"Simpel saja. Jika kau berhasil membunuh ketua Shadow ... maka hidupmu akan lama. Namun, jika kau gagal melakukannya ... em, tinggal tulis wasiatmu di kertas.
"Ketua Shadow? Siapa itu?" tanya Malven dengan napas yang tersenggal-senggal.
"Ketua Shadow ... dia adalah ...."
•
•
•
•Malven meremas celananya erat. Ternyata benar yang dikatakan pejalan kaki tadi, Sean bukan orang baik.
"Dia adalah Zea," titah Sean. "Tapi saya tidak yakin denganmu. Saya tahu badanmu begitu bagus, memukau ... tapi orang lemah sepertimu tidak mungkin bisa membunuh dia yang licik itu," lanjut Sean.
"Siapa Zea yang kau maksud?" tanya Malven.
Sean mengambilkan fotonya. Deg! Itu kakaknya Gerry! Malven paham betul wajahnya. Bagaimana bisa perempuan lemah lembut seperti dia jadi ketua Shadow?
"KAK ZEA!" seru Malven mendelik ke arahnya.
"Kau anak Arion, 'kan?" Sean mendekatinya lagi.
"Anda bilang tidak mengenal saya." Malven menghentikan langkah mundurnya, meraba meja yang sudah mentok di ujung dinding.
"Bagaimana saya tidak mengenalmu, Malven Arion. Anak sah dari Arion hahahaa ... saya hanya ingin membuatmu nyaman terlebih dahulu tanpa kekhawatiran ataupun ketakutan." Sean menarik sudut bibirnya miring. Memegang rahangnya yang mengeras.
"Zea bukan ketua Shadow, dia hanya orang biasa!" Malven memberitahu.
"Umurku sudah 45 tahun, artinya saya lebih tahu daripada kau, anak muda. Mau mencoba membunuhnya atau pasrah di dalam panci?"
"Kenapa Anda tahu bahwa Zea ketuanya? Apa buktinya? Saya tidak pernah membunuh orang!" kata Malven yang tertekan.
"Kau lupa Malven? Saya memantaunya dari kejauhan dengan beberapa mata-mata di sana. Saya juga mau mengingatkan, kau pernah membunuh seseorang kan? Bagaimana rasanya, Malven, kau menikmatinya kan?"
"It-itu ... itu hanya kecelakaan saja!" Malven tidak mengakui, memorinya masih buruk akan hal itu. "Kenapa bukan Anda saja yang membunuh Zea dengan tanganmu sendiri agar lebih puas!" Beraninya Malven menyuruh Sean yang membuatnya semakin marah.
"Jika saya bisa, tentu saya sudah membunuhnya."
"Kenapa tidak bisa?!"
"Dia sangat licik. Salah satu langkah saja akibatnya akan fatal. Dia memang perempuan, tapi otaknya entah terbuat dari apa hingga memikirkan cara-cara yang biadab. Rencanaku gagal berkali-kali hingga suruhanku harus mati ditangannya. Jika kau berhasil membunuhnya, maka akan kumaafkan skandal ayahmu!"
Malven masih tidak percaya dengan kata-kata Sean. Apa mungkin Arvan itu Gerry? Malven masih memikirkannya.
"Ya, saya akan membunuhnya dengan tanganku sendiri," kata Malven yakin padahal dirinya ketakutan. Untuk sekarang dia hanya memikirkan bagaimana keluar dari rumah itu dengan selamat.
"Kuberi waktu 1 bulan. Jika lebih dari itu, siap-siap saja dagingmu akan jadi santapan lezatku. Ya sudah, segeralah pergi dari sini sebelum saya berubah pikiran. Saya akan menyiapkan pisau yang tepat untuk menebas lehermu esok." Sean membukakan pintu. Saat itulah Malven lari terbirit-birit sembari memegang dadanya yang sudah sesak untuk bernapas.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIRULEN (END)✔️
Mystery / ThrillerMalven Arion, Mahasiswa S2 di Harvard University. Ia mengalami banyak kejadian aneh setelah kepulangannya ke Kanada. Ia juga diperintah oleh ayahnya untuk mengusut kematian istrinya, atau ibu Malven sendiri. Awalnya Malven menolak karena melibatkan...