Part 6 || Merencanakan Misi

74 19 18
                                    

"Jauh-jauh cuma numpang makan dan tidur? Sayang kalo ngga liburan dulu, Vin."



"Bangun bangun bangun! Matahari udah cerah gini, lo masih molor aja sih ...," Malven mencipratkan air tepat ke wajah Gerry.

"Hujannya dingin banget, yak. Jadi pengen meluk kamu deh," ucap Gerry sembari tersenyum lalu menarik tangan Malven hingga ke pelukannya.

"Dih, gila ni anak. Ngimpiin siapa sih, woi bangun!" Malven menepuk pipi Gerry dengan keras.

"Yah, ternyata lo, Vin. Kirain si gadis pujaan hatiku." Sembari tersenyum tak berdosa.

"Idih, buruan kemas-kemas! Nanti sore kita pulang."

"Hah? Sekarang? Hari ini? Jangaannn, gue belum liburan, belum hilangin stres gue karena tugas numpuk, belum ketemu cewek cantik di sini," ucap Gerry ceplas-ceplos.

"Kita ngga punya banyak waktu buat di sini dan ngga bebas juga buat rencanain misi kita," jelas Malven dengan penegasan.

"Emm, iya sih. Ya elah, besok aja kali ... kita liburan dulu sebentar, kalo lo ngga mau nanti gue juga ngga mau ngajarin lo soal percintaan."

"Lo ngancem?!"

"Nggak juga, gue cuma butuh kesegaran otak." Sembari menutup matanya dan tersenyum.

"Mandiii!" suruh Malven dengan mencipratkan airnya lagi.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu membuat mereka terdiam, saling menatap dan menaikkan alisnya bergantian.

"Masuk," jawab Malven pada orang di balik pintu.

Terlihatlah 2 pengawal Arion dengan wajah datar dan penuh misteri.

"Waktunya sarapan ya, Mas?" kata Gerry yang segera duduk di kasurnya.

Pengawal itu tidak menjawab pertanyaan Gerry, "Tuan Malven dipanggil oleh Tuan Arion ke ruangannya sekarang juga." Pandangan pengawal itu menunduk setelah mengucapkannya.

"Yehh, kirain makan." Gerry mendengkus kesal.

"Baik, aku akan segera ke sana, pergilah dulu!" jawab Malven.

Setelah pengawal itu menghilang dari hadapannya, wajah Malven pun mendadak berubah.

"Ya udah pergi sana! Dari pada bokap lo ngamuk," perintah Gerry.

"Apa yang akan direncanakan lagi, ya," ucap Malven seraya melangkahkan kakinya keluar kamar.

Setibanya di ruangan Arion, Malven mencium bau tak sedap. Ya, bau-bau rencana lain yang lebih jauh dari pikirannya.

"Apa yang papah pikirkan?" tanya Malven sembari memperhatikan wajah sang ayah.

"Apa kau akan melakukan pembunuhan bersama temanmu itu?"

"Iya, jelas."

"Apa kau yakin dia tak akan mengkhianatimu?" tanyanya lagi.

"Ngga mungkin, Pah." Malven meyakinkan.

"Kau bisa melakukannya bersama anak buah papah, nanti papah kirimkan sesuai kebutuhanmu."

"Ngga, pah! Aku ngga perlu pengawal-pengawalan, aku cuma butuh orang cerdas buat melakukannya--bukan orang bodoh yang cuma ikut-ikutan perintah doang." Malven menolaknya, karena tidak ingin rencananya sendiri gagal.

"Apa maksudmu? Kau meremehkan anak buah papah?" Suaranya naik dan tak terima kalau pengawalnya dianggap bodoh oleh anak sendiri.

"Gerry cukup cerdas dalam hal ini, aku percaya padanya dan aku yakin dia ngga akan mengkhianatiku."

"Apa dia sudah tau, kau akan membunuh gadis itu?"

"Ya, Malven sudah menceritakannya. Bahkan, Gerry tau gadis incaran papah." Malven keceplosan dan bingung menyanggahnya dengan apa.

