Part 4 || Berpikir Kritis

83 21 23
                                    

JANGAN LUPA VOTE! KOMEN!

.
.
.
.

Saat menuju kamarnya sendiri, Malven lupa akan arahnya. Kenapa bisa lupa? Bertahun-tahun Malven di Amerika pun letaknya sudah berubah, tidak seperti dulu lagi.

"Heh, Pak, Om, Mas, Kak, atau apalah dirimu. Tolong antarkan saya ke kamar, saya lupa arahnya." Sembari menunjuk-nunjuk ke orang yang berbaju biru dongker di sudut ruangan.

"Terima kasih," ucap Malven pada anak buah papahnya.

Dilemparnya tubuh Malven di kasur king size, perasaan lelah tak mampu tertahankan lagi, ditambah beban yang baru saya diterima. Gerry, yang mulanya tertidur pulas pun terbangun.

"Gue ngantuk banget, Vin. Pelan-pelan kenapa sih," lirih Gerry.

"Lo kira lo doang apa? Gue juga capek, ngantuk, laper." Malven menyimpan foto Meisha di nakas.

"Apa itu?" tanya Gerry yang penasaran.

"Foto."

"Oh!"

"Baju lo mana?"

"Udah gue tata di lemari lo, hehe ..." Gerry cengengesan tak berdosa.

"Rapikan lagi, besok kita kembali ke habitat."

"Hah! Serius? Besok? Besok sok sok sok? Ke Amerika? Kita ... kita, kita ngga liburan? Nggak jalan-jalan? Nggak refreshing? Nggak--"

"Nggak!" pungkas Malen tegas.

"Tap--tapi kenapa?" Gerry kebingungan dan belum pulih nyawanya.

"Nyesel gue ke sini, gue disuruh bunuh anak orang." Malven, terang-terangan pada Gerry.

"Gila?! Lo masih waras kan? Lo nggak ikut gangguan jiwa kan? Lo diracuni apa sama bokap lo? Dan alesan terkuat lo apa? Lo yakin? Lo sehat kan?" Gerry menepuk-nepuk pipi Malven berulang kali dengan pertanyan beruntun.

"Gue bingung jelasin dari mana, intinya dia yang ngebunuh nyokap gue." Malven memegang pelipisnya.

"Cewek? Parah sih!"

"Hooh, tapi ibunya sih, bukan Meisha." Mendengar nama itu, Gerry sekilas mengetahui, tapi untuk meyakinkan pikiran dan tebakannya, Gerry bertanya siapa gadis itu.

"Foto yang tadi bukan? Gue mau liat." Gerry bangkit dari kasur, tangannya sibuk mengacak-ngacak isi nakas. Setelah ditemukan foto Meisha, Gerry terdiam. Wah, bener kan Meisha Eska. Mana mungkin gue setuju kalo Malven bunuh lo, Meish, gue deketin lo aja belum sanggup, gue tembak lo aja belum berani, gue pacaran sama lo aja belum kesampaian, ucap Gerry dalam hati dengan menaikkan bibirnya.

"Lo kenal?" tanya Malven.

"Nggak!" jawab Gerry dengan cepat, padahal dia tau dan pernah bertemu dengannya. Gerry sengaja tidak memberitahu Malven, dia ingin mengikuti alur yang telah dibuat Malven.

Apakah Gerry akan mengkhianati Malven? Mari kita lanjutkan hihihiii ...

Gerry menatap Malven dan foto Meisha secara bergantian, tatapan mengintimidasi, dan juga penuh misteri. Menggeleng-gelengkan kepalanya pelan dan ....

VIRULEN (END)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang