulang.
Dia membalikkan badannya dan menatapku dengan senyuman, lalu dia berjalan mendekatiku.
"Naik."
Dia menyuruhku untuk naik di punggungnya.
"Lo mau gendong gue?" tanyaku ragu.
"Iya, udah naik aja." Katanya masih tetap lembut.
*****
"Mana Ros?"
Kata Bobi setelah melihat Arga duduk di sofa, Arga tidak menjawab dia malah sibuk dengan ponselnya.
"Arga!!"
Kata ini membuat Arga berhenti dengan aktivitasnya dan melihat ke arah pamannya.
"Arga tinggal." Katanya singkat.
Bobi langsung berdiri dari tempat duduknya, dan menatap tajam ke arah ponakannya. "Kamu keterlaluan, siapa yang ngajarin kamu bersikap seperti itu? jemput Ros sekarang dan minta maaf sama dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
KEYSAR (END√)
Novela JuvenilBaca aja dulu siapa tau nyantol🦋 TAHAP REVISI ||||| UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta menyatakan bahwa Hak Cipta adalah hak yang mengatur karya intelektual di bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra yang dituangkan dalam bentuk yang khas dan...
