Keysar 6

398 49 20
                                    

Happy reading.!!

******

Aku tidur dengan nyenyak, ada suara yang mengetok pintu kamarku, tapi ku biarkan. Aku menutup telinga ku dengan bantal, lalu suara itu muncul lagi lebih keras dan tidak berhenti, terpaksa aku bangun dan ku lihat jam Walker yang sudah menunjukkan pukul 05.07 am lalu aku tidur lagi.

Tapi aku pastikan lagi dan melihat jam walker dengan mata yang sedikit lebar 07.05 am. "Gawat astaga!" Aku langsung bangun dan masuk kedalam kamar mandi, setelah itu bersiap memakai seragam, aku sampai tidak mengikat rambuku seperti biasa, karena tidak ada waktu jadi aku biarkan terurai.

Aku membuka pintu kamarku, terlihat bik Sumi setia menunggu di depan pintu, dengan membawa paper bag di tangannya, lalu dia tersenyum ke arahku.

"Non kesya, bibik udah siapin bekal karena non pasti ga akan sarapan, nanti di makan ya non." Katanya sambil mengulurkan paper bag ke arah ku.

"Makasi bik," sautku nerima paper bag di tangan bik Sumi lalu aku turun menyusuri anak tangga.

"Hati-hati non. Mang Iman udah di depan nunggu non," katanya lagi melambaikan tangan ke padaku.

Aku melihatnya sebentar aku balas dengan anggukan lalu aku berlari keluar menuju gerbang. Tampak Mang Iman sudah siap di mobil dan tinggal menunggu ku naik sepeda kedalam mobil. Mobil berjalan meninggalkan pekarangan rumahku, aku melihat jam di tangan ku jam tujuh lewat sembilan menit aku mencoba untuk tenang, lalu menyuruh Mang Iman lebih cepat untuk melajukan mobil.

Aku udah sampai di gerbang sekolah, tapi gerbang tertutup rapat, sudah pasti aku masuk ruangan bk lagi.

"Neng telat lagi ya?" kata satpam itu padaku.

"Ya iyalah pak, pake nanya lagi,
bukain pintunya pak," Rengek ku.

"Ga bisalah neng, kemarin-kemarin neng bisa lolos tapi untuk kali ini jangan harap neng." Kata satpam itu lagi dengan serius.

"Jadi sekarang gak mau nih pak?" kataku sambil mengibaskan uang seratus ribu di tangan kanan ku.

"Gak neng, udah tau taktik si neng. Nanti udah masuk kedalam, uangnya juga masuk di saku punya-nya si neng, sekarang mah udah kebal sama senjata tipuan punya neng. " Satpam itu tidak peduli dengan uang di tanganku.

Aku melihat jam di tanganku lagi, jam menunjukkan pukul tujuh lewat dua puluh lima menit, terpaksa aku ambil uang seratus ribu lagi dari saku bajuku.

"Dua ratus ribu. Beneran gak mau nih pak?" pancingku dengan pak satpam itu.

"Enggak neng, mending neng pulang aja." Saut satpam itu menolak lagi.

"Gimana dengan ini?" Aku menunjukkan uang empat ratus ribu.

"Gimana ya neng, nanti neng nipu lagi."

"Gak pak, kali ini beneran gak nipu."
Kataku meyakinkan.

"Uang nya kasih saya dulu, baru saya bukain gerbangnya gimana neng?"

"Terserah bapak deh, yang penting bisa masuk."

Aku mengiyakan saja karena tidak punya waktu lagi, lalu aku memberikan uang empat ratus ribu sesuai janji, lalu satpam itu tersenyum lebar dan akhirnya membukakan pintu gerbang untuk ku. Aku masuk dengan sedikit berlari, satpam itu mengoceh tidak jelas, aku abaikan saja.

"Neng kalo kek gini mendingan neng terlambat aja terus. Saya bisa kaya mendadak kalo gini terus." celoteh satpam itu.

*******

Aku berlari menyusuri koridor, sesampai aku di depan kelas aku lihat guru matik sedang menjelaskan contoh soal, aku mengetuk pintu dengan hati-hati.

"Kamu kenapa bisa terlambat?" kata guru matik itu dengan ekspresi tidak suka.

KEYSAR (END√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang