Part 17 || Ke Kantor Polisi

36 10 11
                                    

In Canada

Malven tiba di Kanada, dia tidak ke rumah Arion. Dia menginap di apartemen, bahkan tidak memberitahukan dirinya pulang ke Kanada.

Laptop hitamnya selalu menemani Malven, dia mencari informasi di internet mengenai pembunuhan ibunya. Namun, dia tidak menemukan yang dia cari. Akhirnya dia ke kantor polisi ... berharap mereka akan memberikan bukti-bukti atau informasi.

Tiba-tiba Malven ditelpon Arion. Dia langsung mengangkatnya.

"Halo, ada apa?"
tanya Malven.

"Kenapa kau pulang ke Kanada
tidak bilang sama papah?
Papah bisa menjumputmu
di bandara," ucap Arion santai.

"Kenapa papah bisa tau?"
Malven bingung.

"Malven, Malven ...
kau sedang apa di sini?
Kau mau berdamai dengan
papah kan? Kenapa tidak
kembali ke rumah ..."

"Jangan harap!" singkatnya
dengan amarah.

"Kenapa kau sendirian?"

Malven mematikan telponnya, merasa pembicaraan ini tidak berguna sama sekali ... malah membuatnya emosi.

Malven menghela napas panjang sebelum masuk ke kantor polisi.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya sopan polisi itu.

"Saya ingin mengecek informasi atas kasus pembunuhan Ibu Gresia, 4 tahun lalu, tepatnya 11 Maret. Yang mayatnya ada di alamat rumah ini." Malven menjelaskan sekaligus menunjukkan alamatnya yang ada di HP.

"Sebentar, ya." Polisi itu mengecek data juga barang bukti yang ditemukan.

Malven tidak bisa tenang, matanya terus mengikuti pergerakan polisi.

"Ini pisau yang digunakan pelaku, pisau ini sangat unik dan tidak sembarang orang mempunyainya. Setelah kami selidiki, pisau ini dibuat khusus oleh kelompok/organisasi kejahatan. Jangan khawatir, pelaku sudah dalam tahanan ... satu tahun lagi akan menjalani eksekusi mati," urai Polisi.

Pelakunya ditahan? Lalu yang kubunuh waktu itu? batin Malven yang masih bertanya-tanya dan belum mengerti.

"Ada lagi?" tanya Malven penasaran.

"Ada bekas garis di lehernya, serta luka lebam di tangan kanan dan kirinya ... korban berusaha melawan, tapi pada akhirnya tidak bisa menyelamatkan diri. Ini kain yang digunakan pelaku." Polisi itu menunjukkan kain merah dengan panjang 45 cm.

Berbeda sekali dengan yang diceritakan Landirzan, ucapnya dalam hati.

"Bisakah saya bertemu dengan pelaku? Saya anak korban dari pembunuhan itu."

"Baik, mari saya antar." Polisi itu mengantarkan Malven menemui pelaku yang dibicarakan barusan.

Malven duduk di hadapannya. Dia melihat wajah-wajah ketakutan dan tak berdosa.

"Apa kau benar pelaku pembunuh mamahku, Gresia?"

Dia terdiam, tidak menjawah pertanyaan yang diajukan Malven.

"Cepat katakan! Apa benar kau pelakunya?! Malven emosi, dia menggebrak meja sedikit keras.

"Jika saya katakan padamu, apa kau akan percaya?" Dia bertanya balik pada Malven.

"Ya, saya akan memercayaimu. Katakan dengan jujur!"

"Baiklah." Dia menghela napas panjang untuk menenangkan pikirannya. "Jika dibilang saya pelaku, saya tidak ada bukti pembelaan. Sebenarnya saya sama seperti Gresia ... korban. Saya bekerja selama 15 tahun di rumah Arion sebagai supir pribadinya. Saya sangat setia dan tidak pernah membocorkan hal buruk atau rahasia Arion pada siapa pun. Namun, kali ini ... saya kira kau harus tau sebagai anaknya. Arion adalah anggota Shadow, dia berperan sebagai ketua. Namun, dia bukan ketua yang sebenarnya. Ketua yang sebenarnya jarang muncul, dia selalu menggunakan topeng. Dibagian dekat matanya ada gambar kuda laut."

VIRULEN (END)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang