22 - Tarian dan Pengakuan

291 64 11
                                    

"Tidak masalah, dia tidak akan keberatan." Potong Alan, mengulurkan tangan untuk diambil olehnya.

Anvayz tersenyum dan menerima tangan Alan, membuat pria itu juga tersenyum dan menuntun Anvayz ke tengah lantai dansa. Ruangan itu lebih kosong dari sebelumnya, ditambah banyak murid yang mabuk membuat mereka lupa besok pagi dengan apa yang terjadi malam ini.

Alan meletakkan satu tangan Anvayz di pundaknya, lalu dia meminta izin Anvayz untuk meletakkan tangannya di pinggang gadis itu.

Anvayz tersenyum mengizinkan, kemudian Alan dengan lembut merengkuh pinggangnya dengan satu tangan dan menariknya untuk lebih dekat.

Entah bagaimana, musik lambat kembali bermain, namun dengan suara yang lebih tenang dari sebelumnya, membuat tarian mereka dimulai dengan lambat dan penuh dengan euforia.

Kepala Anvayz bersandar di dada pria itu, bergerak mengikuti gerakan Alan yang tenang, detak jantungnya yang berdegup keras membuat gadis itu lebih tenggelam ke dalamnya.

"Vay? Ada masalah?" Bisik Alan karena Anvayz sama sekali tidak berbicara, takut dia terlalu jauh.

Anvayz mengangkat kepalanya dan menggeleng dengan lembut, "Tidak. Ini sempurna."

Alan menghela napas lega, genggaman di pinggangnya mengencang membuat mereka semakin dekat jika memungkinkan.

Mata mereka saling terkunci, menyelam dalam lautan hazel dan abu keperakan, seperti memiliki kerinduan yang mendalam.

Pandangan mereka terus seperti itu, tidak pernah lepas sedikit pun. Dunia seakan milik berdua, berdiri di tengah lantai dansa dalam ruangan yang seakan dibuat hanya untuk mereka. Keheningan berlangsung dengan sangat menenangkan.

*****

Di sisi lain, ada yang sudah merencanakan semua ini terjadi. Tidak lain dan tidak bukan adalah Heus dan Zeus, bersembunyi di balik salah satu pohon Natal.

Mereka benar-benar memastikan para murid keluar dari Great Hall tepat saat kedua pasangan itu memulai tarian, hanya menyisakan beberapa orang terdekat Anvayz.

Sepertinya mereka sangat senang karena usaha mereka berjalan dengan lancar, namun ada sedikit hambatan. Saat Anvayz dan Alan berdansa dengan damai dan nampak tak terganggu, ada mata yang memicing ke arah mereka.

Arxeuz menatap pasangan itu dengan pandangan tajam, seakan-akan mereka bisa terbunuh dengan pandangannya, atau lebih tepatnya pria yang sedang bersama putrinya. Lalu Gellert Grindelwald juga melakukan hal yang sama.

Tapi bukan si kembar jika tidak bisa mengatasi masalah, mereka langsung menenangkan ayahnya dan berkata bahwa ini baik-baik saja. Begitu pula dengan Gellert, Dumbledore memastikan bahwa mereka tidak apa-apa.

Setelah tarian dirasa hampir selesai, Heus mengayunkan tongkat dan Zeus bersiul untuk memanggil pasangan yang asik berdansa itu.

*****

Alan dan Anvayz menoleh ke arah suara, melihat Heus dan Zeus menunjuk ke sesuatu di atas mereka.

Segera saja mereka mendongak, terdapat mistletoe sihiran Heus menggantung di atas sana nampak indah dan sempurna.

Alan langsung terkejut dan menatap Anvayz sebelum menoleh ke Heus dan Zeus. "Tidak, guys. ini berlebihan." Ucapnya dengan cukup keras agar mereka mendengarnya dari kejauhan.

Memang, mereka pernah berciuman. Tapi saat itu keadaannya berada di tempat pribadi dan tidak ditonton oleh orang lain.

Jika ditanya? Alan ingin, sangat ingin. Namun dia sangat menghormati Anvayz. Belum lagi, sejauh yang dia tahu, gadis itu tidak merasakan hal yang sama dengannya. Jelas Alan tidak ingin membuat keputusan bodoh yang membuat Anvayz menjauh.

Twins - SSxOCxARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang