Anvayz segera pergi ke lantai pertama, bel sudah berbunyi menandakan tibanya jam pelajaran kedua. Mau tidak mau dia kembali memasuki lorong rahasia agar setidaknya menghemat sedikit waktu. Dua menit dan akhirnya sampai, Anvayz menormalkan pernapasannya sebelum mengetuk pintu.
"Masuk!" seru suara berat dari dalam.
Anvayz membuka pintu dengan gugup, dia melihat Professor Rickman tersenyum membuat Anvayz memaksakan senyum kecil. "Maaf atas keterlambatanku, Sir."
Rickman mengangguk, "Kita akan membahas itu nanti, aku ingin melanjutkan kelas."
"Baik, terima kasih, Sir." kata Anvayz, masih gugup. Lagi-lagi dia duduk di sebelah Harry karena Ron dan Hermione duduk bersama.
"Nah, sekarang kau terlambat karena apa?" tanya Harry menuntut.
"Professor Lupin memberiku sarapan, dia tidak akan mengizinkanku keluar jika aku tidak menghabiskan sarapan yang dia sediakan." bisik Anvayz.
Harry menggelengkan kepalanya, "Siapa suruh kesiangan."
"Berisik." balas Anvayz jengah, Harry ingin membuka suara lagi namun dipotong oleh Professor Rickman.
"Good morning, Class!"
"Morning, Sir."
"Well, karena ini hari pertamaku mengajar, aku ingin memberi kalian dua pilihan. Pertama, kita akan berkenalan lebih dekat. Kedua, kita akan langsung memulai pelajaran." kata Rickman ceria, sangat berkebalikan dengan Snape.
"Berkenalan lebih dekat!" seru murid-murid, klasik.
Rickman tertawa kecil, "Baik."
Astaga, tawanya. Batin Anvayz.
"Oke, dimulai dariku. Namaku Alan Rickman jika dalam akte Muggle, atau jika menurut akte sihirku namaku adalah Alan Snape. Aku besar dan tinggal di New York, Amerika Serikat. Saudara kandung yang ku punya satu-satunya hanyalah Professor Snape. Aku bersekolah sihir di Ilvermorny dan masuk ke asrama Horned Serpent, bisa dibilang Slytherin versi sekolah itu."
"Mengapa anda tinggal di Amerika, Sir?" tanya Harry.
"Aku tinggal bersama bibiku, karena alasan pribadi. Lalu setelah lulus dari Ilvermorny aku berkuliah di Chelsea College of Art and Design, dan kemudian mengambil sekolah drama di Royal College of Art."
"Mengapa banyak sekali pendidikan yang anda tempuh? Dan mengapa memilih untuk berbaur di dunia Muggle?" tanya Dean.
"Mudahnya, aku suka seni, dan aku cinta theater Muggle."
"Mengapa warna rambut dan matamu berbeda dengan milik Professor Snape?" tanya Anvayz sebelum dia bisa menahannya.
Rickman menyeringai sambil menaikkan satu alisnya, "Mengapa dari banyaknya pertanyaan kau malah menanyakan hal itu?"
Pipi Anvayz perlahan berubah menjadi merah, dia menjadi gugup. "Ha-hanya bertanya? Kakak kembarku benar-benar identik."
"Warna rambut dan mataku mengikuti warna ayahku, sedangkan warna rambut dan mata Professor Snape mengikuti warna ibuku."
"Oh," balas Anvayz malu.
"Berarti anda adalah mudb—"
"Tinggal dan hidup di dunia Muggle bukan berarti aku adalah kelahiran Muggle," potong Rickman kepada salah satu murid Hufflepuff darah murni yang genit, sama sekali tidak melambangkan kepribadian rumahnya.
"Dan aku sangat tidak suka jika muridku mengolok-olok kelahiran Muggle dengan panggilan yang kejam kepada mereka, ingat itu baik-baik, Nona." kata Rickman tajam, suaranya berubah menjadi nada peringatan membuat para murid menegup ludahnya dengan paksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins - SSxOCxAR
RomanceApa jadinya jika Severus Snape; Professor yang mendapat julukan terdingin, tergalak, terkejam dan tak berperasaan di Hogwarts mempunyai saudara kembar yang memiliki sifat berkebalikan? Bagaimana perasaan Anvayz kepada Severus Snape selama dua tahun...