Anvayz berjalan menuju Lapangan Quidditch dengan tergesa-gesa, dia hampir tidak memperhatikan jalan karena tiba-tiba menabrak seseorang. Membuat bokongnya mencium lantai batu yang dingin.
Anvayz mendongak untuk mencari tahu siap yang dia tabrak, gadis itu menelan gumpalan yang terbentuk di tenggorokan dengan paksa.
Severus Snape, berdiri menjulang dengan sikap mengintimidasi di sana, memandang Anvayz dengan tampang arogan lewat hidung bengkoknya yang agung.
Anvayz segera bangkit dari sana dan membersihkan debu, tidak berani menatap mata pria itu. "Maaf, aku sedang terburu-buru."
"Kurasa lain kali kau harus memfungsikan matamu dengan baik." balas Snape dingin.
"Aku sudah minta maaf, aku harus Pergi." balas Anvayz masih tertunduk.
Snape mencengkram dagu Anvayz cukup keras sehingga membuatnya meringis, dia memaksakan pandangan Anvayz ke arahnya. "Tatap lawan bicaramu, Axlvy."
Anvayz ingin melepaskan cengkraman Snape di dagunya, namun pria itu malah semakin menahannya. "S-sakit." gumam Anvayz meringis.
Snape langsung melepas cengkeramannya, membuat Anvayz bernapas lega. "Potong tiga puluh poin dari Gryffindor karena menabrakku dan tidak menghormati guru."
Anvayz langsung membulatkan matanya, "Tiga puluh?!"
"Potong dua puluh lagi karena protes."
"Aku tidak—" ucapan Anvayz terpotong kala Snape berjalan begitu saja melewatinya. Gadis itu mengedipkan mata beberapa kali sebelum kembali bergegas ke lapangan Quidditch.
Sesampainya di lokasi, Anvayz melambai kepada Harry yang sedang terbang untuk menandakan bahwa dia sudah sampai. Harry yang melihat itu langsung turun menuju Anvayz.
"Nah, ada apa?" tanya Anvayz saat Harry sudah mendarat.
"Latihan Quidditch, bodoh. Kau lupa?"
"Hah?!"
Harry memutar bola matanya, "Akhir Oktober kau iseng mengadu denganku sebagai Seeker, dan aku melihat kemampuanmu. Kita sudah sepakat bahwa kau akan menjadi Seeker cadangan atau Chaser tetap."
Anvayz mengusap wajahnya frustasi, "Sial, aku lupa."
"Kau terlalu sering bersama Professor Rickman, begitulah." sinis Harry.
"Tidak!"
"Tidak usah mengelak, Anvayz." tegas Harry, "Sekarang, ganti bajumu dengan seragam Quidditch dan bergabung dengan kami."
"Demi Merlin, jangan sekarang."
"Awal Desember sudah tanding melawan Slytherin."
"Sialan! Dan kau baru memberitahunya kepadaku sekarang?!"
Harry mengangkat bahu, "Bukan salahku, kau selalu sulit ditemui."
Anvayz menggeleng, "Aku tidak mau."
"Apa?!"
"Aku tidak mau. Menjadi pemain Quidditch berarti aku akan berlatih, jika aku berlatih maka aku menghabiskan waktu, dan jika aku menghabiskan waktu maka jadwal tidurku berukurang. Tidak, aku tidak mau. Tidur adalah emas."
"Kau sudah menjadi tim!"
"Tidak, kau sudah menjadi Seeker—"
"Kau Chaser tetap!" potong Harry.
"Ada Angelina Jhonson, tim akan pas."
"Dia Chaser cadangan—"
"Maka buat dia menjadi Chaser tetap, tahun lalu pun dia Chaser tetap."

KAMU SEDANG MEMBACA
Twins - SSxOCxAR
RomantizmApa jadinya jika Severus Snape; Professor yang mendapat julukan terdingin, tergalak, terkejam dan tak berperasaan di Hogwarts mempunyai saudara kembar yang memiliki sifat berkebalikan? Bagaimana perasaan Anvayz kepada Severus Snape selama dua tahun...