"Dia tau? Jadi, Gerry itu siapanya?"

Benar dugaan Malven, papahnya akan menanyakannya lebih jauh mengenai Meisha.

"Emm, maksud Malven ... Gerry pernah melihat Meisha di tempat yang sama, jadi akan mudah jika Malven melakukannya dengan Gerry."

"Tapi papah kurang yakin, papah rasa Gerry menyembunyikan sesuatu yang tidak kamu ketahui."

"Ah, papah ini. Aku kenal Gerry udah lama, nggak mungkin Gerry menyembunyikan sesuai, dia orangnya terbuka."

"Emm ... oke lah, bilang saja kapanpun kamu butuh anak buah papah, akan papah kirimkan segera."

Yee, dikira paketan apa, main kirim aja wkwkwk, batin Malven.

"Iya, Malven boleh keluar sekarang?"

"Silakan, kau jadi ke Amerika nanti sore?"

"Ditunda, Gerry mau ke suatu tempat dulu katanya."

Tanpa menunggu jawaban dari sang ayah, Malven keluar ruangan dengan lega. Tidak seperti yang dia bayangkan sebelumnya, ternyata hanya persoalan Gerry.

_______

Gerry POV

Udaranya seger banget, rumahnya besar, mewah, tapi gue berasa dikurung temen sendiri. Mana ngga jalan-jalan lagi, punya kolam renang, tapi buat pajangan doang ... kan sayang jadinya.

Malven mana sih, kok lama banget. Dia bicarain apa ya sama bokapnya, dan kenapa bokapnya nyeremin gitu. Aaaaa ... gue pengin keluar, gue pengin jalan-jalan, gue pengin cuci mata.

"Ke Kafe nanti sore, mau?" Tiba-tiba Malven dibelakangku. Sontak aku terkejut dan langsung membalikkan tubuhku menghadap padanya.

"Mau-mau ... liat cewek cantik ala Kanada wkwkwk, seger banget dah. Ehh, jadi ... kita? Yeayy ngga jadi berangkat nanti sore." Gue seneng pastinya akhirnya bisa refreshing juga, walau ke Kafe, tapi itu lebih baik dari pada dikurung di kamar.

"Kita akan belajar kamus cinta di sana, ajari aku sampai benar-benar mengerti."

"Jadi gini ya, manusia ambis yang keambisannya menular ke persoalan cinta. Jangan sampe lo suka beneran sama Meisha, ya. Ingat! Ini hanya drama yang ngga akan jadi nyata. Ingat juga tujuan awal lo nekat gini ke dia." Gue mengingatkan, agar tidak ada saingan untuk menjadi kekasih Meisha, uwu.

"Nggak akan!"

"Sarapannya kapan? Udah pukul 8 am. lho ... gue laper nih."

"Sekarang, ayo turun dan jangan banyak tingkah kayak kemarin." Malven tertawa sembari menepuk punggungku dengan sedikit keras.

"Tapi pemberangkatan kita ditunda kan, Vin?"

"Iyaaaa."

Nanti gue kerjain Malven kayaknya lucu deh, dia kan ngga paham Meisha sepenuhnya. Sekali-kali buat Malven malu di depan umum wkwkwk ... bukan sahabat namanya kalo ngga jahil kayak gini.

Oke, gue akan sarapan. Ingat, Ger ... jangan banyak tingkah dan jangan mempermalukan dirimu sendiri. Anggep aja dia orang baik semua.

Kok hidup gue yang sekarang cuma mikirin cinta dan misi pembunuhan? Di mana jati diriku yang sebenernya? Ah, si Malven nih ... yang pinter jadi bodoh, yang bodoh semakin bodoh. Sejak kapan gue ikutan buat bantu bunuh? Ehh, kan ngga jadi bunuh ya.

"Woyy, ayo buruan! Kesandung baru tau rasa lo."

"Emang gue ngalamunin apa?"

"Mana gue tau, gue kan manusia."






HAPPY READING!
JANGAN LUPA
VOTE
KOMEN


Kalian juga bisa kunjungi IG : @nurul_aliya088

VIRULEN (END)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang