Part 33 || Ancaman

21 6 0
                                    

Mereka bertiga saling terdiam dan menatap secara bergantian. Masing-masing dari mereka memikirkan hal yang melintas di pikirannya. Sayang sekali jika makanan yang tersedia di meja itu menjadi saksi dari kecurigaan ketiga remaja yang sedang menganalisis satu sama lain. Sudah lebih dari lima belas menit makanan itu terabaikan oleh mereka.

Tiba-tiba Malven berdiri dan spontan langsung mendapatkan tatapan tajam dari dua manusia yang masih duduk itu.

"Mau ke kampus," ucap Malven-mengambil ponsel serta kunci mobil yang ada di atas meja.

"Nggak sarapan?" sahut Meisha.

"Baju lo?" tambah Gerry.

"Ekhem ...." Malven berdeham sembari melihat diri sendiri. "Ganti baju di rumah aja, sekalian ada barang yang ketinggalan. Selamat sarapan, gue pamit." Malven meninggalkan apartemen itu dengan emosi yang terkontrol.

Sesampainya di rumah, Malven memasak sendiri sesuai bahan yang ia beli beberapa jam yang lalu. Malven beralasan segera ke kampus karena untuk menghindar dari Gerry terlebih dahulu. Walau menjadi ancaman lantaran Meisha masih di apartemen, tetapi ia memercayai Meisha sepenuhnya.

Saat sedang memasak, ponselnya bergetar lalu dengan segera Malven mengeceknya.

"Kenavo," ucap Malven setelah melihat surel dari Kevano.

Malven mematikan kompor agar lebih tenang saat membaca informasi dari Kevano. Tertulis nama Meisha Eska Lovata dengan kelahiran di Indonesia.

"Meisha asli orang Indonesia, dan dia ke Amerika cuma buat kuliah doang," gumam Malven yang sedikit terkejut. "Dunia luas, tetapi ini bukanlah suatu kebetulan," imbuhnya.

Malven duduk sembari menyangga dagunya. "Pantas saja wajah Meisha tidak menunjukkan ke-Indonesiaannya. Ternyata ayahnya orang Amerika."

Melihat biodata Meisha itu, Malven jadi teringat saat dirinya dikirim ke Indonesia oleh ibunya. Saat itu Malven berumur 12 tahun dan beberapa bulan lagi memasuki usia 13 tahun. Saat itu juga Malven sekolah SMP dan SMA di Indonesia, serta tinggal bersama neneknya.

Gresia, ibu Malven adalah orang Indonesia yang memutuskan menikah dengan Arion di Kanada. Gresia sengaja menyekolahkan Malven di Indonesia dengan tujuan agar Malven tidak menyaksikan perseteruan orangtuanya. Gresia tidak sanggup jujur pada Malven bahwa ayahnya selingkuh. Oleh karena itu, dengan berat hati Malven dipisahkan oleh mereka.

Suara gonggongan anjing dari rumah tetangganya memecah lamunan Malven. Ia menampar pipinya sendiri untuk menyadarkan diri. Kemudian, melanjutkan memasak lalu pergi ke kampus.

***

"Hal apa yang lo ketahui saat gue nggak ada di sini?" tanya Gerry pada Meisha setelah mereka selesai sarapan.

"Lo mau gue ngomong apaan?" tanya balik Meisha.

"Apa pun yang lo tahu. Cepat katakan!" Gerry tidak sabar mendengar pernyataan dari Meisha itu.

"Ayah lo sakit?" tanya Meisha.

"Heem," singkatnya.

"Gue rasa Malven tidak percaya dengan itu. Dia juga mulai curiga sama lo sampai-sampai Malven minta bantuan temannya yang bernama Kevano untuk menyelidiki lo," kata Meisha.

"Kevano?"

Meisha ngangguk cepat. Ia berdiri-melangkah menjauhi meja makan yang diikuti Gerry di belakangnya.

"Lo masih dipihak gue kan?" tanya Gerry memastikan.

"Gue bingung, Ger. Gue udah terlanjur suka sama Malven. Dia baik, perhatian, peduli, dan-"

VIRULEN (END)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang