Part 23 || Surprise

28 10 9
                                    

Malven membatalkan pertemuannya dengan Kevano. Waktunya sangat singkat, dia harus memanfaatkannya dengan baik dan cepat. Namun, Malven tetap meminta bantuan pada Kevano untuk mencari riwayat Gerry Adelio lalu mengirimkannya melalui surel.

Namun, Malven teringat satu hal lagi. Ia harus bertemu dengan Gala terlebih dahulu, berkat dia ... Malven dipermudah untuk menemukan informasi yang diinginkan.

Masih ada waktu 4 jam, cukup untuk menemui Gala dan menyiapkan barang-barang yang akan dibawanya nanti. Kali ini Malven membawa bingkisan sesuai pesanannya, dan juga sebagai tanda terima kasih.

"Kau benar-benar ke sini lagi, Malven?" Gala tersenyum tipis setelah menerima bingkisan itu.

"Bagaimana saya melupakan orang seperti Anda yang sudah banyak membantuku," balas Malven.

"Bahkan saya tidak berbuat apa-apa," sahut Gala.

"Tunggu beberapa minggu, saya akan membebaskanmu atas tuduhan ini. Anda mau sidang kedua, kan?" Malven mengunci pandangannya mengarah ke Gala, meyakinkannya dan berharap Gala menyetujui penawaran Malven.

"Bagaimana itu bisa terjadi? Lupakanlah, saya tahu kamu ini orang baik. Namun percuma saja ... saya tidak lagi mempunyai pengacara dan bukti, "kata Gala yang pasrah menerima nasib ini. Kepalanya menunduk hendak menangis, tetapi dipaksakan untuk tersenyum.

"Tenanglah. Saya akan carikan pengacara, masalah bukti biar saya yang urus. Saya pastikan papah mau menerima hukuman, jika tidak ... saya sendiri yang akan membunuhnya." Pikiran Malven masih dipenuhi emosi. Bagaimanapun juga, Arion bersalah. Tidak peduli papahnya atau orang lain.

"Saya tidak yakin, tapi saya berharap bebas agar bisa berkumpul lagi dengan keluarga, membersihkan namaku dan membalikkan kepercayaan pada keluargaku." Gala tersenyum agak lebar.

Malven melihat secercah cahaya dari wajah Gala. Betapa senangnya dia mendengar kebebasan itu padahal belum pasti terjadi.

"Saya akan ke Amerika untuk menyelesaikan tugas di sana. Jika sudah selesai, saya kembali ke sini untuk membebaskan Anda," kata Malven yang diangguki Gala.

Malven pergi dengan senyum tipis, tangannya dimasukkan ke saku celana, dan segera menuju mobilnya. Malven sengaja tidak memberitahu Gerry dirinya akan ke Amerika hari ini. Ia takut rencana Gerry selanjutnya akan dipercepat.

Saat sudah berada di pesawat, Malven menyiapkan jawaban yang kira-kira akan Gerry tanyakan. Ia tak ingin Gerry curiga apalagi membuat masalah semakin besar. Malven mengirimkan sebuah pesan pada Gerry, menanyakan Meisha yang katanya masih sakit. Hal itu dijadikan alasan Malven pulang lebih cepat nantinya.

***

Malven memasuki lift menuju apartemennya. Meyakinkan diri untuk bersikap setenang mungkin seolah tidak tahu apa-apa. Perutnya berbunyi, ia memeganginya padahal tidak merasa lapar sedikit pun, lalu menepuk perutnya tiga kali.

Ia mulai memasuki apartemennya, sorot mata itu langsung tertuju pada sampah yang berserakan. Gelas di mana-mana, TV masih dalam keadaan menyala padahal tidak ada orang, kulit pisang di lantai dan di bawah meja, gigitan pir di atas meja yang sudah berubah warna ... sungguh menjijikan.

"GERRY!" teriak Malven yang syok melihat apartemen miliknya kotor dan berantakan.

Gerry yang berada di dapur langsung berlari menuju sumber suara. Dirinya dibuat kaget karena kedatangan Malven secara tiba-tiba itu. Matanya melebar, menggaruk kepalanya yang bingung ingin mengatakan apa. Sedangkan Meisha mengintip dari balik pintu kamar yang juga merasa terkejut dan gemetar mendengar teriakan Malven.

VIRULEN (END)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang