09 - Karya Muggle

370 72 79
                                    

Alan memasuki kelas Telaah Muggle dengan senyum ramah yang biasa tersungging tepat saat bell berbunyi, para murid sudah duduk rapi di kursi masing-masing.

Anvayz dan Harry mendapati meja satu-satunya di belakang, tidak ada meja lain di sisinya. Sedangkan Ron dan Hermione duduk tepat di depan mereka.

Berjalan ke belakang kelas, tepat di belakang Anvayz duduk, Alan meraih dan menyalakan proyektor dengan ketukan tongkat sihirnya. Semua murid mengikuti arah pandangnya.

"Setelah kemarin membahas tentang teknologi Muggle yang dinamakan Televisi, kali ini aku akan membahas lebih dalam tentang isinya." Alan mulai berbicara.

"Jika dalam dunia sihir, kita mengenal foto yang dapat bergerak dengan Photograph Potion sebagai pemicunya. Sedangkan bagaimana Muggle membuat gambar dapat bergerak lebih lama? Bahkan dapat mengeluarkan suara?"

"Itu dinamakan dengan video, Muggle membuat video dengan teknologi yang dinamakan kamera. Mungkin kalian tidak asing dengan kamera, namun kamera ini berbeda. Ada yang besar, ada yang kecil. Sedangkan video berdurasi lama yang memiliki konsep cerita dan ditampilkan ke layar lebar disebut dengan film. Biasanya dalam pembuatan film para Muggle membutuhkan kamera yang besar. Kita dapat melihatnya di depan." Alan mengetuk tongkatnya lagi, dan proyektor itu berganti gambar menjadi macam-macam kamera.

Ada salah satu pria Gryffindor mengangkat tangan, "Sir, apa bedanya kamera yang besar dengan yang kecil?"

"Biasanya, kamera yang besar digunakan karena lebih canggih dan kualitas gambar yang dihasilkan akan lebih jernih."

Para murid-murid memasang tampang bingung di wajah mereka, Alan kembali membuka suara.

"Aku akan memberikan kalian satu film untuk ditonton, namun kalian harus mengikuti peraturan."

"Baik, Sir."

Alan melirik sedikit ke arah Anvayz, membuat gadis itu mengernyit heran. "Pertama, dilarang menoleh ke kanan-kiri atau ke depan-belakang, hanya fokus saja ke layar. Kedua, jika ada pertanyaan maka bisa kalian tanyakan saat filmnya sudah berakhir. Ketiga, jika ada yang menoleh atau membuka suara maka akan kukurangi poin asramanya."

Para murid mengangguk dan mulai menghadap ke depan; layar, Alan menyeringai.

"Untuk mengurangi keterkejutan kalian; sebelum menjadi Professor, aku adalah aktor di dunia muggle. Jadi aku akan memberikan film yang aku perankan pertama kali. Ingat, aku di film dan di dunia nyata sangat berbeda, jadi kalian tidak bisa menilaiku dengan itu."

Beberapa murid ada yang menggumamkan kekaguman dan keterkejutan, tak terkecuali Anvayz yang menganga lebar dan berusaha untuk tidak menoleh ke belakang.

Alan menahan kekehan, berjalan menuju Harry dan Anvayz. "Harry, bisakah kau duduk dengan Ron dan Hermione sedangkan aku duduk di tempatmu?" katanya sambil menepuk bahu Harry.

Harry mengangguk, mengumpulkan barang-barangnya dan berdiri, bergabung dengan Ron dan Hermione yang duduk di depannya.

"Professor, mengapa anda tidak duduk di sebelahku saja daripada duduk bersama dia? Aku bisa menyuruh Sarah untuk duduk di tempat lain." kata anak Hufflepuff yang genit itu lagi, dia menoleh ke belakang setelah mendengar perkataan Alan.

Anvayz hanya memutar matanya, sedangkan Alan menatapnya dengan pandangan tegas. "Duduknya aku di mana pun bukan menjadi urusanmu, Nona. Sepuluh poin dari Hufflepuff karena melanggar aturan."

Para Hufflepuff mengerang dan menatap gadis itu dengan pandangan tajam, sedangkan gadis itu malah menatap Anvayz dengan kesal sebelum kembali menghadap ke depan.

Twins - SSxOCxARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang