"Malven, kamu punya masalah dengan siapa?" tanya Meisha sesampainya di rumah Malven. Ya, Malven sengaja tidak kembali ke apartemen untuk keamaan mereka.
"Istirahatlah, anggap ini rumahmu sendiri. Selamat malam." Malven menutup pintu kamar yang Meisha tempati padahal ia belum menjawab pertanyaan yang Meisha ajukan.
Tidak lama kemudian, Malven membuka pintu kamar Meisha untuk menanyakan pertanyaan awal yang belum ia ketahui. Malven penasaran dengan kewarganegaraan Meisha yang sebenarnya. Namun, terlihat Meisha yang sudah tertidur pulas sembari memeluk boneka kesayangan Malven.
"Ahh ... Meisha! Dasar cewek nggak tahu diri!" kesal Malven dengan suara ditekan, tetapi tidak menimbulkan suara.
Malven lebih mendekat lagi dan memperhatikan penuh ke bonekanya.
"Macil gue!" Malven melebarkan matanya-hendak mengambil, tetapi rasanya tidak sopan sekali. Jadi, Malven menahan emosinya sebaik mungkin.
Malven sangat menyukai dan menyayangi boneka mickey mouse yang dinamai Macil olehnya. Macil sendiri diambil dari namanya, yaitu Malven kecil.
"Kamu bukan anak kecil lagi, Malven. Harus banyak bersabar apalagi saat bersama gadis tengil ini. Emosimu akan merugikanmu sendiri, ingat itu! Malven mengelus dadanya sembari melangkah keluar.
Malven menuju kamar abu yang tepat berada di samping kamar biru, kamar yang Meisha tempati. Ia bukan lagi memikirkan kasus ibunya, Gerry, ataupun Zea. Namun, ia masih sangat ingin tahu asal Meisha. Wajahnya menyeringai tanda memikirkan ide yang tepat. Dengan segera Malven mengirimkan pesan kepada Kevano untuk meminta bantuannya lagi.
Anda
Kevano, tolong carikan informasi mengenai Meisha Eska Lovata.- 03.01 AMKevano
Siap.-03.04 AM"Gerry, kamu bukan orang jahat sungguhan, kamu masih punya hati. Apa kamu benar menjaga ayahmu? Atau hanya alasan belaka?" Tiba-tiba Malven bergumam sebelum tidur.
Melihat jam yang sebentar lagi lagit akan cerah. Malven memejamkan matanya. Membiarkan tubuh lelahnya istirahat terlebih dahulu.
***
Walaupun Malven hanya tidur sekitar satu setengah jam saja, tetapi ia memikirkan sarapan untuk Meisha nanti. Malven pergi membeli bahan makanan sendiri. Ia tidak tega membangunkan Meisha. Jika ditanya kenapa Malven tidak membeli makanan matang, itu karena Malven terbiasa memasaknya sendiri sesuai keinginannya.
Sepulangnya membeli sayuran, Malven dikejutkan dengan Meisha yang memakai baju Malven. Spontan Malven menetertawakan Meisha yang lucu karena baju kebesarannya.
"Jangan ketawa lagi!" Meisha mendekat sembari memegang ujung bajunya.
"Tunggu sini, aku ke apartemen buat ambil baju kamu," kata Malven yang menyerahkan bungkusan plastik pada Meisha.
"Eh, eh, eh! Aku ikut." Meisha memegang lengan Malven.
"Sini aja. Kalau bisa masak sekalian," ucap Malven.
"Ikut! Nanti kalau kamu nggak bawa itunya gimana? Terus kalau ngacak-acak lemari gimana? Kamu tahu aku nyimpan itunya di mana?" cerocos Meisha menahan malu.
"Itunya apa sih?" Malven tidak mengerti, lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain. Kemudian, tangannya mengusap pelan wajahnya dan baru mengetahui apa yang maksud yang dibicarakan Meisha.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIRULEN (END)✔️
Mystery / ThrillerMalven Arion, Mahasiswa S2 di Harvard University. Ia mengalami banyak kejadian aneh setelah kepulangannya ke Kanada. Ia juga diperintah oleh ayahnya untuk mengusut kematian istrinya, atau ibu Malven sendiri. Awalnya Malven menolak karena melibatkan...