07 - Pertengkaran

358 72 56
                                    

Setiap hari berjalan dengan sangat menyakitkan bagi siapapun yang merasakannya. Anvayz terbaring lemah, tidak kuat bergerak walau hanya membuka kelopak mata.

Demam Anvayz sudah menurun, namun tidak membuat gadis itu tersadar. Sebenarnya, Anvayz bisa merasakan seseorang menyentuhnya. Entah memegang kening atau menggenggam tangannya. Diapun bisa mendengar seseorang berbicara, walaupun terasa sangat jauh.

Kadang kala ada yang menggenggam tangannya dan membisikkannya sesuatu yang membuatnya merasa aman walaupun Anvayz ragu siapa itu, kadang pula ada yang hanya memegang tangannya tanpa mengucapkan sepatah katapun. Anvayz tidak yakin siapa orang-orang itu walaupun jiwa di dalam tubuhnya menjerit meyakinkan.

Tiba-tiba dia menemukan setitik cahaya, Anvayz mengejar cahaya itu yang semakin lama semakin menjauh, berusaha meraihnya dengan segenap kekuatan yang dia punya. Lama-lama dia menyerah, cahaya itu seperti tidak ingin dikejar olehnya.

Tolong bangun, Anvayz. Aku merindukanmu.

Dua suara menggema di sekelilingnya, yang satu dengan nada putus asa, yang satu lagi dengan nada menyesal. Entah siapa yang putus asa dan siapa yang menyesal, Anvayz tidak bisa meyakinkan siapa itu.

Akhirnya dia kembali berusaha, mencari jalan keluar dari pikirannya sendiri. Suara dan cahaya semakin lama semakin membesar, membuat Anvayz berlari sekencang mungkin. Akhirnya, cahaya yang sangat terang menyilaukan matanya, membuatnya berkedip beberapa kali dan membuka matanya.

"Anvayz?!" seru seseorang, Anvayz tidak bisa melihatnya, pandangannya masih kabur. "Madam Pomfrey, Anvayz sadar!"

Anvayz merasa dirinya sedang diperiksa, namun dia hanya fokus mengembalikan penglihatannya. Akhirnya dia melihat Heus di sana.

"Di mana Zeus?" bisik Anvayz, suaranya sangat serak.

"Astaga, Vay. Aku di sini dan yang kau cari adalah Zeus?" tanya Heus tak percaya.

"Biasanya kalian selalu berdua, bodoh."

"Zeus mengabari Dad jika kau sudah siuman."

Anvayz langsung terduduk, namun mengerang karena tenaganya yang hampir tidak ada. Heus membantunya kembali tidur. "Ada Dad?"

Heus mengangguk, "Ya, dia baru saja di sini beberapa jam yang lalu. Dia ingin menjengukmu namun dipanggil oleh Dumbledore karena keonaran kami, alhasil dia harus menghadap dahulu."

Anvayz mengangguk, memejamkan matanya kembali.

"Anvayz?"

Anvayz kembali membuka matanya dan tersenyum kecil, "Halo, Dad."

"Mengapa setiap tahun kau selalu membuat Dad khawatir?"

Anvayz mengangkat bahunya, "Entahlah, Dad. Aku tidak pernah mengharapkannya juga."

Arxeuz menghembuskan napas pelan dan membungkuk untuk mencium kening putrinya, "Cepat sembuh."

"Pasti."

"Dad, kami harus pergi dahulu, masih ada kelas." kata Heus dan Zeus, Arxeuz mengangguk memberi izin pergi kepada mereka.

Arxeuz duduk di kursi sebelah Anvayz, mengambil makanan yang diberikan Madam Pomfrey kepadanya. Dia membantu Anvayz untuk duduk dan bersandar pada headboard. "Kakak-kakakmu membuat ulah lagi." katanya, sambil memberikan suapan pertama.

"Aku tahu."

"Mereka meledakkan kuali ramuannya dan menyebabkan lima orang terkena bisul." Arxeuz memberikan suapan lagi.

"Tidak heran."

Arxeuz menghembuskan napasnya pelan, "Bagaimana hari-harimu sebelum sakit?"

"Cukup sibuk, aku memiliki banyak tugas yang harus dikerjakan. Dan sepertinya tugasku semakin bertambah karena aku di sini."

Twins - SSxOCxARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang